Motor sport hitam keluaran terbaru, memasuki pekarangan rumah minimalis bercat abu-abu gelap. Banyak tanaman kering, serta rumput yang menjalar hingga ke tembok rumah, terlihat tidak terurus dan sangat mengerikan.
Reva tercengang melihat rumah di hadapannya. "Ini rumah atau sarang hantu ?" tanyanya tanpa sadar, sambil bergidik ngeri.
"Turun !!" Bentak Hades. Sepertinya ada yang tersinggung.
Reva berhati-hati turun dari motor takut terjungkal. Motor Hades terlalu tinggi untuk manusia dengan tinggi badan 150cm kotor. Ingin menyanggah tangannya pada bahu Hades pun Reva termor.
Hades mendesah kasar. "Buruan turuan, Sialan !!"
Mendengar bentakan Hades, Reva buru-buru turun dari motor dan tidak menjaga keseimbangan tubuhnya hingga hampir terjatuh, namun berhasil ditahan oleh Hades. Tentu Hades melakukannya karena refleks.
"T-Terima kasih Hades"
Hades memutar bola matanya malas. Ia tak habis pikir, bagaimana Devron memilih perempuan kumal ini. Lihat saja rok panjang yang menjutai hingga menutupi mata kaki. Terhitung satu jam waktu Hades terbuang, lantaran mengurusi rok panjang kuno itu, agar tidak masuk kedalam roda ban motornya. Akhirnya, Hades juga yang turun tangan dengan menggendong gadis sialan ini.
Perempuan ini sudah jelek, merepotkan lagi!!
"Ngapain lo masih disitu ?! Perlu gue gendong terus gue banting, Hah ?!" Reva terperanjat kaget, Hades ini sangat ramah lingkungan. Reva berjalan mengikuti langkah Hades, layaknya anak itik.
Hades membuka pintu rumah yang terbuat dari kayu, menggunakan kunci ditangannya. Keduanya lalu masuk ke dalam rumah. Banyak debu dan sarang laba-laba, Hades melangkahkan kakinya ke ruang tengah, pandangannya terpusat pada sebuah figura foto terletak tepat di dinding ruangan.
"Sialan !"
Reva terkejut. Apakah ia berbuat salah ? ternyata Hades tengah melihat figura foto keluarganya, disitu ada tuan Devron.
Hades berjalan naik ke lantai atas. Reva sendiri binggung mau kemana, ia memilih keluar rumah lantaran debu di rumah ini bukan main banyaknya.
Setelah meneliti kembali beberapa perabotan dirumahnya. Hades turun ke bawah mencari perempuan menyusahkan itu yang hilang entah kemana.
"Ck! ngapain lo disitu ?!" tanya Hades setelah mendapati Reva. Perempuan itu malah duduk di teras depan rumah persis orang gila.
Reva terkejut. Kebiasaan barunya jika Hades membentaknya. Reva beranjak berdiri, melangkah ke arah Hades, sembari menunduk memainkan jemarinya. "H-Hades, a-aku mau nanya, b-baju kita gimana ?" tanya Reva lantaran ia tidak membawa satu baju pun.
Mendengar kata kita, Hades memilih mengabaikan pertanyaan tak bermutu itu.
"Gue mau keluar, lo Bersihin ini semua !!"
Reva mendongkak, mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Bersih sekali, saking bersihnya reva jadi pengen tidur. "Tapi Hades, aku nggak yakin bisa ngebersihin rumah segede ini," ucap Reva lirih, bisa patah tulang belulang miliknya.
"Terus? Lo nyuruh gue? mau cari mati lo?" Hades menatap tajam Reva, seketika nyali Reva menciut. Hades bagaikan titisan manusia harimauk di retina mata Reva.
"B-Bukan gitu Hades "
"Lo harus tau satu hal !!" Reva otomatis memundurkan langkahnya melihat sinyal bahaya dari Hades yang berjalan ke arahnya. Hades memojokan Reva ketembok. Menguncinya dalam tekanan kuat tangan kekarnya. Jantung Reva berdegub kencang antara malu atau takut.
Hades menunduk, menatap lekat Reva. Dapat Reva cium wangi parfume Hades membuat Jantungnya semakin berdegub tak karuan. Reva semakin menunduk kala Hades memajukan wajahnya. Ingin sekali ia memukul wajah rupawan Hades, namun ia tidak seberani itu. Jika ia nekat, sudah dipastikan detik ini juga namanya tertulis dalam buku catatan harian, malaikat pencabut nyawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
XAMORGENZO
Teen FictionXamorgenzo Hades Ferdezeus, pemimpin geng motor terbesar pemegang otoritas terkuat di ibu kota terpaksa menikahi seorang gadis bodoh dan ceroboh yang jauh dari tipenya guna memenuhi wasiat terakhir dari almarhum saudaranya. Ada fakta tersembunyi dib...