Hades mengendarai motor dengan kecepatan penuh. Seolah lupa ada yang sedang ia bonceng, bukan lagi satu melainkan dua nyawa sekaligus. Bisa Hades rasakan cengkraman kuat tangan kurus itu di sela jacket dan bajunya. Hades semakin menambah laju kecepatan motor Arkael hingga beberapa motor sport yang tidak dikenali berusaha untuk menyeimbangi laju motornya.Hades berdecih sinis. "Tikus pengganggu."
Hades meraih tangan Reva membawanya melingkari perutnya. Ia tidak mau mengambil resiko.
"Jangan sampai lo lepas, pegangan yang erat," teriak Hades yang mampu di dengar oleh Reva. Reva yang awalnya kaget segera mengeratkan pelukannya, jantungnya berdegub kencang lantaran ia takut mati.
Beberapa motor yang Hades duga merupakan musuhnya itu terus mengikuti mereka, tidak ada cara lain selain....
Cittttttttttttttttttttttttttt
....meladeni mereka.
Reva memeluk Hades erat ketika merasakan tempat duduknya seakan melayang disaat Hades menginjak rem motornya.
"Widih, siapa nih kira-kira?" tanya salah seorang dari pemuda yang berhasil menghalangi jalan mereka.
"Kayaknya anggota DrakeZeus nih bos, cuma sama cewenya, boleh lah!" ujar yang lainnya.
"Ha-Hades," panggil Reva sembari mengeratkan pelukannya kala melihat para pemuda itu berjalan ke arah mereka namun Hades masih saja diam.
Hades membuka helm fullfacenya membuat langkah beberapa pemuda tadi otomatis terhenti di tempat. Mereka semua tampak terkejut--seperti ini di luar dugaan mereka.
"Bos mending kita mundur aja dah, kalau lawannya dia," ucap seorang pemuda.
Pemuda berambut cokelat tua itu sedikit menyetujui saran salah satu anggotanya.
"Gak usah takut, dia sendirian doang lawan kita berenam mana mungkin bisa menang," kata pemuda lainnya.
"Benar banget bos, kalau bos bisa kalahin si Hades sombong itu malam ini, geng kita yang selama ini diinjak-injak bakal jadi paling di takuti."
Mendengar saran dari berbagai pihak, pemuda yang di panggil bos itu tersenyum miring.
"Lo semua benar."
Mendengar perbincangan manusia bodoh di depannya Hades memutar bola matanya jengah. Meladeni mereka hanya membuang waktunya saja.
Hades memakai kembali helm fullfacenya, tangan Reva masih ia biarkan melingkar di perutnya. Jika salah duga gadis itu sedikit gemetar. "Jangan sampai lo pingsan di tengah jalan. Gue nggak sudi balik arah cuma buat mungut tubuh lo."
Peringatan Hades terdengar bagai monster di telinga Reva.
Reva menggeleng, memastikan bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi, dan Hades melihatnya dari pantulan kaca spion motor.
Hades kembali meng-gas motornya, melihat para pemuda bodoh itu Hades melajukan motornya dengan kecepatan penuh nyaris menabrak para pemuda tadi jika saja mereka tidak segera menghindar.
"Gila tuh orang, dikira nyawa orang lain gak ada guna apa?"
"Emang lo gak guna, kejar nggak bos?" Pemuda itu menoleh pada bosnya yang terlihat memegang dadanya---terkejut.
"G-Gak usah, mending lo jual informasi ini ke Garendro." Anggotanya mengangguk setuju.
Baru kali ini, pemimpin geng motor paling ditakuti seantero kota itu terlihat membonceng seseorang, dan itu seorang gadis. Sangat menguntungkan bukan, jika informasi kemustahilan ini dijual?
...
Setelah melewati para tikus got tadi. Sampailah mereka di sebuah rumah tanpa ada penerangan lampu sama sekali.
"Turun!" Reva tersentak kaget lalu segera turun dari motor. Ia berusaha tidak lelet.
"Te-Terima kasih Hades," ucap Reva sembari menunduk.
Reva ingin segera masuk ke dalam rumah namun Hades tidak menunjukan tanda-tanda akan pergi. Reva hanya diam, menunggu Hades pergi terlebih dahulu, ia takut di semprot jika bertanya duluan.
"Lo mau apa?"
Reva mendongkak dengan wajah cengo.
"Hah?" Reva dengan cepat membungkam mulutnya. Ia hanya ingin memastikan apa yang baru saja ia dengar. Hades bertanya padanya?
Padanya?
Pada seorang Reva?
Terdengar mustahil...
Reva masih saja sibuk dengan pikirannya, hingga satu tarikan membuatnya sukses mendekat pada Hades.
"Lo budek, hah?! Gue tanya lo mau apa?!"
Reva tentu terkejut dan malu berhadapan dengan Hades. "A-Aku tidak paham," jawabnya gugup.
"Gue tanya lo sekarang, jangan harap tengah malam gue bakal kabulin permintaan aneh orang kaya lo."
Sungguh, siapapun tolong bantu Reva menerjemahkan kalimat Hades barusan.
Melihat Reva yang diam dengan wajah bodoh, Hades mengeraskan rahang emosi.
"Bangsat, lo ngidam apa anjing?!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
XAMORGENZO
Teen FictionXamorgenzo Hades Ferdezeus, pemimpin geng motor terbesar pemegang otoritas terkuat di ibu kota terpaksa menikahi seorang gadis bodoh dan ceroboh yang jauh dari tipenya guna memenuhi wasiat terakhir dari almarhum saudaranya. Ada fakta tersembunyi dib...