4 bulan kemudian
Empat bulan sudah aku tinggal satu atap dengan si Eraserhead yang sialnya menjadi ayahku sekarang. Aku baru tahu nama aslinya adalah Aizawa Shouta.
Jadilah aku memanggilnya Aizawa Tousan. Walaupun aku lebih nyaman memanggilnya 'Tukang Ngantuk'.
Selama 4 bulan ini pula, aku meningkatkan latihanku. Mulai dari fisik, penyusunan strategi sampai melatih quirk. Terkadang, si Tuk-ayah juga ikut melatihku.
Dan sekarang sudah harinya. Hari di mana aku mengikuti ujian masuk U.A.
"Bocah! Ingat, ini! Kau harus bisa masuk U.A. atau kau akan berakhir di Tartarus!"
Itu adalah ucapan yang dikatakan oleh Aizawa alias ayahku tadi pagi. Sial, dia mengingatkanku tentang kesepakatan itu lagi.
Jujur saja, empat bulan ini, aku tersiksa dengan sikapnya yang sangat disiplin waktu. Yah, walaupun aku juga sama, tapi dia terlalu maniak!
Contohnya saja saat aku hanya telat 2 menit, dia menghukumku dengan lari keliling rumah sebanyak 10 kali.
Hanya 5 sih, biarlah sedikit pencitraan.
Amat sangat gila! Belum lagi, dia juga menguras tenaga otakku untuk berpikir keras. Benar-benar menyebalkan!
"Kubakar dia nanti! Menyebalkan!" aku menggerutu sepanjang perjalanan ke sekolah. Kenapa tidak bersama Aizawa?
"Cih! Tidak sudi! Lebih baik aku nyeker saja daripada semobil denganmu, Tukang Ngantuk!"
Tidak terlalu kasar, bukan?
Aku masih belum akur dengannya. Entah ini pertanda baik atau buruk. Lagipula, aku bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan orang lain.
Hah~ ini tetap saja, menyebalkan.
Aku mendudukkan diri di bangku seminar ujian. Di depan sana, ada Present Mic yang menjelaskan aturan-aturan di ujian praktik nanti.
Aku menatap kartu ujian.
Area C, ya?
Ya, aku akan lakukan ujian di area C. Aku harap tak ada orang menyebalkan yang akan merusak mood-ku lagi hari ini.
Setelah selesai memberikan pengarahan, aku kini berdiri bersama calon murid lainnya. Menghadap pintu yang amat besar di depan sana.
"Yosh! Aku akan buktikan kalau aku bisa menjadi juara di sini! Tukang Ngantuk, bersiaplah membayar banyak!"
Aku menyiapkan kuda-kuda yang sempurna. Agar nanti bisa langsung berlari dan menghajar semua robot yang ada di dalam sana.
"DAN MULAI!!!"
"Langkah Kilat!"
Aku langsung melesat sesaat setelah Present Mic memberikan aba-aba. Meninggalkan peserta lain yang terbengong di tempat. Yah, aku tak peduli sih.
Di depanku kini ada 2 robot 1p, 3 robot 2p dan 1 robot 3p. Secepat kilat, aku merobohkan mereka dengan elemen halilintarku.
Gerakanku tak mungkin bisa dibaca. Kecepatan halilintar membuatku bisa bergerak cepat 3 kali dari manusia biasa. Atau lebih dari itu. Jadi, aku hanya meninggalkan kilatan merah ketika lewat.
"40 poin. Yosh! Aku pasti bisa melalui ini! Tukang tidur sialan, kau lihat kan?"
Aku menoleh ke arah kamera pengawas. Menampilkan seringai penuh kemenangan pada Aizawa di sana.
***
"Kurasa anak itu mengejekmu, Aizawa-san,"
"Ya, itu benar. Aku juga merasakan hal yang sama,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life | Anime World
FanfictionAzuya Yura. Mati untuk hidup lagi. Azuya Yura atau kerap disapa Azura mati tepat setelah memenangkan perang besar di dimensinya. Azura terlahir lagi di sebuah dimensi yang hampir 80% manusia di sana memiliki kemampuan khusus yang disebut Quirk. Bag...