Xamorgenzo [3]

978 31 1
                                    

Hari ini Reva kembali bersekolah setelah absen selama tiga hari untuk pernikahannya dengan Hades. Pernikahan yang cukup membuat Reva hampir terkena serangan jantung. Terlebih lagi, sebelumnya Reva tidak mengetahui latar belakang keluarga Hades. Meskipun ia tahu bahwa Hades memang kaya. Namun tidak mengetahui bahwa ia adalah adik dari tuan Devron. Pernikahan ini jelas dilakukan atas dasar paksaan, entah kapan Hades akan membuangnya? Namun sebelum hal itu terjadi, Reva harus memberitahukan satu rahasia pada Hades. Karena jika ia pergi, cukup dirinya saja.

Reva menghela nafas pelan sembari membalikan lembaran buku di tangan kanannya. Siang ini, kelas literasi alam bersama Mr. Smith, sangat menyenangkan karena pembelajaran dilakukan di luar ruangan. Reva duduk di bawah pohon cemara beralaskan rumput halus yang nyaman. Hari ini Mr. Smith hanya memberi tugas, lantaran beliau memiliki keperluan mendadak di luar kota. Reva memejamkan matanya, merasakan sensasi angin yang lembut dan halus menerpa wajahnya.

"Mana kertas lo?" Reva terperanjat kaget, membuka kelopak matanya. Dapat ia lihat seorang pemuda tinggi dengan raut wajah datar andalannya. Melihat pemuda di hadapannya— seketika ia tersadar belum mengumpulkan kertas hasil observasi alam miliknya.

"Maaf aku lupa," sesal Reva sambil memberikan kertas putih itu pada Kravero— ketua kelasnya.

Kravero mendengus malas. "Nyusahin aja lo jadi orang!" katanya lalu berlalu meninggalkan Reva.

Reva menggaruk kepalanya, merasa bersalah. Mendengar peringatan breaktime di setiap penjuru sekolah, Reva lantas membereskan buku-buku miliknya lalu beranjak berdiri. Kakinya melangkah menuju kantin. Belakangan ini, ia mudah merasa lapar, meskipun begitu tubuhnya tak pernah berubah. Langkah kakinya terhenti ketika menyadari jalur yang diambilnya. Reva tampak takut menatap bangunan di depan sana, menyadari bahwa ia telah melanggar larangan untuk tidak melewati kawasan ini, meskipun masih bagian dari Glambora International High School. Ada banyak pemuda berkumpul di sana. Bulu kuduknya meremang ketika mengingat siapa yang berkuasa di tempat ini, lebih baik ia pergi sebelum ada yang melihatnya.

"Berani juga lo lewat sini," Reva menoleh. Ia terkejut melihat lima pemuda berkaos hitam yang memergokinya, dilihat dari warna celana yang mereka kenakan senada dengan roknya, jelas mereka merupakan siswa Glambora yang tergabung dalam anggota geng motor terkenal itu. Entah apa namanya, Reva lupa. Yang terpenting adalah bangunan yang tadi dihindarinya, ialah salah satu basecamp mereka.

Reva gelagapan. "A—Aku gak sengaja lewat," ucapnya jujur namun mendapat tatapan tajam mereka.

"Murid baru kali?" tanya seorang pria berkulit hitam.

"Jangan lupa, setiap murid baru di sekolah ini pasti di kasih peringatan."

"Bawa dia ke bos, bisa jadi dia mata-mata Damrols," ujar pemuda berambut cokelat.

Reva menggeleng ribut. "Enggak a–aku benaran gak sengaja lewat," Reva mencoba meyakinkan mereka, namun apalah daya jika tangan kanannya sudah di tarik terlebih dahulu.

...

Ruangan yang didominasi warna hitam dan abu-abu tampak kontras dengan kepulan asap rokok. Selalu hal yang sama.

"Siapa yang tanding untuk balapan sebentar?" tanya Arkael.

Hades menghebuskan asap rokoknya, semua kancing baju seragamnya di biarkan terbuka menampilkan dada bidang serta abs dengan otot perut yang menggiurkan. "Toretto," jawab Hades santai, tapi tidak dengan pemuda yang namanya di sebut olehnya.

"Bos, lo yakin?" tanya Toretto.

Hades mengerutkan dahinya. "Lo ngeraguin keputusan gue?" Seketika Toretto bungkam seribu bahasa melihat tatapan datar pemimpin sekaligus sahabat dari kakanya itu.

XAMORGENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang