11

464 81 21
                                    

"Mantelmu.." Ushijima mengulurkan tangan sedang yang lebih pendek alisnya terangkat. "Oh.. ya.." Kageyama sedikit kikuk saat Ushijima membantunya melepas mantel musim dingin yang ia kenakan. Netra bulatnya menatap ke atas.

"Jangan lupa pakai apronnya." Tendo tersenyum seraya mengulurkan apron lucu berwarna pink. Antara Ushijima dan Kageyama sebenarnya tak memiliki masalah dengan warna feminim tersebut. Menganggap warna pink sama saja dengan warna lainnya.

Yang lebih kecil mengalungkan apron pada Ushijima. Ekspresi datar pria besar itu membuat kepala Kageyama miring dan bibirnya mengerucut.

Ah lagi, padahal masih pagi. Batin Ushijima.

"Ushijima-san tidak senang ya mau membuat coklat hari ini?" kerucut bibir si biru bergerak bak burung yang sedang mencicit.

Alis Ushijima terangkat. Mungkin karena alis tebalnya yang terus menukik serius jadi Kageyama mengira dia tidak suka. "Itu tidak benar." Suara beratnya menyela serta kepalanya menggeleng. "Aku suka, selama kau di sini."

Pria itu mulai balik mengalungkan apron pada Kageyama dan mengikatnya sekalian dengan jarak yang lumayan dekat. Bibir Kageyama terbuka serta pandangannya tertuju keatas. Tubuhnya seolah ditarik ketika tali dieratkan.

Keduanya berdiri bersampingan dalam satu counter. Tendo mulai melakukan demonstrasi, diikuti oleh para peserta bersama dengan pasangannya.

Dimulai dari melelehkan coklat, duo maniak voli itu saling bekerja sama tanpa banyak bicara. Namun sebelumnya, Ushijima menarik tangan Kageyama. Melinting lengan panjang dari kemeja putih pemuda itu.

"Jangan sampai kotor."

"Iya, terima kasih."

Kepribadian pendiam dan anteng seperti biasa. Sesekali pundak mereka tak sengaja bersentuhan. Kageyama mendongak memastikan tata caranya sudah benar sedang Ushijima mengangguk untuk menanggapi.

Dari belakang, beberapa fans mereka terkikik melihat perbedaan ukuran punggung Kageyama dan Ushijima. Dua pria besar tampan dengan kemeja putih itu harus bertarung dengan apron berwarna merah muda yang lucu dengan simpul pita manis.

Saat memasukkan coklat ke dalam piping bag, tangan kanan Ushijima sedikit gemetaran akibat masih pegal. Kageyama yang menyadari itu pun menangkup punggung tangan kanan Ushijima guna membantu menyanggahnya.

Senyum Tendo terangkat dari counter demonstran di depan. Sepertinya ide chocolate date ini akan berhasil.

"Mau aku saja kah?" Kageyama mendongak. Bibir Ushijima sedikit mengerut ke bawah dan menggeleng. "Aku bisa. Sedikit lagi."

Usai berhasil memasukkan coklat dalam piping bag, Ushijima memutar bagian plastik yang terbuka agar coklatnya padat. Namun mungkin karena terlalu banyak tenaga yang ada plastiknya juatru pecah dan membuat coklatnya tumpah.

"Yabai." tangannya jadi berlumuran coklat, Kageyama terkekeh, bukan maksud ingin menertawakan serniornya. Tapi ekspresi terkejut Ushijima akan lelehan cukup polos dan menghibur.

Si biru segera menarik tangan Ushiwaka ke wastafel dan menyalakan air. Digosoknya tangan yang lebih tua dengan jempolnya, membersihkan coklat sampai luruh dengan sabun kemudian membiarkan tangan mereka berdua terguyur aliran air.

Ushijima mengerut saat Kageyama mengelap tangannya dengan handuk. "Kau bisa perhatian juga?" sungguh pertanyaan Ushijima tidak ada maksud apa-apa dan murni atas dasar heran.

Kageyama mendongak. "Ha?" Bibirnya pun menutup untuk mengerucut. "Ya, tentu saja. Memangnya aneh?"

"Aku hanya baru tahu.." Kebiasaan selalu mengatakan yang sejujurnya hingga seringkali dianggap kaku.

Yang lebih muda tak menjawab apa-apa lagi dan hanya menunduk. "Tangan Ushijima-san kasar." cicitnya.

Bukannya tersinggung Ushijima justru tersenyum tipis. "Kau bisa ajarkan aku caranya agar tangan tetap lembut walau bermain voli? Seperti tanganmu..?"

Pertanyaan itu seolah menyulut ketertarikan Kageyama. Kalimat Ushijima terdengar bagaikan pujian. "Sou." Pemuda itu tersenyum.

.
.

"Hoho! Kalian sungguh bekerja keras untuk membuat coklat!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoho! Kalian sungguh bekerja keras untuk membuat coklat!"

Tendo terkekeh melihat hasil coklat buatan Kageyama dan Ushijima. Tangan keras yang bisa memegang bola itu harus telaten dalam mengepak coklat ke kardusnya. Mereka berdua melihat ke satu sama lain dengan senyum puas.

Kelas coklat telah usai, Kegayam diserbu para fansnya di pintu keluar. Mereka minta berfoto bersama sedang Ushijima keluar lebih dulu dengan kotak permen coklat yang barusan mereka buat.

"Oi Ushiwaka!"

Tampak empat sekawan Kuroo melambaikan tangan. Mereka seperti ada di mana-mana. Akaashi tersenyum seraya memandang pada kotak permen yang dibawa Ushijima.

"Apa kau membeli itu untuk Kageyama?"

"Hey hey!" Netra Bokuto melebar dan jadi memperhatikan kotak permen di tangan sang top ace.

Ushijima dengan alis tebalnya mengerut. "Bukan." Sejenak ekspresi kakunya melembut. Jujur mereka sedikit tercengan dan tak salah lihat kan? Ushijima tersenyum.

"Hei kenapa dengan wajah itu." celetuk Kuroo datar dan agak ngeri melihat Ushijima tersenyum.

"Aku membuatnya dengan Kageyama."

"Huh? Kalian kencan?" tanya Kenma.

Ushijima dengan percaya diri menganggukkan kepala. Tentu duo Bokuroo bro heboh. Mereka langsung mencangklong pundak yang lebih besar.

"Ja kita rayakan!"

















.
.
.

"Ushijima-san kemana??"

Kageyama celingukan di depan hotel. Ia yang baru selesai jumpa fans pun kebingungan. Sudah ditinggal kah? Batinnya.

"Oi blueberry boy!" Temdo berjalan mengahampiri dari belakang. Pria bermata belok itu tersenyum lebar. "Ada yang mau kubicarakan."

Kageyama mengangguk. Ia pun mengikuti Tendo untuk berjalan pindah ke caffe sebrang. Tendo memesan hazelnut latte sedang Kageyama memesan vanilla milk.

"Apa kau merasakan ada yang berbeda dengan perlakuan Wakatoshi?? Barangkali seperti timbul rasa suka.."

Kening yang lebih muda menyernyit, baru satu sedot dan netranya kembali lurus ke depan. "Ushijima-san menyukai seseorang?"

Sebelah mata Tendo agak berkedut. Rasa-rasanya seperti sedang bicara dengan Ushijima tapi versi setter.

"Yah, kudengar dia seumuran dengan Wakatoshi-kun." Tentu saja bohong. Tendo hanya ingin menggoda.

Bibirnya yang pouting dan semburat merah muda di pucuk hidungnya. Eskpresi iritasi Kageyama tanpa sadar sangat ketara. "Katakan padaku siapa orangnya." suara Kageyama kedengaran serius.

'Kena.'

Million Dollar Baby (Ushikage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang