chap43

1.7K 89 2
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘

"Kau itu..." ohm mencubit pipi nanon gemas. Pria manis itu sudah dipindahkan di kamar pasien VIP, Sesuai dengan permintaan ohm. Sebenarnya dokter sudah membolehkan pria manis itu pulang karena kondisinya tidak mengkhawatirkan lagi. Tapi ohm masih khawatir nanon tiba-tiba kambuh, jadi ia memutuskan pria manis itu menjadi pasien di rumah sakit itu semalaman.

"Auww ... Sa.. Sakit kak," rengek pria manis itu. Sifat manjanya keluar dengan natural.

"Masih tahu sakit hm? Bagaimana kalau aku tidak pulang hari ini, siapa yang akan tahu jika terjadi sesuatu denganmu? Kau bisa mati mengenaskan." ohm tak berhenti-berhenti mengomeli nanon. Rasa khawatirnya berubah menjadi rasa jengkel. Padahal ia sudah mengingatkan pria manis itu jangan makam sembarangan, tapi masih saja dilanggar.

Nanon langsung merinding ngeri mendengar kalimat ohm. Mati mengenaskan? Ihh, amit-amit.

"Mulai besok, kau akan makan semua makanan yang aku atur. Paham?" kata ohm lagi. Mau tak mau nanon mengangguk. Biar deh. Daripada laki-laki itu ngomel terus.

"Ya sudah, sudah waktunya kamu tidur." pria itu membantu nanon berbaring dan menutupi tubuh pria manis itu dengan selimut rumah sakit.

VIP memang beda. Nanon merasa kamar pasien VIP ini empuk sekali, wangi dan sangat bersih. Kalau kamarnya begini sih seminggu pun dia akan betah jadi pasien. Infusnya sudah di buka, jadi ia bisa tidur dengan nyenyak.

"Tutup matamu, tidurlah. Aku akan menemanimu di sini." gumam ohm masih setia duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangan pria manis itu.

Nanon menutup matanya, dalam hati ia merasa bahagia. Ini pertama kalinya ia lihat sifat lain dari kakak iparnya yang ternyata begitu hangat. Memang beberapa kali ohm bersikap lembut padanya, namun malam ini ia benar-benar bisa merasakan ketulusan lelaki ini.

Saat nanon terbangun di pagi hari, ia melihat kakak iparnya ketiduran sambil membenamkan kepalanya di atas perut pria manis itu. Pergerakan nanon ikut membuat laki-laki itu membuka mata. Pria manis itu merasa kondisinya sudah pulih total.

"Sudah bangun?" ohm merenggangkan tangan kemudian melirik ke arlojinya.

"Tunggu sebentar, aku akan membelikanmu sarapan." katanya.

Nanonmelihat pria itu keluar dari ruangan tersebut lalu senyum-senyum sendiri. Beruntung sekali jadi laki-laki itu, bangun saja tetap ganteng, tidak perlu malu keluar pagi-pagi begini di tempat umum. la baru mau turun dari kasur ketika dokter laki-laki yang kemarin bersama dua perawat muncul dari balik pintu. Gerakan nanon terhenti.

"Pagi dok, suster." sapanya. Mereka membalas sapaannya dengan senyuman ramah. Kemudian sih dokter mendekati nanon dan memeriksa keadaannya.

"Bagaimana, kau sudah merasa baikan?" tanya dokter itu. Nanon mengangguk.

"Aku akan memberimu obat lambung sekali lagi. Suster, " dokter itu berbalik ke perawat yang berdiri dibelakangnya, salah satu dari mereka maju dengan baki kecil berisi suntikan. Sih dokter mengambil benda itu dan menyuntik nanon.

"Setelah suamimu mengurus administrasi kau sudah boleh pulang." ucapan tersebut kontan membuat nanon kaget. Suami? Ya ampun, pasti karena pertanyaan kak ohm tentang dia hamil atau tidak, jadinya mereka malah mengira keduanya adalah pasangan suami istri. Nanon hanya bisa mengangguk dengan senyuman canggung. Biar deh mereka mengira begitu, lagipula setelah ini ia tidak akan bertemu mereka lagi.

"Kalau begitu, kami keluar." kata dokter itu lagi tersenyum ramah.

"Makasih dok." hanya itu yang bisa nanon katakan, apalagi coba.

Tiga mahluk tersebut berpapasan dengan kak ohm di depan pintu masuk. Mereka berbincang sebentar sebelum mereka lanjut pergi. Di tangan kakak iparnya, ia memegang kantong plastik yang di yakini nanon berisi makanan.

Aku membelikanmu bubur, makan dulu. Setelah ini kita pulang." gumam ohm. Pria itu kembali duduk di kursi tepi ranjang dan mulai menyuapi nanon. Awalnya nanon sedikit ragu, lama-lama ia menerima suapan ohm. Dia tidak suka bubur, namun mau bagaimana lagi, kebanyakan orang sakit atau yang baru baik sakit makanannya itu.

"Kak ohm nggak ke kantor?" tanyanya kemudian.

"Nanti siang. Aku harus mengurusmu dulu. Kau harus cepat sehat, dengan begitu kita bisa bermain lagi." ohm memandangi nanon sembari tersenyum nakal. Namun nanon belum konek, pria manis itu malah kebingungan.

"Main apa?" ucapan polos itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Permainan yang akan kau suka. Olahraga di atas ranjang," kalimat terakhirnya di ucapkan ohm ditelinga nanon, tak lupa meniup pelan bagian itu, sengaja menggodanya. Wajah nanon merah seketika. Ternyata itu maksud kakak iparnya.

Sudah seminggu lebih ohm dan nanon tidak bertemu langsung, selama itu pula pria itu tidak menjamah tubuh nanon. Miliknya sudah gatal, namun ia berusaha menahan diri karena pria manis itu sakit.

"Aku akan mengurus administrasi dulu, setelah itu kita pulang." gumam ohm mengusap pipi nanon lalu keluar lagi.

      _____________

"

Abang?"

Ohm membalikan badan. Seorang wanita cantik berusia dua puluh enam tahun menyapanya dengan semangat dekat bagian administrasi. Namanya cize, adik kandung ohm.

"Abang kok di sini? Abang sakit?" cize mengamati ohm dan mencari tahu apakah lelaki itu sakit atau tidak, namun ia tidak mendapatkan apa-apa.

"Bukan aku, bagaimana denganmu? Kenapa di sini?" Pria itu balik bertanya.

"Bukan apa-apa, aku hanya menemani temanku saja. Semalam dia baru melahirkan, pacarnya tidak bertanggung jawab dan kabur entah kemana, jadi aku berbaik hati menemaninya. Dia sangat kasian." cerita cize membuat ohm merasa kehidupan temannya itu sangat menyedihkan. Dan laki-laki yang menghamilinya betul-betul brengsek.

"Milk milku!"

"Bang, nanti kita ngobrol lagi ya. Aku mau urus keperluan temanku dulu." kata cize lalu berjalan meninggalkan ohm. Pria itu melirik sang adik sebentar, mengedikan bahu, lalu pergi dari situ.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang