𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
.
.
.****
Pintu ruangan kamar Arsya terbuka menampilkan sosok lelaki berjas putih, berkacamata. Sosok itu tersenyum sembari menghampiri Arsya yang sedang makan siang."Apa kabar nona Arsya?" Tanya Dokter Rayen.
Arsya tersenyum. "Hehe, gak baik dok, soalnya mas crush ternyata udah punya gebetan." jawabnya dengan raut sedih yang dibuat-buat, ia melirik sedikit kearah pemuda berjaket biru malam yang duduk dipojokan jendela.
Rayen terkekeh lalu menatap Ice, temannya itu punya gebetan? Yang benar saja!
"Sejak kapan lo punya pacar mas pangeran?" Ucap Rayen menekankan kalimat terakhirnya dengan nada yang sedikit menggoda.
Pemuda itu berdecak. "Diem lo!"
Arsya mengulum senyum, cowok itu lebih tampan saat diam dan kesal. Dia bahkan bertanya-tanya didalam hati, apa dia memang bisa mendapatkan hati dingin pria itu?
"Ekhem! Nona, latihan Rehabilitasi akan dilakukan tiga hari lagi, " ucap Rayen sembari meletakkan beberapa brosur di atas meja.
"... Dan untuk biaya semua nya sudah diurus oleh mas pangeran- ekhem maksud saya pihak penanggung jawab." Sambungnya.Mendengar kata itu lagi, Ice merasa muak. Ingin sekali ia menendang dokter sialan itu ke lubang buaya!
"Dok, saya bakalan bisa jalan lagi kan? Saya gak mau lumpuh dok, ntar keluarga mas pangeran gak nerima saya sebagai calon mantu." Bisa-bisanya dia memikirkan hal itu disaat seperti ini.
Rayen terkekeh pelan. "Pasti bisa kok, kan nanti dibantu mas pangeran...."
"Ck, stop manggil gue kek gitu sialan!" Ice berdecak marah. Dia tidak suka digoda seperti itu. Entah kenapa rasanya berbeda saat orang lain yang memanggilnya Pangeran.
"Wuhuu srigala udah marah, okedeh. Saya pamit dulu ya nona, nanti obatnya jangan lupa dimakan." ucap Rayen kemudian pergi.
Saat berjalan ia melirik temannya yang juga sedang menatapnya tajam itu. Rayen tak kalah saing, ia juga balas menatapnya tajam lalu bibirnya berucap tanpa suara tuk mengejeknya 'Mas pangeran'.
Menyebalkan!
"Bisa gak berhenti manggil gue Pangeran?!" Ucap Ice dengan nada penekanan. Ia menatap gadis itu dengan tajam.
Arsya justru tersenyum membalas tatapannya. "Mau gue panggil Pangeran atau suami?"
"Gue udah punya pacar!"
"I don't care."
Sial!
Cewek itu benar-benar berniat menggodanya, Ice semakin berdecak. Terserah terserah! Dia bodoamat sudah! Walaupun sudah berbohong punya pacar gadis itu tetap pada pendiriannya dan tak mau menyerah.
Sementara Arsya mengulum senyum, dia suka dengan raut wajah pemuda itu ketika sedang kesal.
Ice berdiri dengan raut wajah kesal, ia hendak keluar ruangan. Sangat membosankan jika harus terus duduk sambil bermain ponsel, apalagi berdua dengan gadis masokis itu.
"Eh Pangeran mau kemana?!" ucap Arsya panik.
Cowok itu tak menjawab dan langsung pergi keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Baiklah. Arsya mengerti. Cowok itu kan aslinya memang cuek, tidak heran 'kan jika dia dicuekin?
Setelah keluar dari ruangan berbau obat-obatan itu, Ice menghampiri tempat duduk dibangku taman belakang rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
War With Love (Ongoing)
Romance"𝙸 𝚠𝚊𝚗𝚝 𝚝𝚘 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚢𝚘𝚞 𝚊𝚐𝚊𝚒𝚗, 𝚊𝚐𝚊𝚒𝚗 𝚊𝚗𝚍 𝚊𝚐𝚊𝚒𝚗. 𝙸 𝚠𝚒𝚕𝚕 𝚜𝚝𝚘𝚙 𝚝𝚑𝚒𝚜 𝚜𝚝𝚞𝚙𝚒𝚍 𝚠𝚊𝚛, 𝚍𝚊𝚛𝚕𝚒𝚗𝚐." Ice Graciel Nathanio, seorang pria yang belum pernah merasakan jatuh cinta semasa hidupnya. Namun, ketik...