Sekarang adalah jam nya istirahat. Semua murid sudah pastinya berlarian kearah kantin untuk membeli makanan maupun minuman disana, karena rasa lapar yang menghantui mereka. Seperti ketiga cewek yang sekarang sedang mengantri untuk membeli makanannya. Namun sayang, mereka membeli makanan ditempat yang salah, tempat itu benar benar penuh dengan orang-orang, alhasil mereka harus menunggu.
"Gue pegel anjir, beli yang lain aja lah makanannya" Cewek itu mengusap lututnya yang merasakan sakit setelah lama berdiri untuk mengantri, itu Lia.
"Setuju aja sih gue. Tapi, mau beli apa?" Cewe dengan rambut yang diikat satu kebelakang itu bertanya, itu Zoa.
"Beli mie instan aja lah biar cepet, gimana?" Ucapan Lia dijawab dengan anggukan oleh Zoa.
"Dhi? lo mau?" Lia menatap kearah temannya yang terus menatap kearah ponselnya. Cewe dengan bandana pink yang dipakainya itu membuat kedua temannya bingung, mereka menatap heran dengan Dhiya yang begitu serius memainkan ponselnya.
"Eh guys, lo berdua duluan ya. Gue mau ke Daehyeon dulu, katanya dia lagi main basket dilapang" Ucap Dhiya setelah selesai memainkan handphone-nya
"Ngapain lo kesana? si Yeon yang minta?" Dhiya menganggukan kepalanya mendengar pertanyaan Zoa.
"Iya, butuh minum katanya. Yauda kalo gitu gue kesana ya, dahhh"
"HATII-HATIII" Dhiya mengacungkan jari jempolnya kearah kedua temannya lalu berlari kearah lapangan basket yang berada dilantai 1.
Dhiya telah sampai di lapangan basket seperti yang diminta oleh sahabatnya itu. Cewek itu duduk dikursi melihat sahabatnya yang sedang berlatih dibawah sana. Daehyeon memang sangat hebat dalam bermain basket, cowok itu sudah beberapa kali memenangkan perlombaan untuk hal ini.
Dhiya memberikan tepuk tangan saat Daehyeon memasukan bola basket itu kedalam ring untuk yang terakhir. Cowok bermata sipit itu menolehkan kearah dimana suara itu berasal.
“WAHHHH KERENNNNN”
Dhiya menghampiri Daehyeon yang tengah duduk dilantai lapangan sembari meluruskan kedua kakinya dan mngatur nafasnya. Cewe itu menyodorkan botol minuman kearah Daehyeon.
“Thank you” Setelah menerima botol iyu Daehyeon menyuruh Dhiya duduk disampingnya.
“Lo bisa ga sih sehari ajaa ga nyuruh gue buat bawain minum waktu lo latihan gini, hah?” Dhiya memutar kedua bola matanya mengingat akhir-akhir ini Daehyeon selalu menyuruh dirinya untuk membawakan minum. Daehyeon terkikik geli saat mendengar ucapan Dhiya.
“Hehe, lupa mulu gue makanya minta tolong ke elo, gabakalan lagi kok tenang” Cowo itu menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya untuk meyakini Dhiya.
“Serah lo ajaaaa”
“Gue ajarin basket, kuyy” Dhiya menatap kearah Daehyeon dengan tatapan kaget. Tiba-tiba cowo itu ingin mengajarkannya bermain basket.
“Ngga ah, males gue”
“Katanya pengen bisa maen basket, ini gue udah baik nawarin” Daehyeon menarik lengan Dhiya untuk segera berdiri, namhn cewe itu tetap keras kepala.
“Ayoo Dhiyaaa”
“Yaudaa iyaa iyaa”
Padahal Daehyeon sudah menjelaskan dari dasar-dasarnya dahulu, namun Dhiya tetap tidak mengeri dengan apa yang diucapkan oleh sahabatnya itu. Terkadang apa yang dipaksakan memang susah untuk dimengerti.
“Yauda gini aja, lo liat gimana gue masukin ini bola ke ring sana, terus lo cobain, okeee?” Dhiya menganggukan kepalanya lalu mundur beberapa langkah untuk mempersilahkan Daehyeon memasukan bola basket itu.
Saat ingin mengalungkan bola itu, Daehyeon terus menatap kearah Dhiya untuk memastikan cewe itu tetap ada disini tanpa melihat kearah ring sana, dengan entengnya tangan Daehyeon mengalungkan bolanya membuat arah bola itu bukan ke ring namun kearah sisi lain, Dhiya membulatkan matanya saat melihat bola itu terkena seseorang.
“AWASSSS”
BRUGHH..
Dhiya dan Daehyeon segera menghampiri cowo yang tertimpa bola basket ulah Daehyeon. Cowo itu mengusap-usap kepalanya, pusing yang saat ini ia rasakan.
“Yeon, lo minta maaf cepet”
“Eum.. Sorry ya, gue ga sengaja tadi sorry banget” Cowo itu menatap kearah Daehyeon lalu menganggukan kepalanya.
Dhiya menatap kearah cowo itu, Dhiya berpikir kalau cowo itu sepertinya dia anak nakal dari cara ia memakai seragam tidak rapih tanpa dikancing namun memakai kaos didalamnya, dan dasi yang cowo itu simpan disaku belakang celananya, Dhiya pikir cowo itu anak yang tidak disiplin.
“Lo gapapa? sini gue bantu berdiri” Dhiya mengulurkan tangan kanannya. Cowo itu sekarang beralih menjadi menatap kearah Dhiya, tangannya menerima uluran dari cewe itu.
“Lain kali jangan ceroboh” Ucap Cowo itu sembari menatap kearah Daehyeon. “Okee”
“Gue bantu ke uks ya, lo pasti pusing kan?” Tanya Dhiya yang melihat kearah kening cowo itu yang mulai membiru. Cowo itu menggelengkan kepalanya.
“Gausah gapapa, gue bisa sendiri” Tolak nya. Cowo itu mencoba berjalan namun usaha nya gagal, tubuh nya kembali jatuh namun dengan sigap Dhiya menolongnya dan membantu cowo itu ke ruangan uks.
Setelah sampai di uks, Dhiya membantu cowo itu duduk di brankar dan Dhiya membawa alat kompresan untuk luka yang ada di kening cowo itu.
“Maaf kalo ga sopan, tapi gue bantu kompres luka lo ya” Ucap Dhiya. Cowo itu hanya diam membiarkan Dhiya mengobati luka nya.
“Kalo boleh tau nama lo siapa?” Tanya cowo itu sembari menatap kearah Dhiya yang tengah mengompres keningnya.
Dhiya menatap balik kearah cowo itu. Sial saat menatap matanya, jantung Dhiya berdetak kencang, cewe itu sangat sangat terpesona melihat mata cowo itu, perasaan apa ini?
“Hey? Gue nanya loh”
“Hah? ooh, nama gue Dhiya” Cowo itu menganggukan kepalanya mengerti.
“Kelas berapa kalo boleh tau”
“Kelas 11, lo sendiri?” Tanya Dhiya balik.
“Gue Jungwon, kelas 12” Sontak Dhiya menghentikan kegiatannya. Cewe itu kaget saat mendengar ucapan cowo itu.
“Eh maaf gue udah ga sopan sama kakak tadi, maaf banget” Dhiya memejamkan matanya, malu. Bagaimana bisa dia memanggil kakak kelasnya dengan sebutan 'elo'
Jungwon terkikik kecil melihatnya. “Udah gapapa santai aja” Dhiya menatap kembali kearah Jungwon. Mati Dhiya, jantung cewe itu terus menerus berdetak tidak karuan saat ditatap oleh cowo itu.
“Thanks ya udah kompres gue, gue ke kelas dulu” Ucap Jungwon. Dhiya menganggukan kepalanya tanpa berbicara apapun.
Jungwon berjalan kearah pintu, saat akan keluar dari ruangan Jungwon mengucapkan sesuatu kepada Dhiya “Eum, nama lo cantik kaya orangnya” Setelah itu Jungwon keluar dari ruangan dan berjalan kearah kelasnya meninggalkan Dhiya yang hanya mematung ditempat dengan memegang handuk kecil.
Dhiya rasa dirinya menyukai cowo itu, cowo yang ia pikir seperti anak tidak disiplin namun mampu membuat hatinya terpana.
..

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Love
Romantizmending ft. Yang Jungwon of Enhypen *** "Mencintai seseorang itu tidak beralasan, jika kamu bisa menjelaskan mengapa kamu mencintainya itu bukanlah cinta. Mencintai seseorang itu apa adanya bukan ada apanya." (Jungwon) "Utama kebahagiaan itu adalah...