TWELVE

0 0 0
                                    

"Kemana lo?"

Pertanyaan tersebut membuat Valeria menghentikan langkahnya sambil membawa tasnya. Setelah bel pulang berbunyi ia bersiap untuk mengikuti latihan basket dan lupa memberi tahu teman-temannya yang lain. Ah, ia juga lupa memberitahu subjek di cerita kali ini. Kali ini kelasnya berakhir lebih sore yaitu pukul 4 sore. Alasannya karena mata pelajaran fisika membuat mereka harus mengulang ujian mereka. Guru yang mengajar memberitahu bahwa nilai mereka semua berada di bawah kkm dan mulai mengeluarkan kalimat andalan layaknya guru-guru di luar sana yang kecewa akan murid-muridnya.

"Latihan basket." Jawabnya sambil tersenyum canggung.

"Okey, tell me that you're not do the same thing as Clarissa do!?" Balas Elfira. Gadis itu dengan cepat menuduhnya seperti yang dilakukan oleh Clarissa karena itu adalah yang pertama kali ia pikirkan kala mendengar kegiatan aneh yang dilakukan sahabatnya.

"Sorry, but i do."

Elfira dan Candice menepuk jidatnya. Sedangkan Clarissa, gadis itu mengangkat tangannya untuk melakukan high five dengan teman sekutunya kali ini.

"That's my girl!"

"Siapa!?" Tanya Candice. Gadis itu bersidekap dada sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Don't laugh at me, but he's the captain of the team."

"What!?" Teriak ketiga sahabatnya yang membuat Valeria panik dengan reflek meletakkan jarinya di depan mulutnya.

"Sstttt woi!"

"You are a true nutcase!" Tambah Clarissa.

"Oke, nanti gue ceritain. Sekarang gue udah telat banget ini. Bye!" Dengan cepat gadis itu berlari kecil menuju lapangan dengan melepas seragam sekolahnya menggantinya dengan kaos yang ia pakai di dalam dan celana pendek.

Sesampainya di lapangan ia dapat melihat banyak anak basket yang tengah berkumpul melakukan pemanasan termasuk Riyan. Lelaki itu memimpin barisan kali ini.

Valeria meletakkan tasnya di dekat tumpukan tas anak basket lainnya.

"Izin masuk ya!"

Semua pasang mata menatap Valeria yang mengatakan itu pada Riyan.

"Eh itu kak Valeria, kan?"

"Iya, anak pemilik perumahan elit di kota ini!"

Tampak Alicya, ketua tim putri maju ke depan.

"Oh iya, kita kedatangan anggota baru, kak Valeria Fleur, selamat bergabung ya kak!"

"Iya terima kasih." Balas Valeria sambil tersenyum. Ia dapat melihat beberapa anak lainnya berbisik mengenai dirinya. Ia tahu apa bahasan yang menjadi topik utamanya.

Anak pemilik perumahan elit

Title itu sudah ia dapatkan sejak berada di bangku SMP. Namanya kian melejit kala ayahnya mengakuisisi perusahaan milik wijaya corp. Perusahaan yang dahulu dikenal raksasa dan harus berada di ambang kehancuran kala dipimpin oleh ayah Riyan. Berkat bantuan perusahaan keluarga Fleur membuat kedua keluarga tersebut semakin lengket di luar mereka adalah teman satu sekolah dulu.

Setelah melakukan pemanasan semua anggota dibebaskan untuk bermain sambil menunggu kedatangan coach yang baru tiba pukul 5 nanti karena baru pulang dari Jakarta untuk persiapan pelatihan pelatih basket seluruh Indonesia.

"Arvin!" Teriak Valeria kala menemukan lelaki itu. Ia menghampiri gadis berkuncir kuda itu sambil tersenyum.

"Selamat datang di tim basket!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Sight, First FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang