Tiba hari di mana tanding persahabatan dengan universitas seberang diadakan. Ada Atsumu dan Bokuto di seberang menjadi lawan. Walaupun hanya latihan biasa, dua tim tidak bermain santai sama sekali.
Cuaca musim dingin yang semakin menjadi pun merasuk gymnasium. Membuat keringat langsung terserap kembali ke dalam tubuh.
Melawan Atsumu setelah sekian lama membuat Kageyama sedikit berminat. Ia selalu kagum dengan seorang setter sedang setter yang ia kagumi selalu membandingkan diri dengan dirinya.
Kageyama memberikan umpan tinggi yang langsung disambar oleh Ushijima.
BLAMM!!
Pukulan kuatnya membuat bola melenting sampai keluar lapangan setelah menghantam lantai.
Aku ingin menampar pahamu sampai bekas jariku terjiplak di sana.. Kageyama..
Pipi Kageyama memerah akan sekelibat ingatan dan Atsumu menyadarinya. "Wah wah.. sedang memikirkan apa Tobio-kun?" pria rubah itu tersenyum miring.
Kageyama segera menoleh dan menutupi salah tingkahnya. "Tidak ada."
Atsumu tersenyum lebar seraya memperhatikan wajah Kageyama dari balik net. Well, rasanya semua orang sudah tahu akan perasaan Ushijima pada Kageyama (kecuali Kageyamanya sendiri) dan sekarang Atsumu mulai merasa kalau sebenarnya perasaan dua orang itu mutual.
"Apa Ushiwaka sudah mengatakannya padamu?" goda Atsumu. Yang ia maksud adalah menyatakan perasaan, tapi Kageyama justru mendapat pemahaman yang lain.
Si biru mengira maksud Atsumu adalah perkataan Ushijima soal dia yang seksi pakai celana pendek. Tentu saja hal itu langsung membakar wajah sang setter blueberi hingga merah padam sembari mengangguk. "Apa Ushijima-san juga mengatakannya pada kalian??"
Atsumu terkekeh dan mengangguk. "Tentu saja. Dia mengatakannya pada kami semua dengan lantang lho~"
Tangan Kageyama mengepal dan menjadi sangat malu. Permaianan berlanjut sengit namun berujung dimenangkan oleh tim Ushijima. Sang kapten tim pun berjalan mendekat pada sang setter, hendak mengajaknya makan namun Kageyama justru melengos dan cepat-cepat berlari pergi.
"Oya oya oya.. kenapa dia terbirit begitu." Kuroo terkekeh. Bokuto yang sedang minum pun melihat ke arah perginya Kageyama. "Mungkin dia takut dengan wajah Ushiwaka."
Iya kah, mukanya seseram itu? Kerutan kening Ushijima semakin dalam dengan alisnya yang menukik.
Atsumu yang baru kembali dari lapangan pun cengar cengir. "Wah wah.. aku turut kasihan loh." dengan watados Atsumu menepuk-nepuk pundak Wakatoshi.
Tentu saja semua orang heran. "Kasihan kenapa?"
"Tobio-kun sudah tahu perasaanmu tapi dia malah menghindar. Itu artinya kau di-to-lak." Atsumu terkekeh.
"Kageyama sudah tahu?" Akaashi melihat ke arah Atsumu begitu juga dengan yang lain. Ushijima yang paling terguncang. Ia segera pergi dari sana.
Jelas mereka semua sudah salah paham.
"Tak kusangka Kageyama orang yang peka. Kalau aku jadi dia mungkin aku tidak akan sadar kalau sedang disukai orang sekaku Wakatoshi." ujar Kuroo.
Atsumu terkekeh. "Ushijima mengatakannya langsung kok, makannya Kageyama tahu."
Mata Bokuto terbelalak dan ia segera lempar pandang pada Kuroo. Mungkinkah gara-gara mabuk semalam makannya Ushijima berterus terang.
"Oh well, mereka pasti akan canggung."
.
Dari kejauan Korai yang selesai minum melihat semua kejadian itu. "Aku titip tasku."
Sachi ingin protes tapi sahabatnya sudah lebih dulu terbirit pergi. Pemuda itu pun menghela napas.
.
.
."Hey Kageyama mau kemana??" Korai berlari kecil mengikuti tempo si raven. Yang lebih tinggi melirik sekilas. "Jogging."
Korai pun menemani Kageyama jogging di sore hari sampai kembali ke gymnasium. Ruangan itu telah kosong sedang mereka berdua yang baru tiba duduk di anak tangga pintu masuk.
"Aku sering melihatmu keluar makan dengan Ushijima. Kalian berdua terlihat lucu." Korai nyengir sedang Kageyama mengerucutkan bibir. Apanya yang lucu.
"Kenapa tidak keluar makan bersama lagi?" Alis Korai terangkat seraya blak-blakan bertanya.
Kageyama hanya melengos sembari memeluk lutut.
"Dia mabuk semalam." racau Kageyama dengan bibir kerucutnya. Sang setter tak punya teman dekat selain Ushijima. Tapi beberapa hari ini mereka berdua terus dihantam kecanggungan dan rasa tak nyaman pada satu sama lain membuat Kageyama tak bisa lagi bercerita.
"Lalu?" Korai mencoba menjadi pendengar. Ia memiringkan kepalanya baik-baik.
Kageyama mendengus, ia menyembunyikan separuh mukanya pada lengan. Membuat suaranya sedikit teredam. "Dia bilang.. sesuatu.. tentang aku yang pakai celana pendek. Miya-san bilang Ushijima-san menceritakan hal itu pada semua orang. Aku rasa itu memalukan.."
Kedua alis si rambut putih terangkat. Satu tangannya bergerak guna memegang pundak Kageyama. "Itu tidak benar kok. Ushijima tidak pernah bilang apa-apa soal kau dan celana pendek. Aku selalu ada di sana jadi aku bisa menjaminnya."
Perlahan yang lebih muda menoleh. "Lalu yang dimaksud Miya-san apa?"
Korai menghembuskan napas. Sudah ia duga semuanya hanya salah paham dan Kageyama belum tahu tentang perasaan Ushijima yang sebenarnya. "Itu tentang sesuatu yang Wakatoshi rasakan."
Raut bingung Kageyama tampilkan. Ini seperti teka-teki panjang yang tidak ada habisnya. "Maksudnya?"
"Kalau kau begitu penasaran kenapa tidak kau tanyakan langsung padanya?"
Kageyama menghela napas. Lagi-lagi kalimat itu. Si blueberi melihat langit yang telah menjadi gelap dengan salju turun. Ia pun memutar tubuhnya untuk masuk ke gym.
"Kau mau latihan? Kalau Ushijima di sini sudah pasti dia akan menyuruhmu berhenti dan istirahat." Korai ikut bangkit.
"Dia tidak di sini. Ini lebih baik dari pada memikirkan hal yang tidak penting."
Tidak penting katanya. Korai menaikkan pundak. "Baiklah kalau kau bilang begitu. Besok adalah debut pertamamu dengan Adlers. Semangat."
Sesaat setelah kepergian Korai, Kageyama menghela napas. Makin dipikirkan makin membuat kepalanya pusing. Ia ingin kembali memfokuskan pikirannya pada voli, jadilah ia berlatih seorang diri di tengah dinginnya malam.
Kageyama bersumpah awalnya dia hanya ingin menjadi setter yang ideal bagi Ushijima. Pria itu sangat kuat dan staminanya tinggi dalam permainan di lapangan. Seperti montser. Kageyama hanya ingin Ushijima mengakuinya.
Namun lama kelamaan Kageyama menyadari bahwa voli bukanlah satu-satunya hal yang membuat mereka cocok. Kalau dulu Hinata pernah bilang kalau dia mirip Ushijima, rasanya sekarang Kageyama setuju dan justru itu yang membuatnya nyaman. Ia bisa menjadi dirinya sendiri dan serasa dipahami oleh dirinya sendiri juga.
Perasaannya mulai tumbuh menjadi sesuatu yang lain. Tanpa sadar Kageyama sering diam-diam memperhatikan Ushijima atau meliriknya dari ujung mata. Ia bahkan frustasi sendiri saat Ushijima marah soal Kuroo dan berujung menyalahkan diri sendiri secara diam-diam. Semua perasaannya itu selalu berhasil ia kunci rapat-rapat dalam ekspresi wajah dingin dan datar.
Andai Ushijima tahu kalau ia tidak bisa tidur kemarin malam dan begitu senang karena berharap mungkin Ushijima menyukainya. Tapi semuanya gugur saat Ushijima malah marah melihatnya pakai celana pendek. Ia yang kesulitan memahami perasaannya sendiri bagaimana bisa semudah itu memahami orang lain.
BLAMMMM
Tanpa sadar bola dalam keranjang telah habis. Jarum jam menunjukkan tengah malam. Kageyama pun memunguti bola dan merapikannya sebelum pulang ke asrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Million Dollar Baby (Ushikage)
Fanfiction(University AU) Hanya tentang Ushijima dan Kageyama yang menjadi teman satu kamar di Universitas. Pair: Ushijima Wakatoshi x Kageyama Tobio Warn: oc/ooc, spoiler timeskip, university AU, bl, romance, comedy, drama, slice of life, slowburn Start: 01...