Minta Dimanja

40.5K 2.5K 19
                                    

Tebakan Kinanti tidak meleset, Dewangga benar-benar menghindarinya.

Beberapa hari belakangan, laki-laki itu akan keluar pagi-pagi sekali dari rumah. Lalu pulang cukup larut.

Jika tidak kemana-mana, ia memilih menghabiskan waktu di bengkel bersama para karyawan.

Tidak pernah lagi menyiapkan sarapan, susu, atau menawari makan siang dan malam seperti biasa.

Pagi tadi, saat dirinya membuat susu di dapur, Dewangga sempat hampir masuk ke sana.

Namun melihat keberadaannya, membuat laki-laki itu urung dan memilih keluar lagi.

Sebagai perempuan dengan ego tinggi, Kinanti tentu benci didiamkan. Tetapi ia juga sadar akan kesalahannya.

Memikirkan keterdiaman Dewangga membuat kepalanya mendadak pusing. Tubuhnya juga terasa lemas.

Tak tahan dengan ketidaknyamanan yang semakin menyiksa, Kinanti beranjak dari kasur untuk mencari minyak aromatherapy.

Namun belum sempat meraih meja rias, ia spontan membekap mulutnya sambil berlari ke kamar mandi.

Dengan perut yang sangat mual, perempuan hamil itu berusaha memuntahkan sari-sari makanan dari kerongkongannya.

Entah apa yang terjadi. Padahal Kinanti yakin tidak mengonsumsi makanan-makanan aneh.

Perutnya terus bergejolak membuatnya tidak bisa tidur nyenyak semalaman. Menurut beberapa artikel yang ia baca, kemungkinan besar itu adalah efek hormon.

Tapi bukankah ini sudah hampir masuk trimester ketiga? Bahkan saat trimester pertama mantan dosen itu tidak pernah mual sama sekali.

.....

Dewangga beranjak dari sofa tempat ia rebahan sepulang mengurus bengkel.

Laki-laki itu sudah berada di sana sejak pukul 12 malam tadi. Tetapi hingga subuh, matanya tak juga bisa terpejam.

Ia sibuk mencermati bunyi kran toilet yang berbaur dengan suara muntahan di kamar Kinanti.

Sejak sore kemarin, sebenarnya Dewangga sudah tahu jika sang istri terus muntah.

Ia ingin masuk ke sana guna memastikan perempuan itu tidak dalam bahaya. Tetapi mengingat kemarahannya pada Kinanti membuat Dewangga mengurungkan tersebut.

Kali ini ia sudah tidak bisa menahan. Dengan mengesampingkan kekesalan yang masih bercokol, calon ayah itu segera mendekat ke arah pintu. Ia menekan handle-nya yang memang tidak terkunci.

Mendapati tempat tidur kosong, Dewangga segera menuju toilet di pojok kamar. Sehingga bisa menemukan sang istri yang membungkuk di depan wastafel sambil terus memuntahkan isi perut.

Tak ingin berdiam diri, Dewangga mengangkat tangannya lalu memijat tengkuk sang istri secara perlahan.

Kinanti terperanjat lalu menoleh dengan wajah pucat pasi. Tak lama setelah itu ia kembali fokus memuntahkan makanannya.

Setelah merasa lega, Kinanti berkumur dan membasuh wajah. Dewangga keluar untuk mengambil handuk kecil lalu membantu sang istri mengeringkan kulitnya yang basah.

"Pelan-pelan," titahnya sambil menuntun Kinanti kembali ke ranjang.

"Bentar, aku ambilkan air hangat."

Miss Kinanti Jadi IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang