Happy reading
____________________________________
***
Di sebuah ruangan dengan atmosfer yang tidak mengenakkan, di tengah-tengah ruangan tersebut terlihat dua orang lelaki yang diikat di sebuah kursi. Mata dan mulut keduanya ditutup rapat, serta keduanya dalam posisi tidak sadarkan diri.
"Apakah mereka sudah mengaku?" Tanya seorang gadis yang duduk agak jauh dari kedua lelaki yang di ikat tersebut.
"Belum Nona, mereka tidak mau mengakuinya" Jawab seorang pria dengan badan yang cukup besar seperti seorang penjaga.
"Hmm baiklah aku akan pergi terlebih dahulu. Lalu lukai mereka setelah itu obati mereka kembali, karena Only I can kill them" smirknya.
Setelah itu Elsie pergi dari ruangan tersebut diikuti pria yang sedari tadi mengikuti dirinya. Ruang tersebut di jaga oleh dua penjaga dengan badan yang cukup besar.
Elsie terus berjalan sampai di lobby perusahaan miliknya. Sedangkan pria yang di belakangnya tadi, melaksanakan perintah sang nona untuk melukai kedua orang tersebut lalu di obati kembali.
"Nona, anda akan kemana?" Tiba-tiba Lena menghentikan Elsie melangkah menuju pintu keluar perusahaan miliknya.
"Tentu saja aku akan pulang" Balas Elsie menatap wajah asistennya itu dengan bingung.
"Oh, God" gumam Lena menatap wajah sang nona dengan tatapan memelas.
"Nona, ada banyak berkas yang harus anda kerjakan" ujar Lena pada Elsie.
"Terus aku harus bagaimana?" Tanya Elsie dengan wajah polosnya.
"Nona" Raut wajah Lena semakin menunjukkan kesedihan.
"Kalian kerjakan saja aku akan pulang dulu, jika kalian tidak kerjakan apa gunanya aku memiliki dua asisten pribadi" Ujar Elsie dengan raut wajah datar.
Lalu gadis itu pergi begitu saja meninggalkan Lena yang hanya bisa mengelus dada sabar.
"Jika bukan bos, aku akan pukul kau nona" batin Lena menatap kepergian sang nona dengan raut wajah marah.
Setelah itu Lena pergi dari lobby perusahaan untuk kembali menuju ruangan miliknya dan Stephanie. Mereka di satukan dalam satu ruangan yang tentu saja dekat dengan ruangan milik Elsie.
^_^
Saat ini Elsie sedang menjalankan mobilnya dengan pandangan yang sangat sulit dijelaskan.
"Ternyata kebahagiaan mereka semakin besar dengan kedatangan cucu kesayangan mereka ya" gumam Elsie dengan satu tangan di letakan di dagunya, sedangkan tangan satunya fokus pada setir mobil.
"Harus aku apakan gadis manja itu" gumam Elsie kembali dengan seringainya yang menyeramkan.
_-_
Sedangkan di posisi Lena dan Stephanie, mereka harus lembur untuk mengerjakan berkas-berkas yang tidak Elsie kerjakan. Padahal ini tugas Elsie, namun gadis itu malah menyerahkannya pada mereka berdua.
"Kenapa kita memiliki bos seperti beliau?" Tanya Stephanie pada Lena.
"Kau menanyakan hal yang, aku pun tidak tahu untuk menjawabnya bagaimana" Lena memutar bola matanya jengah.
Stephanie hanya menganggukkan kepalanya, kemudian mereka kembali mengerjakan berkas-berkas tersebut. Mereka harus kerjakan dengan cepat, agar pulang nanti mereka bisa langsung mengistirahatkan tubuh mereka.
;)
Kota Amsterdam, Belanda
Disebuah mansion yang cukup besar itu terdapat dua orang lelaki yang sedang beradu mulut. Varenzo dan Zayden, dia kakak-beradik itu kembali meributkan sesuatu.
"Bang gua dulu yang ngambil anjir" Zayden menarik benda tersebut.
"Ga, gua dulu yang liat" Renzo tidak mau mengalah dia juga menarik benda tersebut berlawanan arah dari sang adik.
Sedangkan Mommy Adel dan Daddy Zephyr, mereka malah sibuk menonton kedua anaknya yang sedang bertengkar itu. Apa gunanya memisahkan keduanya, mereka malah menanggapi hal tersebut dengan tenang.
"Ini salah mu mas, kenapa kau hanya membeli 1 barang" Mommy Adel mulai menyalahkan Daddy Zephyr yang sedari tadi hanya diam.
"Kenapa aku yang disalahkan?" Tanya Daddy dengan raut wajah bingung.
"Tentu saja itu salahmu kenapa kau hanya membeli 1 barang, sedangkan kau memiliki 2 putra yang sangat menyebalkan" Balas mommy Adel tanpa menatap wajah sang suami.
"Hei, aku membeli barang tersebut untuk dirimu bukan untuk mereka" dengus Daddy Zephyr.
"Sudahlah kembalikan barang itu, aku tidak membeli barang tersebut untuk salah satu dari kalian" Ucap Daddy Zephyr merebut barang tersebut dari tangan kedua putranya.
"Daddy" Keduanya hendak protes, namun melihat wajah menyeramkan sang Daddy.
"Apa mau protes?" Tanya Daddy menatap wajah kedua putranya dengan tajam.
Protes yang akan keluar dari mulut mereka pun tidak jadi keluar. Lalu Daddy kembali mendekati wanita yang sampai detik ini menjadi istrinya yang sangat dia cintai. Yang rela melahirkan ketiga anak yang sangat dia sayangi.
"Ini untukmu istriku tersayang" Daddy Zephyr mencium kening sang istri setelah memberikan sebuah pistol P99 yang sangat jarang di temukan dan hanya ada satu di dunia.
Senjata api?
Keluarga Theodore bukan hanya keluarga pengusaha terkenal yang berada di dunia. Keluarga mereka juga terkenal di dunia bawah. Mereka cukup ditakuti, keluarga gila yang semua anggota keluarganya memasuki dunia bawah.
"Ini untukku mas?" Tanya Mommy Adel dengan raut bingung.
"Tentu saja aku membelikan ini untuk dirimu, bukan salah satu dari mereka" balas Daddy Zephyr menatap malas kedua putranya.
Sedangkan ekspresi wajah keduanya sangat-sangatlah menyebalkan. Keduanya seakan-akan ingin menangis, setalah melihat barang yang sangat mereka inginkan ternyata milik sang mommy.
Dasar bayi
***
____________________________________
Jangan lupa untuk vote dan komen ya))
Terima kasih, bye-bye 👋🏻
![](https://img.wattpad.com/cover/341942469-288-k838584.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 (Hiatus)
Mystery / Thriller📌𝐇𝐈𝐀𝐓𝐔𝐒 𝓦𝓪𝓻𝓷𝓲𝓷𝓰‼️ 📌(𝐚𝐥𝐮𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧, 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐛𝐚𝐫𝐚𝐧) 𝓑𝓪𝓷𝔂𝓪𝓴 𝓐𝓭𝓮𝓰𝓪𝓷 𝓚𝓮𝓴𝓮𝓻𝓪𝓼𝓪𝓷‼️ 📌(PLAGIAT JAUH-JAUH, LAPAK SENDIRI) 𝓢𝓽𝓪𝓻𝓽 : 30/05/2024 𝓔𝓷𝓭 : *** "Wah lihat matany...