"Genji, ini Reika!" Mendengar ucapan Izaki, Genji dengan cepat berjalan ke tempat Izaki dan Reika. Ia langsung melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki gadis itu. Lalu ia juga melepaskan tali yang mengikat mulut Reika.
Genji menyandarkan tubuh Reika di dadanya. Lalu ia menepuk-nepuk pipi Reika. Ia membuka jaketnya dengan cepat lalu menutupi tubuh Reika yang benar-benar dingin.
"Reika,,Rei,," Genji sedikit menggoyangkan tubuh Reika berharap gadis itu bangun.
"Heii,,Reika! Buka matamu" Reika tak bergerak sama sekali. Genji benar-benar panik.
"Gen,," terdengar suara Reika dengan lirih dan lemah memanggil Genji.
"Kau baik-baik saja?" Genji sedikit legah setelah mendengar Reika memanggilnya. Mata gadis itu juga terbuka sedikit.
"Aku takut.." Tiba-tiba saja tangisan Reika pecah. Genji langsung memeluk tubuh Reika yang lemah.
"Mereka membawa pisau, aku takut" Genji mengelus lembut rambut Reika berusaha menenangkan gadis itu.
"Tenanglah tak ada yang akan menyakitimu, aku disini sayang. Tenanglah" Genji dengan perlahan merubah posisinya lalu mengendong Reika ala koala.
Tapi Reika tidak berhenti menangis.
"Kenapa kau lama sekali? Bagaimana kalau mereka berusaha membunuh ku lagi?"
"Kau aman sekarang sayang, pejamkan matamu." Genji berusaha menenangkan Reika tanpa peduli teman-temannya yang menatap dirinya dan Reika kebingungan. Kenapa Reika bisa setakut itu?
Alasan Reika benar-benar takut saat ini adalah. Dulu, Reika sering kali diculik oleh Rival ayahnya.
Tidak hanya diculik, ia bahkan disiksa dengan dicambuk ataupun dipukuli hingga tak berdaya. Reika yang saat itu masih sangat kecil, benar-benar tidak bisa memberi perlawanan. Kejadian itu terus-menerus berulang beberapa kali hingga ia SMP.
Dan sebelumnya, Genjilah yang selalu menemukannya lebih dulu. Inilah pertama kalinya ia diculik lagi setelah ia dewasa, dan kejadian ini benar-benar membuka masa lalunya yang kelam.
Ia benar-benar ketakutan setengah mati.
"Tokaji!" Serizawa dengan marah menarik Tokaji dan meninjunya dengan kuat hingga Tokaji menabrak tembok dibelakangnya.
"Kau tau sedang apa?" Ujar Serizawa dengan marah.
"Aku melakukannya demi kemenangan kita" ujar Tokaji sambil berusaha berdiri.
"Jangan bodoh!" Serizawa menarik kerah baju Tokaji dan meninjunya sekali lagi, hingga pemuda itu terjatuh ke lantai.
"Aku memilih kepalaku hancur dari pada begini" Serizawa tampak sangat marah. Ia hendak kembali memukul Tokaji tapi teman-temannya lebih dulu menahannya.
"Kami juga ikut melakukannya" ujar Mikami bersaudara.
"Pecundang" Serizawa tidak habis pikir dengan apa yang teman-temannya lakukan. Ia bisa kehilangan dua hal dalam satu kali ulah mereka. Harga dirinya karena menculik perempuan dan juga mereka telah menculik Reika. Kalau pacarnya tau, ini bisa jadi masalah lain.
Setelah beberapa saat berusaha menenangkan Reika. Akhirnya gadis itu terdiam, ia hanya terus memeluk tubuh Genji dengan erat.
Serizawa berbalik dan menatap ke arah anggota GPS yang sudah menatapnya dengan tajam.
"Hanya ada satu hal yang bisa dilakukan sekarang" tatapan tajam Genji dilayangkan pada Serizawa.
"Ya, sepertinya waktunya telah tiba"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend.Genji.
Novela JuvenilReika dan Genji memang menyandang status pacaran. Tapi, cara mereka menjalin hubungan tidak seperti dua pasangan muda yang saling mencintai. Lebih tepatnya mereka yang memilih untuk tidak jujur dengan perasaan masing-masing. "Reika,,, apa kau mencin...