3. Minimarket dan Pangeran Es

32 6 8
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
.
.
.

*****


Arsya memperhatikan sudut rak minimarket nomor dua, disana ia melihat seorang pria bertubuh tinggi mengenakan switer hitam bertopi sedang memilih barang-barang di area perlengkapan mandi.

Jika dilihat sekilas, memang seperti pelanggan biasa yang sedang ingin membeli barang. Namun, baru masuk saja Arsya sudah mencium hal yang tidak beres dengannya.

Tak lama kemudian, pria itu menghampiri tempat kasir tanpa membawa barang apapun.

Siapa sangka...

"Serahkan uang kalian sekarang juga!" Gebraknya galak. Pria bertopi itu menodongkan pisau sebagai ancaman.

Pria bertopi itu melirik kesekelilingnya, mungkin karna hanya ada Arsya sendiri disini pria itu berani merampoknya.

"Cepat!" Ancamnya lagi.

Arsya menarik nafas perlahan, berusaha untuk tenang dan tidak panik. Ia menduga pria itu hanya akan mencuri barang tapi tidak menyangka akan dirampok terang-terangan.

"Kenapa ngerampok bang? Gak takut dosa?" Ucap Arsya mengambil uang di laci dengan tenang.

"Jangan banyak omong. Cepat serahin uangnya!"

"Dih, galak amat! Udah miskin galak pengangguran lagi, pasti kamu jomblo ya?"

Sindiran yang sangat halus ya.

"Nih, tiati kepalanya bang!" Arsya memberikan beberapa lembar uang padanya.

Namun belum sempat pria itu mengambilnya, sesuatu benda keras menghantam kepala pria itu hingga membuatnya kesakitan.

"Arrghh!"

Pria itu terjatuh tersungkur dilantai, Arsya tersenyum pada pelaku pemukulan tersebut dan bertos ria padanya.

"Dih, pake senjata, tangan kosong dong!" Ejek  Arsya.

Cewek berambut panjang diikat itu terkekeh. "Kebetulan megang kursi tadi," jawabnya.

Gadis bertagname 'Prinssa' itu menginjak tubuh pria yang baru saja ia pukul menggunakan kursi tersebut dan berjongkok.
"Pilih mana bang, kerja sama kita atau masuk penjara?" Bisiknya.

Pria yang tengah menahan sakit dikepalanya itu terdiam sejenak, entah apa maksud penawaran tersebut. Yang pasti kepalanya sekarang seakan pecah saking sakitnya.

"Gue hitung sampe tiga, kalo gaada jawaban kita laporin polisi." Ancamnya lagi.

"Satu... Dua... Ti- "

"Oke, s-saya kerja sama kalian! Tapi, jangan laporin kepolisi!" Potong pria itu cepat.

Prinssa tersenyum lalu mengulurkan tangannya niat membantu pria itu berdiri. Namun, ketika gadis itu lengah. Pria itu malah mengambil pisau miliknya yang tadi terjatuh dilantai, dan sempat menggores tangan Prinssa.

"Prinssa!" Pekik Arsya.

"Sial! Dikasi hati minta jantung!" Prinssa meringis saat darah mulai terjatuh dari tangannya yang terluka.

Pria itu hendak berlari kabur namun dengan cepat Arsya menendang kakinya dan mengambil pisau itu dari tangannya lalu membuangnya kesembarang arah.

'BUGH!'

Arsya memukulkan kursi tadi padanya hingga pria itu berteriak kesakitan. Bersamaan dengan kejadian itu seorang pemuda berjaket biru malam masuk kedalam minimarket. Menyaksikan sekilas adegan tersebut.

War With Love (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang