Aku sudah melakukan semua tes dengan baik. Dan sejauh ini, aku mendapat tempat pertama. Tinggal si brokoli berjalan yang tengah menjalani tes lempar bola.
Si rambut hijau sudah ancang-ancang untuk melempar. Peringkatnya tidak bagus sejak tes pertama. Jika kali ini hasilnya juga jelek, dia mungkin akan dikeluarkan.
Tapi, ketika dia melempar bola-
"46 meter!"
"Eh?! Kenapa? Padahal aku sudah menggunakan quirk?"
Aku melirik Aizawa. Pasti ulahnya. Dia menghentikan quirk si brokoli hijau, entah dengan tujuan apa.
"Aku menghapus quirkmu," kata Aizawa. Anak kelas menoleh ke arahnya.
Aizawa membelit tubuh Midoriya ke arahnya, "Sudah jelas ujian itu ada yang salah. Kenapa orang sepertimu bisa lolos?"
"Kacamata itu, jangan-jangan. Pahlawan Penghapus, Eraserhead?!" Midoriya memekik.
"Yah, apa kau berencana mematahkan tanganmu lagi, Midoriya dan mengharapkan bantuan?" tanya Aizawa datar.
Midoriya meneguk ludahnya kasar, "Tidak, bukan seperti itu."
"Bagaimanapun, kau akan merepotkan orang lain pada akhirnya. Dulu ada seseorang yang berambisi menyelamatkan seribu manusia dalam waktu singkat dan menjadi legenda. Kekuatanmu mirip sepertinya, tapi setelah menolong satu orang, kau langsung tamat," ucapnya sambil melepas belitannya.
"Aku sudah mengembalikan quirkmu. Kuberi satu kesempatan terakhir. Lakukan dengan cepat," Midoriya termenung sebentar.
Kulihat tangan Midoriya mengepal di kedua sisi bajunya sembari menggenggam bola di salah satu tangan. Midoriya menghela napas pelan. Dia melempar bola sekuat tenaga.
Memusatkan di satu jari, ya?
"705,2 meter"
Midoriya terengah sembari mengepalkan tangannya. Kini, hanya jari telunjuknya yang memar.
"Kerja bagus, brokoli berjalan!" pekikku sembari bertepuk tangan.
Kulihat pupil Aizawa sedikit membesar. Dia terkejut.
Dan akhirnya, ujian penilaian quirk sudah selesai. Kini kami berkumpul setengah lingkaran. Menunggu hasil usaha kami.
"Peringkat pertama," aku berucap lirih sembari tersenyum kemenangan. Mataku berkilat semangat.
Di sampingku Midoriya terdiam kaku. Pasalnya, namanya ada di urutan terbawah. Peringkat 21. Terakhir.
"Hey, brokoli berjalan. Jangan khawatir. Si Tukang Ngantuk itu tadi hanya bercanda, tahu!" bisikku pelan.
Aizawa di depan menghela napas pelan, "Tentang pengeluaran, itu hanya bohongan. Agar kalian bisa memaksimalkan kemampuan kalian."
"Eh?! Bohongan?!"
"Teganya membohongi kami!"
"Bukankah itu sudah jelas tipuan?"
"Eh, aku tidak sadar!"
Dan banyak lagi reaksi siswa lain yang membuatku pening. Tanganku menepuk punggung si brokoli berjalan.
"Kau tidak dikeluarkan hari ini. Tapi, tetap saja kau harus berusaha keras untuk mengendalikan quirkmu atau si Tukang Ngantuk itu akan terus keras padamu," aku berkata padanya.
Aizawa mendekati kami dan menyuruh Midoriya untuk menemui Recovery Girl di UKS. Mataku memicing tajam ke arahnya. Sedang dia hanya mendengkus sambil menepuk kepalaku sekali.
"Kerja bagus, bocah," dia berkata sembari menyentil dahiku pelan. Tanpa bersalah, si Tukang Ngantuk pergi begitu saja.
"Cih! Si Tukang Ngantuk itu! Menyebalkan sekali!" Midoriya yang ada di sebelahku terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life | Anime World
FanfictionAzuya Yura. Mati untuk hidup lagi. Azuya Yura atau kerap disapa Azura mati tepat setelah memenangkan perang besar di dimensinya. Azura terlahir lagi di sebuah dimensi yang hampir 80% manusia di sana memiliki kemampuan khusus yang disebut Quirk. Bag...