4

431 73 38
                                    

"Lalu bagaimana caranya membangun chemistry??" kepala Kageyama sedikir miring. Matanya mengerjap.

"Entahlah, hal itu semacam ikatan emosional. Semakin sering kalian berbagi hal bersama atau latihan, maka chemstry akan cepat muncul."

Kageyama terdiam sejenak sebelum akhirnya membungkuk. "Okagesamade, Miya-san!" Pemuda itu membungkuk sekilas sebelum akhirnya lari ke arah gymnasium.

"Hei! Tobio-kun?!" Atsumu bingung saat si biru tiba-tiba lari begitu saja seperti orang kebelet kencing. Pria semir pirang itu pun hanya menghela napas sebelum akhirnya lanjut berjalan ke kampus yang ada di seberang. Ya mereka beda universitas.
















.
.
.

-Flashback-

"Namaku Kageyama Tobio, apa aku boleh melihatmu latihan??"

Ushijima menghentikan langkahnya yang hendak masuk gymnasium. Ia menoleh dan melirik pada yang lebih pendek. "Kageyama dari SMP Kitagawa."

Netra si raven membesar. "Kau tahu??"

"Aku melihatmu bertanding.

Seorang setter yang tidak bisa mendedikasikan dirinya untuk spiker adalah sampah."

.
.
.

BLAMMMM

Ushijima tengah melatih serve-nya seorang diri. Tangan kidal yang sebelumnya coba disingkirkan, kini malah menjadi kekuatan terbesarnya. Power dan lompatan Ushijima adalah senjata utama dari dirinya sampai-sampai mendapat julukan 'Meriam Jepang'.

Bibir Kageyama sedikit menganga di pintu gymnasium. Tak dapat dipungkiri, rasa takut memunculkan ketertarikan. Ushijima itu mengerikan. Kekuatannya, pukulannya, dan mungkin auranya. Tapi hal itulah yang menjadikan dia berwibawa dan menarik, setidaknya bagi Kageyama.

Jangan lupa bahwa sebelum mengenal Hinata, Shiratorizawa adalah mimpinya, termasuk Ushijima yang ada di dalamnya. Pria itu seram namun juga spiker yang menganggumkan.

Ushijima menarik napas dan hendak mengulang serve, namun netranya menangkap kedatangan Kageyama. Alisnya mengerut.

Di seberang sana Kageyama menatapnya sedikit berhinar dengan kedua tangan mengepal erat di samping badan.

'Ushijima-san.. kau mau—'

'Tidak.'

Bibir Kageyama kembali sedikit mengerucut seraya kepalanya miring ke samping.

'Beri aku kesempatan!'


"Oya oya oya.. hening sekali."

Pemuda jangkung berambut jabrik memasukkan kedua tangannya dalam kantung. Ia tersenyum miring melihat Kageyama dan Ushijima yang saling menatap.

"Apa mereka sedang bicara lewat batin?" Akaashi berdiri di sebelah Kuroo.

Mendengar suara yang dikenal, Kageyama menoleh. "Kuroo-san, Akaashi-san.." ia membungkuk sesaat untuk salam.

"Hisashiburi, Karasuno setter." Senyum Kuroo mengembang seraya berjalan mendekat. "Tidak kusangka kau akan sampai sejauh ini. Sudah kesampaian melihat Skytree??"

Dengan tampang polos dan datar, Kageyama mendongak menatap balik pada yang lebih tua. Ia menggeleng kecil. "Belum."

Kuroo hanya tersenyum seraya melihat ke arah Ushijima. Tampak sang ace menatap ke arah mereka dengan tatapan tajam bak elang di udara. Membuat Kuroo agak tidak nyaman. "Kau sudah lama latihan dengan Ushijima?"

Million Dollar Baby (Ushikage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang