Get better

380 202 11
                                    

Happy reading
____________________________________

***

Dua hari berlalu kejadian waktu itu, Zayden lebih dulu meminta maaf pada sang adik karena ucapannya yang membuat sang adik menangis.

Dan hari ini akhirnya Elsie di perbolehkan untuk pulang. Dan dengan perasaan senang, membuat Elsie tidak sabaran.

"Ayo pulang" ucap Elsie sumringah.

"Kan dokter bilangnya, setelah abis cairan infus ini Elsie" ujar Renzo memutar bola matanya jengah, sudah berapa kali adiknya itu terus mengulang ucapannya yang ingin pulang itu.

"Ini tuh udah tinggal dikit lagi, bang" ucap Elsie kekeuh sambil melihat ke atas, untuk melihat cairan infusnya yang memang tinggal sedikit.

"Elsie" hanya di panggil nama oleh Zayden, Elsie langsung terdiam dan menundukkan kepalanya.

Karena kejadian dua hari yang lalu, Elsie juga mulai takut dengan Zayden yaitu Abang keduanya. Walaupun Zayden cukup humoris, namun di antara kedua kakaknya memang hanya Zayden yang bisa membuat Elsie merasa terintimidasi.

"Tunggu sebentar lagi, Abang akan panggil dokternya" Renzo membuka mulutnya, setelah melihat situasi mulai tidak mengenakkan.

Saat akan keluar Elsie menahan tangan Renzo, kemudian Renzo mengalihkan pandangannya ke arah sang adik yang menggelengkan kepalanya tanda tidak ingin ditinggal olehnya.

"Biar aku, saja" Zayden lebih memilih mengalah dan keluar dari ruangan milik Elsie, setelah melihat Elsie yang kurang nyaman dengannya.

"Kenapa hmm?" Tanya Renzo mengusap-usap rambut panjang Elsie.

"Takut"

Renzo membawa tubuh Elsie kedepannya dan mengusap-usap sayang punggungnya.
"Bang Zayden, Abang Elsie kenapa harus takut" ucap Renzo sembari mengecup kening sang adik.

Elsie tidak menjawabnya, gadis itu malah memeluk tubuh sang Abang dengan erat dan menggosokkan hidung pada dada bidang sang Abang.

"Beristirahatlah" ujar Renzo masih memeluk tubuh Elsie.

Elsie yang merasakan usapan pada punggungnya pun merasa cukup mengantuk, gadis itu tertidur pulas di delapan sang Abang.

Renzo yang merasakan nafas teratur Elsie pun mencoba melepaskan dekapannya dengan perlahan agar sang adik tidak terbangun kembali.

Kemudian dia merebahkan tubuh Elsie dengan perlahan-lahan. Setelah beberapa saat berlalu akhirnya Zayden datang bersama dokter untuk melepas infus Elsie.

"Perlahan jangan sampai dia terbangun" ujar Renzo dengan datar

Dokter tersebut menganggukkan kepalanya dan mulai melepaskan selang infus yang berada di tangan Elsie. Saat akan tercabut Elsie meringis dalam tidurnya.

Zayden yang melihat hal tersebut, segera mengelus keningnya. Dokter pun berhasil melepasnya dan setelah tugasnya selesai dokter tersebut memilih pamit.

"Gendong lah Elsie, Abang akan menebus obatnya di depan" ucap Renzo sembari membawa selimut dan barang-barang milik Elsie, lalu keluar terlebih dahulu dari ruangan untuk menebus obat sang adik

Sedangkan Zayden, pria tersebut secara perlahan mulai menggendong sang adik menuju parkiran.

;⁠)

Sesampainya di mansion, Renzo yang mengambil alih untuk menggendong Elsie. Setelah berhasil keluar dari mobil, Renzo berjalan menuju pintu mansion sembari menggendong tubuh Elsie yang masih tertidur dan diikuti oleh Zayden di belakangnya.

Sesampainya di depan pintu utama, Zayden segera membukanya. Kemudian mereka mulai memasuki mansion, di ruang tamu terdapat Mommy Adel.

"Kami pulang mom" ucap Zayden dengan pelan takut mengganggu tidur sang adik.

Mommy Adel pun mengalihkan pandangannya ke suara yang Zayden keluar. Dia hampir saja berteriak melihat Elsie yang di gendong oleh Renzo.

Namun, sebelum hal itu terjadi Zayden terlebih dahulu mencegahnya.
"Eci hanya tertidur mom" jelas Zayden pada sang Mommy.

"Syukurlah mom kira, adikmu kenapa-napa lagi" ujar Mommy sembari mengelus dadanya, karena terkejut.

"Bawalah adik kalian ke kamar" titah sang Mommy pada keduanya.

Renzo yang tadi hanya menyimak dan masih dalam posisi berdiri sambil menggendong Elsie, pun segera beranjak menuju kamar sang adik yang berada di lantai 2.

Sedangkan Zayden, dirinya memilih duduk di sofa ruang tamu bersama sang Mommy yang sepertinya sedang sibuk mengerjakan sesuatu.

"Mom sedang apa?" Tanya Zayden.

"Ini ada laporan penjualan di butik yang belum sempat Mom kerjakan" jawab sang Mommy tanpa melihat sang anak.

"Hmm, kalo Daddy kemana?" Tanya Zayden kembali sembari menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan untuk mencari sang Daddy.

"Sementara ini Daddy akan berada di kantor milik Elsie, dan beberapa hari lagi kita harus kembali ke rumah" jelas sang Mommy kembali.

"Tanpa Elsie?" Tanya Zayden menatap punggung sang Mommy.

"Tentu, biarlah adikmu tetap disini. Kita hanya perlu memantaunya dari kejauhan" balasnya kembali.

Sedangkan posisi Renzo saat ini, berada di depan pintu kamar Elsie dan berusaha membuka pintu dengan perlahan tanpa mengusik Elsie yang masih menutup kedua matanya.

Ceklek

Setelah pintu berhasil di buka, Renzo segera berjalan menuju tempat tidur Elsie. Dan merebahkan tubuh sang adik di kasur miliknya.

"Selamat beristirahat sayang" gumam Renzo mencium kening sang adik.

Lalu setelah selesai lelaki tersebut segera keluar dari kamar sang adik, tidak lupa menutup pintunya.

***

____________________________________

Jangan lupa untuk vote dan komen ya))

Terima kasih, bye-bye

𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang