Happy Reading~
Langit mulai gelap dan larut. Terlihat lampu-lampu kecil yang menghiasi restoran itu. Yang lengkap dengan tanaman hijau-hijau yang menyegarkan mata para pembeli. Di restoran itu juga ada empat orang yang sedang terduduk di restoran itu. Sambil menunggu pesanan makanan mereka diantarkan.
Keempat orang itu adalah Hali dan Gempa, Rabenzio, dan Dirfantri yaitu selaku ibu tiri mereka, yang sedang berkumpul di restoran mewah.
"Sayang perkenalkan ini kedua anak saya."
"Ini anak pertama saya, namanya Raka Halilintar Devandra, panggil saja dia Hali" ucap Rabenzio dengan tatapan khasnya dan senyum tipisnya sambil mengenalkan anak pertamanya.
"Dan ini adiknya namanya Gempa Albenzio, panggil saja dia Gempa" jelas Rabenzio kepada Dirfantri yang langsung mengangguk-angguk paham.
Hali dan Gempa sempat saling bertatapan sebentar. Lalu, mereka berdua secara bersamaan langsung memberikan tatapan sinis ke Dirfantri.
"Hai anak-anakku, salam kenal ya aku mama kalian~" Jawab Dirfantri seraya sok baik dan memperlihatkan tatapan mata liciknya yang langsung membuat Hali dan Gempa kesal.
"Gak usah sok baik lo!" Jawab Gempa dengan raut wajah kesal.
"Mama kita cuma hargefa!" Timpal Hali dengan raut wajah kesal sambil memperlihatkan tatapan datar seraya tak mau berkenalan dengan mama tirinya itu.
"JAGA UCAPAN KALIAN!" Teriak Rabenzio dengan raut wajah kesal dan marah ia jelas tak terima pada perilaku anaknya terhadap mama tirinya itu.
"Sayang mereka kok begitu?" Tanya Dirfantri dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat olehnya.
"Keknya mereka gak suka aku deh" Ucap Dirfantri dengan nada lembut seraya merayu dan memanas-manasi Rabenzio.
"Tenang saja sayang, aku akan membuat mereka menyesal mengatakan hal itu"
"Dengan caraku sendiri" Ucap Rabenzio sambil memeluk dan memperlihatkannya tatapan mengancam ke Hali dan Gempa."KAMI TIDAK TAKUT DENGAN ANCAMAN DARI MU!!" Teriak Gempa sambil memperlihatkan tatapan kesal dan seolah menantang pada Rabenzio.
Rabenzio terkekeh pelan dan tersenyum pelan, lalu berkata "heuh liat saja!"
Hali melirik kearah lain sambil memperlihatkan tatapan sinis atau malas.
Setelah selesai dinner atau makan malam mereka pun kembali ke rumah mereka dan langsung mendapatkan amukan dari papa mereka.
"KALIAN INI BENAR-BENAR BIKIN MALU SAJA!!" teriak pria itu sambil terus memarahi kedua anaknya.
"AWAS SAJA! KALAU KALIAN MENGULANGI-NYA LAGI!!, AKU TAK AKAN SEGAN UNTUK MENSITA KARTU ATM KALIAN!!" ancam pria itu dengan nada tinggi ia sangat marah sekarang.
"Sudah sana pergi tidur" Ucap Rabenzio dengan wajah datar. Lalu terduduk di sofa ruang tamu.
"Hm" Jawab Hali singkat lalu berjalan pergi ke arah kamarnya sambil terus mengepalkan tangannya dan berusaha menahan isak tangisnya.
Gempa tak berbicara apa-apa dan langsung saja ia berjalan pergi ke arah kamarnya.
Bulan berganti dengan matahari yang mulai menyinari bumi. Yang menandakan hari sudah berganti. Dan tepat saat hari libur.
Jam menunjukkan pukul tujuh lebih tiga puluh menit.
Meski hari ini libur. Rabenzio yaitu selaku papa mereka tetap pergi kerja tanpa berpamitan dulu ke mereka berdua, tetapi mereka berdua sudah terbiasa dengan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidupku hancur dan berantakan
Teen FictionRaka Halilintar Devandra. Seorang anak yang ditinggal mati oleh mamanya saat ia kelas 11 SMA. Kini Hali merasa hidupnya hancur dan berantakan. Semenjak papanya menikah lagi. Karna semenjak papannya nikah lagi, banyak permasalahan dan pertengkaran...