Terjebak Kebohongan Sendiri

31.9K 2.5K 47
                                    

Kinanti bangun dengan kondisi yang lebih fresh. Kakinya tidak lagi pegal maupun bengkak.

Jika tidak gengsi, ia pasti sudah berterima kasih pada sang suami yang rela memijat kakinya semalaman.

Ketika menoleh ke arah jam dinding, Kinanti mendapati sekarang sudah pukul sembilan. Entah, selama hamil perempuan itu memang sulit bangun pagi.

Setelah berhasil mengumpulkan kesadaran, ia bergegas menuju toilet untuk mandi.

Tak sampai lima belas menit, calon ibu itu keluar dengan tubuh yang sudah bersih dan wangi.

Amplop di atas meja rias berhasil menarik perhatiannya. Amplop itu berisi uang yang Dewangga berikan semalam.

Kinanti sebenarnya tidak terlalu membutuhkan. Tabungannya masih mencukupi untuk kebutuhan hidup setahun ke depan.

Tapi niat baik Dewangga memang perlu diapresiasi. Sehingga ia akan menyimpannya dengan baik dan menggunakannya sebijak mungkin.

Keluar dari kamar, Kinanti sudah disambut dengan sepiring nasi goreng yang sepertinya sengaja Dewangga letakkan di depan ruang TV.

Tak lupa segelas susu hamil yang sudah mendingin. Laki-laki itu tampaknya telah hapal kebiasannya yang tidak suka makan atau minum dalam kondisi panas.

Ia menyantap sarapannya sambil mengamati Dewangga yang tengah mencuci "si putih". Mobil BMW X1 keluaran 2020 kesayangan Kinanti.

Debu di bodinya memang sangat menumpuk. Berkat tangan terampil Dewangga, kendaraan itu akhirnya kembali kinclong seperti baru.

Kalau tidak salah, semalam laki-laki itu juga mengatakan jika mobilnya telah kembali normal. Sehingga nanti Kinanti akan langsung mencobanya dalam jarak dekat.

Karena sudah tidak sabar, ia segera meletakkan piring dan gelasnya di dapur, lalu turun ke garasi.

"Cobanya di sini aja nggak usah kemana-mana." Seru Dewangga kemudian menyerahkan kunci dengan gantungan Hello Kitty pada sang istri.

"Iya, bawel!"

Setalah dirasa pas dengan memaju mundurkan roda, Kinanti membawa mobilnya kembali ke garasi.

Ia keluar lalu merasa terkejut saat menatap ke arah dua laki-laki yang tengah berbincang tak jauh dari mobilnya.

Sialnya, satu dari kedua orang tersebut lebih dulu melihatnya sebelum Kinanti sempat bersembunyi.

"Loh, Kinanti?" Mau tidak mau Kinanti berjalan mendekat dengan senyum yang terlihat kaku.

"Hai, m-mas.." sapanya pada sosok pria yang tak lain adalah Haidar.

Kenapa orang ini ada dimana-mana?

"Kamu kenapa di sini?" Tanyanya penuh selidik membuat Kinanti salah tingkah. Ia sempat menatap Dewangga yang menunjukkan raut wajah tidak terbaca.

"Oh, Miss Kinanti memang langganan service mobil di tempat saya pak." Dewangga berusaha memahami kecemasan sang istri.

"Wah kebetulan sekali, ini motorku juga lagi mogok. Beruntung dekat sini ada bengkel yang ternyata punya Dewangga." Mendengar itu Kinanti hanya bisa tersenyum kecil.

"Iya, kebetulan sekali," jawabnya sambil menahan rasa gundah di dada.

"Sebentar, ka-kamu hamil?" Berbeda dengan dress kemarin yang mampu menyamarkan perut buncitnya, kini Kinanti hanya mengenakan kaos polos dengan celana pendek.

Tentu saja usia kandungan yang hampir menyentuh angka 6 bulan tak lagi bisa ia tutupi.

"Jadi kamu sudah menikah?" Raut wajah Haidar terlihat menuntut jawaban.

Miss Kinanti Jadi IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang