"Bagaimana kencanmu dengan Tokio" bel tanda istirahat pertama baru saja berbunyi. Reika baru punya kesempatan untuk menanyakan Kiyohide soal kencannya dengan Tokio. Pasalnya Kiyohide sering menghindar dan juga susah sekali untuk mengangkat telpon. Reika juga jarang ke sekolah beberapa hari ini.
"Ya begitulah, kami akan pergi ke bioskop akhir pekan ini" jawab Kiyohide sedikit malu-malu.
"Waahhhh selamat, akhirnya temanku ini tidak akan jomblo lagi. Aku kasih tau ya, kau tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa kalau pacaran dengan Tokio dia tampan, baik, kaya, minusnya penyakitan aja sih. Tapi udah di operasi kok" Reika tampak lebih bahagia dibandingkan Kiyohide.
"Reika! Kenapa kau masih disini?!" Entah dari mana gadis ini. Minori menghilang sejak tadi pagi dan muncul dengan wajah panik.
"Apa? Aku? Duduklah" Reika menjawab dengan santai.
"Baka! Kau tau tidak kalau Genji pergi berkelahi dengan Housen sendirian?!" Ternyata inilah alasan Minori begitu panik.
"Genji? Ahh dia sudah gila ya" Reika hanya menggelengkan kepalanya pelan. Ia bahkan tidak tampak khawatir sama sekali.
"Pacarmu bisa mati saat ini Reika,," Minori tak habis pikir dengan Reika yang begitu santai.
"Ayo kita pergi ke Housen. Aku ingin lihat perkelahian mereka" Reika lalu berdiri dan berjalan keluar, ya karena diajak akhirnya teman-temannya juga ikut.
"Kau ini tidak panik sama sekali Rei? Pacarmu..." Tanya Terumi pada Reika.
"Dengar, Suzuran tidak mungkin membiarkan harga diri mereka diinjak-injak oleh musuh besar seperti Housen. Jangan panik"
Setibanya di Housen, benar saja Genji sendirian. Tak nampak satupun siswa Suzuran lain.
"Hentikan dia Reika, Resikonya cukup besar" Ujar Kiyohide sambil menepuk pundak Reika. Tapi Reika dengan santainya berjalan masuk lalu duduk di bangku penonton yang tersedia di sisi lapangan.
Begitu banyak pasang mata siswa Housen tertuju pada lima siswi SMA Perempuan Toarushi itu. Yang mereka pikirkan adalah, berani sekali para siswi ini.
"Gen! Ayah sudah sadar! Cepatlah dan ayo pulang" Genji melirik sekejap ke arah Reika. Walaupun ia menyuruh Genji untuk cepat, di wajahnya penuh dengan ekspresi menantang. Genji hanya tersenyum lalu ia menatap ke depannya.
Begitulah perkelahian diantara Genji dan Housen dimulai.
"Aku sudah minta seorang pelayan untuk membawakan kita snack dan minuman"
Seorang pemuda Housen mendekati Reika dan teman-temannya.
"Suzuran atau Housen?" Reika mengangkat salah satu alisnya kesal.
"Kau mau mengajakku taruhan? Pergi dan berkelahi saja jangan banyak tanya"
"Kau tidak pernah ada di perkelahian Suzuran dan Housen, dua tahun lalu muncul sebagai penegah. Sebelumnya kau selalu ada di Housen lalu menghilang. Dan belakangan sering keluar masuk Suzuran karena pemuda itu ya"
"Zuko, jangan merasa aku mengkhianati Housen. Aku dan pemuda yang kau maksud itu kami punya ikatan yang sangat erat. Bukankah tidak adil kalau aku berdiri di pihak Housen, teman?"
"Pergilah, Housen akan kalah hari ini" Reika menatap penuh kemenangan saat melihat anggota GPS dan juga Serizawa army yang memasuki area lapangan Housen. Perkelahian Housen dan Genji terhenti.
"Sudah ku bilang kan, Suzuran tidak akan membiarkan harga diri mereka diinjak-injak" Reika dengan bangga berbalik dan menatap teman-temannya.
"Ya,,yaa jadi kita hanya akan menonton?" Minori membuka bungkus Snack lalu memakan isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend.Genji.
Teen FictionReika dan Genji memang menyandang status pacaran. Tapi, cara mereka menjalin hubungan tidak seperti dua pasangan muda yang saling mencintai. Lebih tepatnya mereka yang memilih untuk tidak jujur dengan perasaan masing-masing. "Reika,,, apa kau mencin...