Dua minggu berlalu
Hari yang begitu panjang untuk hari terakhir latihan sebelum tim basket akan beristirahat sehari sebelum menuju turnamen. Hari ini mereka melakukan latihan hingga pukul 9 malam. Padahal biasanya hanya sampai pukul 7 malam. Mereka berlatih habis-habisan sampai lelah. SMA MARTHA BANGSA dijuluki penguasa lapangan oleh sekolah-sekolah lain. 35 tahun berturut-turut memegang juara turnamen bergengsi se-provinsi. Tidak pernah sedikitpun kalah dari SMA manapun. Sehingga tidak heran jika banyak siswa yang masuk ke SMA ini hanya karena basketnya saja. Namun, SMA MARTHA BANGSA tidak hanya jago di lapangan tetapi juga di kelas atau dengan kata lain juga juara di bidang akademik. Tak heran murid-murid di sini bukan murid sembarangan yang bisa masuk dengan mudah.
Namun, tetap saja ada 'hal' yang menjadi SMA ini punya sisi negatifnya. Diskriminasi antara si miskin dan si kaya, selain itu rahasia umum tentang bagaimana perlakuan guru-guru di sini dengan anggota basket.
Si kaya dan si miskin hanya tenar di kalangan murid-muridnya, tidak dengan guru-guru di sini. Banyak si kaya yang hanya berteman dengan si kaya dan si miskin dengan kalangannya. Memang menyakitkan, tetapi itulah kenyataan yang ada. Namun, hal itu tidak sampai terjadinya pembulian. Hanya lingkup pertemanan. Kalian pasti tau, setara dalam pasangan juga berlaku bagi pertemanan. Tetapi, tidak semuanya berperilaku seperti itu. Banyak juga murid kaya yang berteman baik dengan murid yang kurang mampu.
Selain itu, anggota basket adalah tahta tertinggi di SMA Martha Bangsa. Tahta yang membuat mereka diistimewakan oleh guru di sini. Kesalahan seperti tidak mengerjakan pr karena latihan atau lupa membawa buku karena latihan juga adalah hal yang di wajarkan. Kesalahan membuat keributan adalah hal wajar jika itu anggota basket. Citra 'anggota basket' adalah hal terbaik yang pernah ada di SMA ini.
Seperti Riyan, menjadi anak basket sekaligus si kaya yang membuat citranya dikenal luas apalagi dengan tambahan title baru di atas kepalanya
'kapten basket'. Tampan, kaya, kapten basket, dingin, itukan kriteria yang menjadi kesukaan para kaum hawa?Riyan dikenal sebagai anak tunggal kaya raya dan berada di lingkaran beruntung, lingkaran keluarga cemara. Keluarga yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Ibunya dikenal sebagai ibu peri yang penyayang. Sering membelikan barang untuk teman-teman terdekatnya. Memberikan hadiah saat mereka ulang tahun. Image wanita seperti bidadari ada pada ibunya.
Banyak yang bertanya-tanya pada Riyan, bagaimana rasanya tinggal di disayang oleh ayah dan ibu yang baik seperti kedua orang tuanya. Bagaimana rasanya ?
Bahkan Riyan tidak mau merasakannya.
Riyan benci pada mereka.
"Kamu nggak boleh makan sampai besok!"
Setidaknya itulah kata-kata yang selalu ada di setiap minggu dalam hidupnya.
"Besok kamu nggak usah jajan!"
Dan kata-kata itulah yang membuatnya tidak ingin merasakan esok hari lagi.
Sejak kecil Riyan terpaksa harus bekerja berjualan tissue di lampu merah untuk mengisi perutnya saat ibunya tidak memberikan uang jajan padanya. Ia kelaparan.
"Kalau kamu nggak bersihin rumah ini, besok kamu jalan kaki ke sekolah!"
Satu kalimat lagi.
Kalimat yang membuatnya berjalan kaki ke sekolah yang berjarak 20 menit dari rumahnya. Kalimat yang membuatnya harus berkeringat lebih banyak di setiap minggunya. Paling tidak terdapat 3 hari dari jumlah 5 hari ia sekolah harus berjalan kaki.
Saat beranjak remaja, ia mulai meyakinkan dirinya bahwa ia harus bisa melawan setidaknya satu kata yang membuat wanita itu tidak lagi. menyiksanya.
Menginjak bangku SMA ia mulai menerima bahwa ia punya adik yang lahir di tahun yang sama dengan tahun perceraian orang tua kandungnya. Adik perempuan yang berbeda 7 tahun dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight, First Feeling
Fiksi RemajaPertemuan kala itu, Riyan Gerrard Wijaya, lelaki bertubuh tegap dan tinggi itu adalah seorang kapten basket yang mempunyai paras yang diidam-idamkan oleh kaum hawa. Wajahnya sedikit judes padahal dia sangat ramah walau hanya dengan teman sekitarnya...