Pillow Talk

39.2K 2.3K 68
                                    

Part spesial yang cukup panjang 😂😂 semoga ngga terasa boring ya

.....

Pukul sebelas lewat lima menit, Honda Brio milik mendiang Tegar yang Dewangga dan Kinanti bawa, akhirnya sampai juga di garasi.

Dua orang itu benar-benar menikmati makan malamnya sampai hampir lupa waktu.

Bahkan, lampu di beberapa ruangan sudah mati. Kinanti yakin, Martina sudah tertidur pulas di kamarnya sejak beberapa jam lalu.

"Ibu pasti sudah tidur,"

"Kalau begitu makanannya disimpan di kulkas saja. Besok pagi buat kita sarapan." Ujar Dewangga sembari membereskan barang belanjaannya.

Kinanti menurut, kemudian membawa beberapa plastik berisi oleh-oleh ke dapur.

"Kamu langsung saja ke kamar, biar aku bereskan ini dulu." Titah perempuan itu ketika menyadari Dewangga berjalan mengikutinya.

"Ke kamarmu?"

"Iya," jawab Kinanti cepat sambil masih sibuk menata makanannya.

"Aku kira kamu bakalan suruh aku tidur di luar." Celetuk Dewangga diakhiri cengiran lebar.

Kinanti menghela napas, "Kalau kamu lebih pilih tidur di Joglo juga tidak masalah."

"Enggak," seru laki-laki itu lalu berjalan cepat ke arah kamar sang istri.

Setelah membersihkan diri, Kinanti pun masuk kamar. Kehadirannya disambut senyum manis sang suami yang sudah duduk bersandar di kepala ranjang.

Perempuan itu berusaha acuh sambil melakukan rutinitas sebelum tidur yakni menggunakan skincare.

Ia sengaja melakukannya lebih lama sambil menunggu sang suami ketiduran. Namun nyatanya, Dewangga sama sekali tidak menunjukkan raut mengantuk.

Bahkan, ia begitu betah dengan posisi bersandar sambil terus mengamati gerak-gerik Kinanti.

"Geser!" Titah perempuan itu membuat laki-laki di sampingnya bergerak sedikit. Namun senyum di wajah Dewangga belum juga lenyap.

"Kenapa sih senyum-senyum terus!" Protes Kinanti yang sebenarnya merasa gugup.

"Setelah hampir sepuluh bulan menikah, baru kali ini kita tidurnya satu ranjang." Celetuk laki-laki itu dengan nada jahil.

"Itu juga karena aku enggak tega nyuruh kamu tidur di kamar tamu. Tempatnya banyak debu, belum dibersihkan." Ujar Kinanti yang kini dilanda rasa canggung setengah mati.

"Oh begitu... Tapi ngomong-ngomong, enaknya ngapain ya kalau sama-sama belum ngantuk begini. Enggak lucu kan kalau nonton live cek khodam?" Tanya Dewangga diiringi kekehan kecil yang sontak membuat sang istri melotot tajam.

"Aku udah ngantuk kok!" Serunya sambil melebarkan selimut.

Dewangga menghela napas sembari tersenyum, tangannya menepuk-nepuk bantal di belakang sang istri. "Ya sudah, sini tidur,"

Kinanti mencebik lalu berbaring membelakangi tubuh Dewangga.

"Kamu betah banget ya di Jogja," ujar laki-laki itu lirih. Dewangga tahu Kinanti sebenarnya tidak akan bisa tidur cepat dalam situasi seperti ini.

"Aku enggak masalah kamu masih ingin lama di sini. Tapi jangan lupa pulang ke rumah kita ya.."

"Di sana sepi banget nggak ada kamu,"

Kata-kata yang mengalun pelan namun bermakna mendalam itu mampu membuat Kinanti berbalik.

Kali ini, perempuan itu berbaring menatap langit-langit.

Miss Kinanti Jadi IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang