"Apa yang sedang kau pikirkan?" Reika menghampiri Genji yang sedang melamun sambil merokok di rooftop Suzuran.
"Maaf" bukannya menjawab pertanyaan Reika, Genji malah meminta maaf.
"Untuk apa?"
"Melanggar perjanjian yang kau buat, padahal kau sudah bersusah payah untuk membujuk mereka untuk membuat perjanjian itu" Genji tampak begitu merasa bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan.
"Baru minta maaf sekarang?! Sudah dari kemarin" Reika menepuk pundak Genji cukup keras.
"Lupakan saja soal rasa bersalah itu, lebih baik kau pikirkan bagaimana cara menyatukan Suzuran dan menghadapi Housen. Housen itu sangat licik, lihat seperti saat ini mereka sudah mulai menyerang kalian secara terpisah" semalam para siswa Suzuran di serang oleh Housen. Tapi dengan cara yang licik, karena para siswa Suzuran sedang tidak berkumpul bersama dan hanya berjalan-jalan dengan kelompok kecil.
Hal itu lebih memudahkan Housen yang melemahkan lawan sebelum harinya tiba.
"Aku sedang berusaha menyatukan mereka, kau tau sendiri ini bukan hal mudah"
"Ya memang bukan hal mudah, semangat" Reika menepuk pundak Genji hendak menyalurkan semangat untuk pemuda itu.
•°•
"Hai, apakah aku terlambat?" Tokio berjalan mendekati Kiyohide yang berdiri menunggunya didepan sebuah toko.
"Tidak sama sekali, aku juga baru sampai" Kiyohide tampak malu-malu saat Tokio tiba.
"
Jadi kemana kita akan pergi hari ini? Kau menemukan tempat bagus?" Tanya Tokio sambil merangkul bahu Kiyohide dengan santai. Sedangkan ia tidak tau kalau gadis yang ia rangkul sedang berusaha mengendalikan dirinya. Jantung Kiyohide berdetak begitu kencang hingga kedua pipinya merah seperti tomat.
"Ya aku sudah menemukan beberapa tempat bagus"
"Wahh baguslah, pasti tempat yang keren. Jadi dimana tempat itu?"
"Lewat sini" mereka lalu mulai berjalan ke tempat yang Kiyohide maksud.
"Tempat apa yang akan kita kunjungi?"
"Tempat yang sangat bagus, coba kau tebak"
"Tidak tidak, aku tidak bisa memikirkan apa-apa" Tokio berusaha berpikir sejenak tapi ia tidak menemukan jawaban apapun dalam pikirannya. Padahal ini mungkin hanya tempat kencan biasa.
"Kau harus memikirkannya"
"Sungguh, katakan saja kau membuatku penasaran"
"Tidak tidak tidak, aku akan memberikan beberapa petunjuk saja. Lalu coba tebak"
"Ide bagus, cepat katakan" entah kenapa ini padahal kencan pertama mereka. Tapi mereka terlihat cukup akrab, apa karena memang kepribadian mereka yang sama-sama suka bergaul?
"Tempat ini akan membuatmu mengingat masa kecil, dan juga pastinya akan nyaman untuk bertukar cerita disana"
"Sabar, tidak mungkin taman bermain kan?"
"Emm bisa dibilang lumayan mirip lah"
"Berarti tempat lain? Langsung katakan saja, aku penasaran"
"Kau akan segera tau"
Mereka berjalan beberapa saat hingga berhenti di lapangan baseball mini. Lebih tepat lapangan baseball koin.
"Kau ingin bermain baseball?" Mata Tokio tampak berbinar. Sudah cukup lama ia tidak main baseball dan ia kira kencan kali ini hanyalah duduk manja di cafe sambil berbincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend.Genji.
JugendliteraturReika dan Genji memang menyandang status pacaran. Tapi, cara mereka menjalin hubungan tidak seperti dua pasangan muda yang saling mencintai. Lebih tepatnya mereka yang memilih untuk tidak jujur dengan perasaan masing-masing. "Reika,,, apa kau mencin...