Family & Zean's anger

419 208 10
                                    

Happy reading

____________________________________

***

Pagi harinya Elsie di kejutkan dengan kedatangan keluarganya, dirinya tidak menyangka kedua orangtuanya dan kedua kakaknya datang hari ini.

"Ya ampun honey" Mommy Adel mendekati ranjang Elsie dan memegang kedua pipi Elsie serta mengecupnya gemas.

"Sayang, kau kenapa?" Tanya Daddy-nya dengan raut wajah khawatir.

"Aku baik-baik saja Dad, hanya kecapean" jawab Elsie menatap wajah sang Daddy.

"Kau ini" Mommy mencubit hidung Elsie gemas.

Elsie hanya tersenyum, akhirnya kerinduannya bisa terobati dengan kedatangan keluarganya.

"Miss you Mom, Dad" ucap Elsie pada keduanya.

Kemudian Daddy dan Mommy Elsie memeluk anak gadis mereka dengan erat. Kedua kakaknya yang sedari tadi menyimak pun ikut memeluk tubuh Elsie.

Sedangkan Stephanie dan Lena, kedua gadis di perintahkan untuk pulang oleh kedua orang tua Elsie.

"Dasar gadis nakal" setelah pelukan hangat itu dilepaskan, tiba-tiba saja Renzo mengucapkan hal yang membuat Elsie cemberut dan menatap wajah sang kakak sangat tajam.

Elsie yang memasang wajah garang, bukaannya terlihat menyeramkan, tetapi malah terlihat lucu di mata keluarganya.

"Aaa kau menggemaskan sekali Eciku" ucap Zayden mencubit kedua pipi Elsie gemas.

"Aduh sakit bang" Elsie mengelus kedua pipinya yang terasa pedih itu.

Plak

"Kau menyakiti princess Daddy, son" ujar Daddy Zephyr menatap wajah Zayden dengan tajam, dan memukul punggung sang putra cukup keras.

"Hehe maaf sayang" ujar Zayden mengelus kedua pipi Elsie dan mencium kening sang adik dengan sayang.

Setelah itu mereka bercanda-tawa, mengobati rasa rindu mereka setelah hampir 3 bulan Elsie berada di negeri kelahirannya itu.

Pukul 12 siang, Zayden dan Renzo memutuskan untuk membeli makanan. Karena cacing-cacing di perut mereka sudah meminta untuk di isi.

"Kami akan membeli makanan, Mommy dan Daddy ingin makan sesuatu?" Tanya Zayden pada kedua orangtuanya.

"Aku mau bakso bang" cetusan itu membuat ketiga lelaki yang berada di sana kompak menatap wajah Elsie dengan tajam.

"Tidak boleh" jawab ketiganya dengan serentak.

Elsie mengerucutkan bibirnya dengan sebal, padahal dia sangat ingin memakan bakso. Karena sudah sangat bosan dengan rasa hambar dari bubur, ya walaupun ada sedikit suwiran ayam.

Namun, tetap saja hambar dan tidak mengenakkan di mulutnya.

"Pliss mau bakso, udah muak dengan bubur ayam" ujar Elsie menundukkan kepalanya.

"Tidak, Abang akan belikan kamu roti dan selai saja kalo kamu bosan dengan bubur ayam" ucap Renzo menengahi.

"Gak bakalan kenyang ih, ya udah mau pulang aja" ucap Elsie dengan ketus.

"Hehh" keempatnya membelalakkan matanya terkejut.

"Apa?"tanya Elsie ketus.

"Oke-oke, Abang beliin tapi ada syaratnya" ucap Zayden memberikan penawaran.

"Ayden?" Ketiganya menatap Zayden dengan tajamnya.

"Kenapa ada syaratnya sih" dengus Elsie.

"Mau atau tidak nih?" Ucap Zayden dengan tangannya di lupakan di dadanya.

"Iya apa" balas Elsie terpaksa.

"Kamu kembali ke rumah bersama kami dan tinggalkan Indonesia" syarat tersebut membuat keempat orang tersebut terkejut.

Ini bukan sekedar syarat, tapi ini seperti ancaman. Elsie yang mendengar syarat dari sang Abang merasa sangat-sangat marah.

"Maksud Abang apa?" Ucap Elsie dengan raut wajah datarnya.

"Kamu pasti ngerti maksud Abang" ujar Zayden tak kalah dinginnya.

"Aku tidak mau, aku mau disini sampai dimana mereka semua Mati" ucap Elsie menatap wajah sang kakak dengan tajam.

"Tapi kau masih bisa membunuh mereka tanpa kau turun langsung Elsie" gertak Zayden dengan tegas.

Ketiga manusia yang sedari tadi menyimak pun mulai melerai mereka berdua. Renzo menarik tangan Zayden untuk keluar dari ruang rawat milik Elsie.

Sedangkan Mommy Adel, segera membawa tubuh Elsie ke pelukannya.
"Tak apa sayang, menangislah" ucap Mommy Adel mengusap-usap punggung sang putri dengan sayang.

Elsie mulai menumpahkan tangisnya di pelukan sang Mommy, sedangkan Daddy Zephyr hanya melihat interaksi keduanya.

:)

"Kamu keterlaluan Zayden" ucap Renzo menatap wajah Zayden.

Zayden hanya menatap wajah sang Abang sekilas, lalu meninggalkannya begitu menuju ke arah kantin rumah sakit.

"Anak itu" gumam Renzo menatap punggung Zayden, setelah itu Renzo mengikuti kemana Zayden pergi.


***

____________________________________

Jangan lupa untuk vote and komennya ya))

Terima kasih, bye-bye 👋🏻

𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang