5. Psikopat?!!

31 7 4
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
.
.
.

****


Sore ini Ice baru saja menyelesaikan urusannya dari markas, ia berniat untuk pergi menemui cewek aneh yang semalam menelponnya.

Gara-gara ucapan ambigunya semalam, Ice jadi kepikiran. Jika benar cewek itu memang memata-matainya, dia akan memarahinya habis-habisan.

Saat ini ia sedang melajukan mobilnya menuju minimarket tempat cewek itu bekerja.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Ice berdecak sebal, ia tak ingin mengangkatnya dan menunggu dering telpon selesai.

Namun, ia mengurungkan niatnya saat melirik nama yang tertera dilayar. Ternyata komandan Gema lah yang menelponnya. Jika dia sudah menelpon, itu artinya ada hal yang penting. Karna bila tak begitu penting, Gema biasa akan menyuruh orang lain menyampaikan pesannya.

Tanpa menghentikan mobilnya, Ice mengambil ponsel tersebut lalu mengangkatnya.

"Ice, segera ke TKP pembunuhan kemarin! Ada seseorang yang mengaku sebagai komplotan geng kriminal itu!"

Seketika pemuda itu melebarkan matanya hingga alisnya terangkat. Tangannya mencengkram setir mobil dengan kuat. Ponselnya ia lemparkan kesembarang arah dan segera melajukan mobilnya.

Namun, karna amarah yang tiba-tiba, pemuda itu hilang kendali dan mobil yang ia kendarai menjadi oleng. Ice berusaha untuk mengendalikannnya dan menghindar dari kendaraan lain agar tidak tertabrak.

Tetapi takdir berkata lain, Ice mengerem secara mendadak saat sebuah motor scoopy merah di arah yang berlawanan.

'Nyiiitt!!'

'BRAAAKK!'

Dan terjadilah tabrakan.

Semua orang berlarian kearah lokasi kejadian.

Ice merasa pusing, kepalanya mengeluarkan darah segar. Samar-samar terdengar suara orang yang mengatakan kalau mobilnya hancur. Ia pasrah, tubuhnya tak bisa bergerak.

Perlahan-lahan pandangan pemuda itu gelap, hingga pada akhirnya seseorang menopang tubuhnya keluar dari mobil.

🧊🧊🧊


"Ice, lo gapapa?" Pertanyaan konyol itu terlontar begitu pemuda itu membuka matanya. Bau obat menusuk dihidungnya membuat Ice merasa mual.

Ia menatap kearah lelaki berjas dokter dihadapannya, dan seketika berdecak sebal.

"Gue... belum mati kan?" Tanyanya.

Lelaki berjas itu tertawa. "Udahlah, yakali gak mati setelah tabrakan separah itu!"

Ice membulatkan matanya sempurna. Apa dia bilang? Dia sudah mati? Itu berarti dia bisa bertemu kakak sulungnya 'bukan?

"Mana kakak gue?"

"Gema?"

"Bukan Kak Gema, tapi Kak Agash!"

"Bukannya udah meninggal?"

"Kan, gue udah meninggal."

Lelaki berjas itu mengenyitkan dahinya bingung. Hey! Dia hanya bercanda kenapa pemuda itu menganggapnya serius?!

"Gue becanda Ice, lo belum mati!"

War With Love (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang