10. Bukan Mereka?

27 4 0
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
.
.
.

*****

Diruangan sempit bermodalkan cahaya lampu yang redup itu menampilkan dua sosok pria yang berdiri menghadapi laki-laki yang kini diborgol. Awalnya lelaki itu terus memberontak, namun akhirnya diam setelah beberapa saat. Dan tentunya terdiam dengan sedikit ancaman.

Gatra, cowok berkulit sawo matang yang merupakan wakil Ice itu ditugaskan untuk menginterogasi lelaki yang mereka tangkap karna mengaku sebagai anak buah geng ARZHAAX.

Lelaki bernama Ben ini ditemukan tergulai tak berdaya di TKP jalan SELAT, kondisinya seperti orang yang habis dipukuli.

Saat ia melihat tim kepolisian, ia langsung meminta tolong dan berkata kalau dia adalah salah satu anak buah ARZHAAX. Tetapi setelah diinterogasi lebih lanjut, ternyata dia anggota ARZHAAX yang palsu. Dan sebenarnya pembunuhan ini bukanlah dilakukan oleh geng buronan tersebut.

Namun, saat ditanya kenapa, pria itu bungkam dan tak mau bicara lebih dalam lagi.

Bahkan saat ditanya siapa yang membuatnya babak belur pun ia tak mau memberitahunya.

"Saya lebih baik dipenjara, saya tidak mau mengikuti komplotan palsu itu lagi." ujarnya.

Kenapa?
Apa alasannya?

Gema termanggut-manggut setelah menjelaskan penjelasan Gatra sesudah dari ruang penjara tempat Ben di kurung.

"Jika bukan kelompok itu pelakunya, lalu siapa? Kenapa mereka menggunakan metode kelompok buronan itu?" Pertanyaan demi pertanyaan Gema lontarkan, disisi lain ia juga bingung. Apa pembunuhan lima tahun lalu juga bukan ARZHAAX pelakunya?

"Apa lagi yang dia katakan selain itu?" Tanya Gema lagi.

"Tidak ada komandan, dia bilang tidak tau apa-apa lagi selain itu, " jawab Gatra.

"Apa dia orang yang membunuh anak kecil kemarin?"

"Bukan komandan, dia adalah anggota baru, pelaku pembunuhan yang lainnya adalah orang lain."

Gema terdiam sejenak, berarti memang kasus ini dilakukan oleh organisasi besar yang mempunyai banyak anggota. Apa yang mereka inginkan? Kenapa mereka seolah-olah ingin bermain dengan para Agent?

"Tetap tahan pria itu dan jaga dia, jangan sampai kabur. Lalu arahkan divisi 2 untuk menyelidiki nya lagi." Perintahnya pada Gatra.

Gatra mengangguk lalu pamit pergi dari ruangan Gema.

Lalu Gema kembali menatap layar laptopnya, tak lama kemudian ponselnya berbunyi menandakan notifikasi pesan masuk.

Anita❤
Sayang, aku udah di bandara
Jemput aku ya❤

Gema tersenyum menatap layar ponselnya, dengan segera ia bangkit dari kursinya dan mengambil kunci mobil diatas meja.
Ia akan pergi untuk menjemput kekasihnya.

🧊🧊🧊

"Maksud lo? Mereka bukan pelakunya?"

"..."

"Apa sih kok jadi gak jelas gini?"

"..."

"Jadi?"

"..."

"Oke, kalo ada info yang lain lagi kasi tau gue."

Klik

Ice mematikan telpon dari Ardan, pikirannya seketika kacau setelah mendengar kabar darinya. Apa maksudnya kelompok itu bukan pelakunya? Ia tidak akan percaya begitu saja, bagaimana pun ia sudah terlanjur membenci kelompok itu karna telah membunuh kakaknya.

War With Love (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang