8

508 81 45
                                    

Ga nyangka cepet uga kelen 🤔😨

.
.
.

Dua hari sejak insiden di gymnasium, Kageyama dan Ushijima belum kembali berbicara. Mereka tak berkomunikasi sama sekali bahkan lewat batin. Jujur Ushijima gelisah, namun semuanya disembunyikan dengan rapi lewat ekspresi stoic nya.

Tok tok tok

Dua orang penghuni kamar sama-sama menoleh ke pintu. Ushijima menjadi orang yang membukakan.

"Wakatoshi-kun! Long time no see~" Tendo dengan raut riang dan suara nyaring terlihat begitu berenergi. Pria itu telah memiliki potongan rambut baru berupa busscut.

"Ada Kageyama di dalam, kau mau bicara di tempat lain?"

"Tidak perlu, aku sudah mau pergi." Celetuk si biru. Ia memasukkan beberapa catatan ke dalam tas.

Ushijima dan Tendou menatap kepergian setter itu. Senyum Tendou mengembang. "Oh my God, apa kalian bertengkar??" Pria itu menempelkan kedua telapak tangan ke masing-masing pipinya.

Si kidal memincingkan mata.

Tendou pun masuk ke kamar Ushijima dan duduk di atas ranjang Kageyama. Kamar mereka berdua begitu rapi kalau ia boleh berkomentar.

"Apa kau sudah menyatakan perasaanmu padanya, Wakatoshi?"

Ushijima menggeleng. Kageyama sangat sibuk dengan voli dan sponsor belakangan ini. Ia hanya tidak mau merepoti si biru dengan perasaannya.

"Ara ara.. kau takut?" senyum Tendo melebar sebelum akhirnya ia terkekeh.

Sontak pertanyaannya membuat Ushijima mengerut. "Aku tidak takut!"

"Lalu apa yang terjadi di antara kalian?"

"Entahlah, yang jelas Kageyama mendiamkanku sampai sekarang karena sempat memberitahunya untuk tidak keluar malam."

"Souka.. dia kencan dengan orang lain? itu salahmu karena menunda-nunda padahal sebelumnya memiliki banyak waktu."

Rahang Ushijima sedikit mengeras. "Aku bukan orang yang mempercayai sesuatu tanpa dasar. Memberi waktu untuk menyakini apakah perasaanku nyata dan sungguh, itu penting bagiku."

Tendo menyampir pada kepala ranjang. Jawaban itu tidak membuatnya heran karena itu memang sangat Ushijima sekali. Si rambut merah pun masih menunjukkan senyum penuh ketertarikan. "Jadi kau sudah memastikan perasaanmu? Apa hasilnya?"

"Ya, aku menyukainya." Ushijima terang-terangan mengakui apa yang dia rasakan.

Tendo terkikik kecil. "Jika Wakatoshi-kun sudah bilang begitu, maka aku harus melakukan sesuatu untuk sahabatku kan." Pria besar itu memang blak-blakan, tidak pernah berdrama atau sengaja menutup-nutupi. Apa yang dia katakan maka itulah yang sejujurnya.


















.
.
.

Klak

"!!" Kageyama kaget saat menutup pintu loker dan melihat kepala Tendo di sampingnya. Si pemuda raven sampai-sampai terhuyung ke belakang.

"Sumimasen~ aku tidak menyapamu dengan benar tadi." Tendou tersenyum lebar. Meski mereka tidak pernah saling bicara sebelumnya, Kageyama bersikap sopan dengan membungkuk. "Daijobu.."

"Ja, Kageyama. Apa mau datang ke tur kelas membuat coklatku? Satu tiketnya seharga dua juta perorang, tapi karena kau teman sekamar Wakatoshi, jadi aku beri gratis."

Million Dollar Baby (Ushikage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang