5. House Elves

13 5 0
                                    

Quest Day 5Genre Utama: Fantasy Sub Genre: Romance

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Quest Day 5
Genre Utama: Fantasy
Sub Genre: Romance

🌻🌻🌻

- House Elves -

Rumah yang besar, dapur yang luas, serta kasur yang empuk, semua yang mereka idam-idamkan sejak dulu telah hadir dengan nyata di pelupuk mata. Mereka sudah bebas menyalakan pendingin ruangan ketika merasa gerah saat tidur, keluar rumah tanpa harus berdesakan lagi di angkutan umum, memakan apa pun tanpa perlu ada kata menghemat lagi. Namun, rupanya ada yang hilang pada saat semuanya sudah tercapai. Kehangatan rumah tangga mereka seolah tertinggal di rumah sepetak yang dahulu, pelukan-pelukan hangat itu telah mendingin, hubungan tersisa sebatas hidup di satu atap yang sama.

Liesel baru saja tiba di rumahnya tiga puluh menit sebelum jam 12 malam, dia membuka kancing jasnya sembari menuju kamar anaknya yang masih berusia delapan tahun, kemudian kembali ke kamarnya. Di atas kasur, suaminya tertidur dengan pulas. Liesel lega jika semuanya sudah berisitirahat, tetapi rasanya ada yang hampa. Dia berjalan dengan pelan menuju meja rias. Saat menatap wajahnya, ada bayangan hitam di bawah mata ketika riasannya sudah terhapus. Bahunya merosot, dia menyadari akhir-akhir ini pekerjaan menjadikannya budak.

Suara lenguhan membuat dia berbalik menatap suaminya, ada kerinduan untuk bercumbu. Dia mengingat-ingat, kapan terakhir mereka melakukan perangai romantis selayaknya pasangan suami-istri. Liesel mendesah panjang. Sejak pindah ke rumah yang lebih besar ini, Liesel menyadari perubahan besar dari sikap suaminya itu. Dia tak pernah lagi meminta untuk dibuatkan kopi, meminta untuk diurut, bahkan sekadar ciuman manis sebelum berangkat pun tak lagi. Liesel masih mengingat bagaimana suaminya menolak pindah ke rumah ini saat Liesel mengatakan bahwa dialah yang membelinya dengan uangnya sendiri.

Saat membuka pintu toilet, Liesel dikejutkan dengan kehadiran sosok setinggi pinggangnya di sudut ruangan, dia begitu kurus dengan hidung yang runcing, jari-jari kakinyan memikiki selaput. Liesel memekik dengan keras dan kembali ingin membuka pintu. Namun, sosok itu lebih dulu menyela. "Saya peri rumah, Nyonya. Saya sudah di rumah ini sejak pemiliknya yang dulu, mereka meninggalkan saya."

Ruangan yang kedap suara itu tak membuat suaminya terbangun, Liesel pun tak jadi membuka pintu, tetapi tangannya masih memegang kenop. Peri rumah? Dua minggu pindah, aku memang sering merasa aneh dengan lantai yang terkadang sudah bersih di pagi hari. Benarkah sosok itu memang seorang peri?

"Saya ketakutan, jadi bersembunyi di sini. Saya tak bisa tidur." Peri rumah itu menunduk.

Liesel memberanikan untuk balik bertanya. "Ketakutan?"

"Suara tangisan pria lebih menakutkan daripada kemarahannya."

Liesel tertegun, satu-satunya pria dia rumah ini adalah suaminya. "Suara tangisan pria?"

Peri rumah itu masih menunduk, dia berkata pelan. "Suami Nyonya menangis, sepanjang malam. Dia mengatakan telah gagal menjadi suami. Dia menemani Tuan Putri tertidur, lalu menangis sampai suara mobil Nyonya terdengar."

Tangan Liesel terlepas dari kenop, lututnya sampai melemas. Ketakutan akan sosok yang menyebut dirinya peri rumah itu tergantikan rasa yang bergemuruh dalam hatinya. Niatnya untuk mandi pun urung, dia berlari menuju suaminya, Liesel tahu pria itu rupanya belum tertidur.

Liesel terduduk di lantai, wajahnya langsung menghadap pada wajah suaminya. Jemari Liesel lalu mulai membelai berewok tipis di sekitar rahang. "Tolong maafkan aku, Dante, buka matamu. Aku tahu kau belum tertidur," bisiknya. Air matanya berderai, isak tangisnya menggema.

Dante membuka matanya perlahan, matanya masih memerah. "Apa yang kamu lakukan?" Dante beranjak dari posisinya dan terduduk di pinggir ranjang, sementara Liesel masih bersimpuh di lantai.

"Justru aku yang bertanya. Apa yang kamu lakukan? Apa yang ada dalam pikiranmu? Kenapa kamu merasa gagal menjadi suamiku?" desak Liesel dengan air mata yang semakin deras.

Lama menatap istrinya yang menangis tersedu, Dante akhirnya turut bersimpuh di lantai dan memeluk Liesel dengan kuat, dia menciumi ubun istrinya. "Melihatmu bekerja terlalu keras membuatku merasa gagal, Lie. Kau terlalu mengedepankan pekerjaanmu dan melupakan aku dan anak kita, perhatianmu hilang. Setiap hari aku merasa menyesal saat melihat rumah ini, aku tak pernah terima bahwa kamulah yang membelinya. Harusnya aku yang bekerja keras, Lie, aku yang mencari nafkah. Anak kita butuh peran ibu di masa pertumbuhannya. Aku mohon, tetaplah jadi Liesel yang seperti sebelum kamu bekerja di jabatan yang lebih tinggi dariku. Aku, anak kita ... kami butuh kamu, Liesel."

Segala keresahan Dante dalam tangisnya akhirnya tersampaikan pada Liesel. Memang sedikit egois, tetapi pria itu tak suka jika istrinya lebih dominan. Dante menyukai Liesel yang merengek meminta dibelikan ini-itu, alih-alih Liesel yang bisa membeli apa saja. Dante ingin selalu dimintai bantuan Liesel. "Lie, tolong bersikap manjalah kepadaku. Aku tak suka melihatmu seolah bisa melakukan apa saja dan tak membutuhkan diriku lagi." Dante mengembuskan napas pelan.

Liesel semakin terisak di dalam kungkungan suaminya. "Aku selalu membutuhkanmu," timpalnya lirih. Liesel pun menyadari, posisi suami selalu ingin merasa melindungi istrinya, dan Liesel telah melewati batas itu. Dia mulai ketakutan jika rasa cinta Dante berkurang, tetapi sepertinya ... pria itu begitu terpukul. Sekali lagi Liesel meminta maaf. "Maaf, Sayang."

Liesel mendongak, menatap Dante dengan sisa-sisa air matanya. "Aku lelah, bisa gendong aku?"

Dante tersenyum menatapnya, diciumnya seluruh wajahnya istrinya tanpa tersisa, lantas menggendongnya. Ujung mata Liesel melirik kamar toilet yang sedikit terbuka, ada sepasang mata yang masih setia menonton dari sana. Liesel mengedipkan mata dan Peri Rumah itu tersenyum dengan sangat lebar.

Malam itu, cinta mereka kembali bersemi. Mereka telah memahami batasan-batasan dalam peran yang mereka sandang.

🌻🌻🌻

Quest Day 5, End

5 Juni 2024

(Tokoh Liesel akan selalu hadir di setiap bab dengan cerita yang berbeda)

Magic Mix [Short Story] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang