Epilog(END)

95 8 1
                                    

Happy Reading~

Tiba-tiba tanpa aba-aba Thorn datang mendekati ke orang itu sambil berteriak memanggil nama Taufan.

"Taufan!" ucap Thorn sambil  mendekati dan menarik hoodie orang itu.

"Taufan siapa?" Tanya bapak-bapak yang hoodie-nya mirip Taufan bapak-bapak itu merasa sangat kebingungan.

"Ehh maaf Pak salah orang" Jawab Thorn sambil berlari pergi menjauh dari bapak-bapak itu dan berjalan mendekati teman-teman-nya.

Teman-teman-nya yang lain hanya tertawa melihat kejadian itu.

"Yahhh"
"Penonton kecewa gess!" Ujar Solar sambil terus tertawa.

"Ihh kak Sol bikin malu aja!"
"Katanya itu Taufan!" Ucap Thorn yang merasa kesal dan memperlihatkan raut wajah cemberut.

"Kan mirip doang Thorn, bukan berarti itu beneran Taufan!" Jawab Blaze yang masih tertawa kencang.

"Udah-udah yok pulang!" Ajak Ice sambil menarik tangan Blaze dan berjalan pergi.

Mereka semua pun bubar dan pulang ke rumahnya masing-masing.

Sesampainya Hali Di rumahnya.

"Hali,papa sudah belikan jas hitam untukmu nanti pakai ya buat ketemu klien" ucap Rabenzio sambil mengingatkan dan terus bermain handphone.

"Hm" jawab Hali singkat sambil terus berjalan memasuki area Rumah.

Bukan-nya ke kamarnya,Hali malah masuk ke Kamar Taufan.

"Fan?" lirih Hali yang mulai berjalan masuk ke kamar Taufan.

"Rapih juga kamar ni bocah!" ujar Hali dalam batin-nya sambil melirik ke arah sekeliling kamar Taufan.

Tiba-tiba ia tak sengaja melihat Lego Lotso dimeja belajar Taufan.

ia pun mengambil Lego itu lalu mulai memegang dan melihat-nya dengan detail.

"Lucu."
"Ehh bentar kira-kira di laci meja belajar Taufan ada apa ya?" Tanya Hali dalam batin-nya sambil membuka laci itu.

Saat Hali membuka lagi itu ia melihat  ada selembar kertas didalam laci itu. Hali yang penasaran pun mengambil kertas itu.

"Kertas apa ini?" tanya Hali dalam batin-nya sambil mengambil kertas itu.

Hali pun mulai membaca isi tulisan di kertas itu dan ia langsung merasa sedih dan matanya berkaca-kaca.

Isi kertasnya:

"Aku pengen fotbar(foto bareng) ka Hali!"
"Aku pengen mama bangga dan apresiasi prestasi dan nilai aku"
-Dimas Taufan Deandra-

"Maaf-in gw Fan belum bisa lakuin keinginan mu" lirih Hali dalam batin-nya.

"Ck,buat apa lo minta diapresiasi atau di banggakan oleh ibu-ibu itu!?"
"Dia aja bukan mama mu!" Kesal Hali dalam batin-nya.

"Tapi.. Gw bangga kok Fan sama prestasi dan nilai lo."

"Semoga lo tenang ya di alam sana?" Ujar Hali dalam batin-nya sambil menatap langit-langit kamar Taufan.

"Hali cepat siap-siap!" Ucap Rabenzio dari arah luar kamar.

"Hm" Jawab Hali singkat.

Hali pun keluar dari kamar Taufan,lalu berjalan ke kamarnya,dan  langsung siap-siap pake jas hitam yang tadi dibelikan papa-nya.

setelah selesai siap-siap Hali dan Rabenzio pun sampai di sebuah gedung atau kantor milik rabenzio.

Setelah selesai bertemu klien,Hali pun pergi keluar gedung,sambil  berjalan-jalan tetapi. saat ia sedang berjalan-jalan Hali tak sengaja melihat seorang pengemis.

Hidupku hancur dan berantakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang