Crazy thing

215 80 20
                                    

Happy reading

____________________________________

***

"Apa-apaan kalian ini, sudah saya bilang bukan seperti ini yang saya maksud. Kenapa kalian ini sangat susah sekali untuk di ajak berdiskusi?" Bentak Elsie dengan wajah yang memerah, karena kesal dengan para karyawannya itu.

Sedangkan para karyawannya hanya menundukkan kepalanya, takut dengan bentakan dan wajah dari Elsie yang sangat menyerangkam.

"Bereskan segera, lalu bawa ke ruangan ku" ucapnya sembari beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang meeting tersebut.

Setelah Elsie sudah tak terlihat dari pandangan mereka, dan akhirnya mereka bisa bernafas dengan lega. Setelah melewati antara hidup dan mati, canda.

"Sepertinya Nona sedang memiliki masalah" ucap seorang gadis bernama Syena pada beberapa teman satu timnya itu.

"Sepertinya begitu, saat dia datang tadi pagi pun auranya sangat menyeramkan" tambah seorang pria di sebelahnya yang bernama Dori.

"Sudah-sudah kita harus segera menyelesaikan ini dengan cepat, jika tidak nona akan semakin marah pada kita" ucap Cleo memotong pembicaraan antara Syena dan Dori.

Mereka pun melanjutkan mengerjakan pekerjaannya yang tadi sempat Elsie tegur atau mungkin Elsie bentak, karena mereka selalu salah mengerjakan yang di minta oleh Elsie.

:)

Sedangkan di posisi Elsie saat ini, gadis itu menyandarkan kepalanya pada kursi kerjanya. Dia mengurut pelipisnya yang terasa begitu pening hari ini.

"Shit, kenapa jadi seperti ini" gumamnya sembari menutup kedua matanya.

"Apakah bibi sudah gila?" Gumamnya kembali.

Sebenarnya tadi Elsie mendapatkan pesan dari bibinya itu, bahwa ia akan bekerja di rumah milik keluarga Alaska. Apakah bibinya sudah tak waras, bagaimana jika ia ketahuan.

"Aku sangat khawatir mereka akan mengetahui bahwa bibi adalah anak perempuan nenek yang hilang"

Flashback on

"Bibi akan bekerja di rumah keluarga Alaska" ujar Tante Elsie yang bernama Giselle.

Elsie melotot sempurna mendengar ucapan dari beliau. Apakah tantenya sudah gila, ia malah menghantarkan diri pada musuh.

"Apa kepala bibi terbentur sesuatu dan membuat bibi sedikit linglung?" Pertanyaan konyol Elsie membuat Giselle menatap wajah keponakannya itu dengan datar.

"Bibi baik-baik saja, bukankah ini akan menjadi mudah bagi kita" ujarnya menatap wajah keponakannya itu.

"Aku tahu itu, tapi itu gila bi. Bagaimana jika mereka cepat menyadari sesuatu, akan akan dalam berbahaya. Jangan menganggap sesuatu itu dengan remeh, kita juga mengetahui bahwa Alaska bukan dalang yang sebenarnya" ujar Elsie tidak habis pikir dengan isi di kepala tantenya itu.

"Cukup, aku akan selalu berwaspada kau tidak boleh meremehkan ku" ujarnya kembali dengan seringainya.

"Kenapa bisa Daddy memiliki adik seperti dirimu, bi" ucapnya dengan raut wajah lelah.

"Jika saja dulu kau sudah lahir, kau akan tahu sifat Daddy mu itu. Dia lebih gila dari ku" ucapnya dengan memutar bola matanya jengah.

"Haish ya sudah terserah kau saja bi, aku akan pulang ini sudah semakin larut" ucapnya beranjak dari duduknya dan berpamitan pada sang Tante.

"Hmm, hati-hati" ucapnya tanpa beranjak dari duduknya dan melihat Elsie yang berjalan menuju pintu keluar.

Flashback off

Kemarin Elsie memang mengunjungi rumah sang bibi. Setelah sampai di rumah tersebut dia melihat sang bibi tengah menonton film di televisi.

Lalu mulailah percakapan-percakapan yang membuat Elsie hampir terkena serangan jantung, saking terkejutnya mendengar penuturan sang bibi.

Dan akhirnya dia menjadi pusing sendiri, sampai-sampai terbawa pada pekerjaannya. Memang sudah pusing dengan tingkah sang bibi, dan di tambah karyawannya membuat dirinya tambah terkena darah tinggi.

Elsie memilih menghubungi Stephanie untuk membawakan kopi, agar kepalanya sedikit lebih baik. Beberapa saat kemudian, datanglah Stephanie dengan membawa nampan berisi segelas kopi dan camilan untuk Elsie.

"Ini Nona" Stephanie berjalan menuju meja milik Elsie dan menaruh nampan tersebut disana.

"Apakah anda masih memerlukan sesuatu?" Tanya Stephanie setelah selesai dengan tugasnya.

"Tolong hubungi keluarga ku dan bilanglah bahwa aku baik-baik saja. Jika mereka menanyakan kenapa tidak aku yang menghubungi langsung, jawab saja aku sedang sibuk" ucapnya sembari menyesap kopinya.

"Baik Nona" Stephanie menundukkan kepalanya, lalu pamit untuk keluar dari ruangan tersebut.

***
____________________________________

Jangan lupa untuk vote dan komen ya;)

Thanks you, bye-bye 👋🏻

𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang