11.{kebenaran?}

66 7 0
                                    

Happy Reading~

"Yaudah ayo" Ucap Blaze sambil berdiri.

Mereka pun mulai berjalan ke arah kantin pojok, dan melihat Hali yang lagi duduk-duduk dibangku kantin itu sendirian.

"Sol dekatin sol!" Suruh Blaze sambil menunjuk Hali.

"Ya." Jawab Solar dengan raut wajah datar.

Solar pun berjalan mendekati Hali,lalu terduduk disebelah Hali.

"Hali lo kenapa?" Tanya Solar dengan nada lirih sambil menatap Hali.

"Pasti lo sedih,capek banget kan?"
"Kalo ada apa-apa,cerita-in aja!" Bujuk Solar sambil memeluk Hali.

Hali pun memeluk balik solar lalu mulai  meneteskan air mata dan menangis sesenggukan.

Teman-teman-nya yang lain juga datang untuk mendekati dant membantu Hali menenangkan dirinya sendiri yang lagi sensitif.

Setelah Hali mulai merasa tenang dan udah gak sensitif. mereka pun mulai mengobrol dengan Hali.
dan memutuskan untuk berteman dengan Hali.

Kini senyum yang sudah lama hilang terukir kembali dibibir Hali karna ia melihat ulah dari mereka atau teman-teman Taufan yang agak random.

"Kak Sol ayo kita cabut-in daun-daun yang ada dipohon ini!" Ajak Thorn sambil menunjuk daun-daun yang berada di pohon.

"Jangan Thorn nanti kita malah dimarahin pihak sekolah karna bikin pohon gundul atau kehilangan daun-daun-nya" Jawab Solar dengan raut wajah serius sambil membentuk tanda silang atau tidak boleh dari tangan-nya.

"Halah bodo amat yok kita cabut-in!" Ucap Blaze dengan semangat sambil mencabuti daun-daun dipohon itu dengan raut wajah riang dan gembira.

Ice hanya terdiam pasrah. Melihat kelakuan mereka kini Hali berusaha menahan tawa-nya.

Saat pulang sekolah.

Hali nongkrong dulu bareng Solar dan Ice dan Blaze dan Thorn jadi dia pulang ke rumahnya agak malam.

Jam menunjukkan pukul delapan malam.

Sesampainya dirumah Hali memarkirkan motor-nya dan melihat mobil orang tua-nya,Hali yang tidak peduli kalo orang tua-nya pulang lebih awal. pun membuka pintu lalu melangkah masuk kedalam Rumah.

"Gw pulang!" Ujar Hali sambil berjalan memasuki area Rumah.

"Aku mau kita cerai!!" teriak Rabenzio pada Dirfantri. Dengan raut wajah serius.

Hali yang baru masuk ke rumahnya lalu Tiba-tiba melihat drama pertengkaran dari kedua orang tuanya langsung membuat Hali merasa kaget.

"S-sayang aku m-mohon kita j-jangan cerai!" Pinta Dirfantri.

"A-aku b-bisa j-jelasin!" bujuk Dirfantri dengan raut wajah memelas dan matanya yang mulai berkaca-kaca.

" Kamu mau jelasin apa!?"
"Jelasin kalau sebenarnya Gempa itu anakmu,dan Taufan itu adik kandung Hali yang kamu tukar saat mereka lahir!?" Tanya Rabenzio sambil berteriak dan memperlihatkan tatapan mata yang sangat tajam.

"A-apa!?"
"Jadi Taufan adik kandungku yang tertukar!?" ujar Hali dalam batin-nya sambil menunduk dan merasa sangat kaget.

" T-tapi!" lirih Dirfantri yang sudah kehabisan kata-kata.

"Sudahlah ayo kita ke pengadilan agama sekarang!!"
"Kita urus surat cerai kita!!" Teriak Rabenzio dengan nada emosi.

"Bagaimana dengan hak asuh anak!?" tanya Dirfantri seraya tak setuju dengan keputusan Rabenzio untuk bercerai.

Hidupku hancur dan berantakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang