Xamorgenzo [23]

251 10 1
                                    

Tiba di rumah Reva segera turun dari motor dengan balutan jacket kulit milik Hades yang masih di pakainya.

Hades meraih kepala kecil Reva, dan membantu Reva membuka helm fullface berukuran besar itu.

Kini keduanya saling berhadapan, dengan Hades yang menatap Reva datar.

"A-aku tidak tau kalau merekan bakal nyulik aku," jelas Reva yang sadar akan tatapan Hades padanya.

"Gue gak nanya!" Reva mendongkak menatap Hades dengan tampang heran. Biasanya Hades bagai kebakaran jengot kalau tau Reva berbuat salah terlebih lagi jika itu melibatkan dirinya.

"Kau tidak marah?" tanya Reva spontan, kemudian kembali sadar akan siapa yang sedang ia ajak bicara.

"A-Aku gak ber--"

"Bisa, ngomongnya biasa aja?" Reva gelagapan. Sebenarnya Reva juga tidak sadar jika sering berbicara terbata-bata seperti itu jika lawan bicaranya seorang Hades.

Hades menghela nafas malas dan berjalan membuka pintu rumah. Reva segera mengikuti langkah Hades, takut saja jika mendengar sesuatu.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Hades setelah sadar Reva mengikutinya sampai ke dapur. Gadis ini benar-benar pemancing emosi yang handal.

"Kurasa di lantai atas terlalu gelap," jawab Reva takut-takut.

Hades memutar bola matanya malas, tinggal bilang takut aja susah.

Hades tidak meresponi Reva lagi, itu hanya menguras emosinya. Hades memilih mengambil sebungkus mie instan di laci meja dapur dan memasaknya. Terakhir kali makan hanya tadi pagi sisanya memakan waktu mencari Reva. Sialan emang!

Melihat Hades yang diam saja memasak mie, Reva memilih duduk menunggu Hades saja sebelum naik ke lantai atas.

Tidak ada pembicaraan diantara keduanya, hingga Reva memutuskan untuk lebih dahulu mengambil langkah awal yang menurutnya baik, ya semoga.

"Hades terima kasih udah nolong kami," ucap Reva tulus.

Hades mengangkat sebelah alisnya heran.

"Ah, aku dan bayi ini maksudnya." Reva menyentuh perutnya yang dalam beberapa minggu pasti sudah tercetak jelas. Tanpa menyadari raut wajah Hades sekarang.

"Hanya bayinya bukan lo!" tekan Hades.

"Iya, karna bayinya ada dalam perut aku, berarti kamu nolongin aku juga, " jelas Reva dengan semangat membara.

"Serah lo!"

...

Diluar hujan, Reva hanya bisa melihatnya dari jendela kamar. Sedangkan Hades lagi asik bermain play station. Padahal ini kan hujan, apakah Hades tidak takut disambar petir?

Reva menutup tirai jendela, berniat untuk tidur daripada mendengar bunyi gemuruh yang dasyat yang bisa datang kapan saja.

"Temenin gue main bola."

Eh, Reva menoleh pada Hades. Sedikit tidak mempercayai hal ini terjadi padanya.

"Ck, dengar nggak?" bentak Hades kemudian.

"Aku gak tau cara mainnya, Hades," jawab Reva jujur.

"Gue ajarin, duduk sini buruan, gak usah kaya orang kampung," hina Hades.

Reva duduk agak jauh dari Hades tapi Hades malah menariknya mendekat padanya. Bagaimana tubuhnya bisa seentang ini, dan lagi ada isinya pula.

"Kalau lo kalah, lo harus masak malam ini," jelas Hades tentang aturan permainan.

"Hades aku masak tiap hari, sebenarnya tidak perlu lagi dengan bermain ini." Hades berdehem pelan.

"Ya itu lo masak buat diri lo, tapi kalau lo kalah dalam pertandingan malam ini, lo harus masak buat gue, ingat itu." Reva hendak protes tapi Hades sudah cosplay jadi tutor bagi Reva untuk menggunakan stick Ps.

"Jadi lo tinggal tekan aja, udah ngerti?" tanya Hades

Reva menggeleng jujur. "Ini bahkan lebih rumit daripada matematika."

"..tapi aku bakal coba," ucap Reva setelah menyadari tatapan datar Hades.

Permainan sudah berlangsung selama tiga menit, alih-alih mencetak gol ke gawang lawan, Reva hanya mempersulit para pemain bolas kelas dunia di dalam tv saja. Jika saja mereka bisa berteriak, Reva pastikan sudah kena maki dari awal.

Hades yang melihat itu semua, berusaha menahan tawa. Tidak pernah Hades menemukan orang sebodoh ini dalam hidupnya.

"Hades aku lebih baik masak aja," ujar Reva sudah menyerah, dan mengakui kekalahannya.

"Bangus, sadar diri itu penting."

Reva hanya bisa menelan semuanya dalam hati. Namun tiba-tiba Reva kembali teringat akan satu hal.

"Hades, kurasa kelapa muda itu sangat enak."

Spontan Hades menghentikan permainannya dan berlaih menatap Reva datar, sedangkan Reva mengalihkan pandangannya ke luar jendela, takut menatap Hades.

XAMORGENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang