6.{fitnah dan tuduh-an}

76 9 4
                                    

Happy Reading~

Seperti apa yang dikatakan Solar,mereka bertiga bercerita sambil memutar balik-an fakta dan seolah-olah Blaze yang salah,dan dengan bantuan air mata buaya atau Pura-pura nangis sambil menceritakan hal itu.

Hal itu membuat guru itu percaya dengan cerita bohongan mereka,dan langsung menghukum Blaze untuk hormat ditiang bendera sampai jam pulang sekolah.

Tibalah Saat atau waktu pulang sekolah.

Kringg!.

Terdengar suara bel pulang Sekolah yang disuarakan secara kencang sampai terdengar oleh setiap kelas dan membuat murid-murid lain keluar dari kelas.

"Huh capek banget njir!!"
"Istirahat dulu lah sebelum pulang" ucap Blaze dalam batin-nya yang merasa kecapean dan wajahnya yang berkeringat.

Blaze pun terduduk di lapangan tetapi,saat ia lagi duduk-duduk santai ada yang mendekati Blaze.

"Blaze?" panggil cowo yang mendekati Blaze.

"Kau keliatan-nya kek cape"
"Nih minum dulu,kebetulan tadi aku beli" Ujar cowo itu sambil memberikan sebotol teh thirek ke Blaze dan menatap Blaze dengan wajah bingung.

"Ehh makasih fan" Jawab Blaze yang langsung menerima teh pemberian dari Taufan.

"Iya" Taufan pun terduduk disebelah Blaze yang lagi minum ia menatap langit senja yang begitu indah.

"Njir kok bisa ya Taufan tau teh favorit gw!?,si Ice yang saudrara gw aja,gak tau"
"Apa Jangan-jangan Taufan Intel dadakan!?" Tanya Blaze yang kebingungan dan mulai mencurigai Taufan.

"Emm blaze?"
"Maaf ya karna aku,kau jadi dihukum" ujar Taufan sambil menunduk dan merasa bersalah.

"Napa dia nyalahin diri sendiri?" Tanya Blaze dalam batin-nya yang merasa aneh melihat Taufan menunduk.

"Ehh enggak kok,kau gak salah!,jadi gak perlu minta maaf!"
"Lagian mereka tu yang salah!" Jawab Blaze yang tetap kekeh menyalahkan tiga orang itu.

Setelah mendengar perkataan Blaze,Taufan terdiam sebentar lalu mulai berdiri.

"Yaudah aku pulang dulu ya!" Ujar Taufan sambil berjalan pergi dan melambai-lambaikan tangannya

"Iya!" Jawab Blaze sambil memperlihatkan senyum ramah di wajahnya

Setelah mendengar jawaban Blaze Taufan pun pergi  ke area parkir untuk mengambil motornya dan berjalan pulang.

Beberapa menit setelah Taufan mengendarai motornya ia sampai di Rumahnya.

Saat Taufan membuka pintu dan,mulai berjalan masuk kedalam rumahnya dan langsung merasa kaget karna tiba-tiba ditampar.

plak!

Terdengar suara tamparan yang begitu kencang  karna Taufan ditampar Oleh Hali yang berada didepan-nya dan Gempa berada dikamar.

"Heh anjink!!"
"Lo udah mulai berani ya sekarang!?"
"Sampe bikin Gempa terluka parah kek gitu!?" tanya Hali dengan nada tinggi dan memberikan tatapan mata emosi ke Taufan.

"Hah gimana-gimana!?" Tanya Taufan.

"Njirlah gw gak apa-apa-in Gempa juga!?"
"Kok dibilangnya sampe terluka parah!?" Kesal Taufan dalam batin-nya yang merasa dirinya dituduh.

"Gimana-Gimana matamu!!"
"Kalo gw nanya tu jawab anjink!!" Teriak Hali dengan nada tinggi.

"T-tapi Gempa boh-" Jawab Taufan yang terpotong oleh ucapan Hali

"alasan aja lo!" Potong Hali yang merasa Taufan hanya beralasan saja.

Hali tiba-tiba mencekek Taufan  dengan kencang dan membuat Taufan jadi sesak nafas.

Hidupku hancur dan berantakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang