7. Goddess Hathor Hieroglyph Hunter

13 5 0
                                    

Quest Day 7Genre Utama: FantasySub Genre: Historical

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Quest Day 7
Genre Utama: Fantasy
Sub Genre: Historical

🌻🌻🌻

- Goddess Hathor Hieroglyph Hunter -


Beberapa hari yang lalu sang master akademi telah mengumumkan bentuk ujian kelulusan gen tiga setelah melalui tahun ajaran terakhir. Namun, misi yang harus ditaklukkan demi menyandang gelar alumnus itu begitu membuat Liesel tercengang. Hari ini, tibalah saatnya. Degup jantung Liesel berdetak tak keruan sejak dia terbangun, dia ingin mencari alasan untuk tak perlu menjalankan ujiannya, tetapi dengan begitu dia akan dinyatakan mengulang di gen selanjutnya. Liesel menggeleng kuat. "Tidak, aku pasti bisa menaklukkannya!"

Setelah mengatur deru napas, Liesel akhirnya masuk di ruangan di mana sebuah portal berada. "Liesel ..., kau sudah siap menjelajahi peradaban mesir kuno demi menemukan hieroglif Dewi Hathor?"

Liesel merinding melihat seringai sang master. Diam-diam Liesel menggerutu sembari mengangungkan doa pada sang dewa. Inilah ujian terakhir, mereka akan diminta melalui sebuah portal menuju dunia-dunia terdahulu dan menaklukkan satu misi yang kemarin telah diundi. Liesel mendapatkan dunia peradaban Mesir Kuno dengan misi menemukan hieroglif Dewi Hathor, sang dewi cinta dan kecantikan.

Liesel mulai mengikuti instruksi sang master, dia melangkah lebih dekat dengan portal biru berbentuk bundar yang semakin menyala. Saat tubuh Liesel kini telah dikungkung cahaya biru tersebut, Liesel memejamkan mata dan merasa sesuatu telah mengikat tubuhnya teramat kuat hingga napasnya terasa naik ke ubun-ubun. Dada Liesel terasa sesak seketika, dia membuka mata dan menyaksikan sekelilingnya masih gelap, hanya ada hitam. Liesel tersentak ke depan, tubuhnya semakin tak memiliki ruang. Namun, sedetik setelahnya dia mulai mendengar keriuhan serta percik air yang mengenainya.

Liesel membuka mata. Gadis itu masih ingin tertegun lebih lama menyaksikan gaya berpakaian seperti di gambar-gambar sejarah. Orang-orang yang berlalu-lalang dengan kain bergaris-garis menjuntai di kepalanya, Liesel tahu kain itu disebut; nemes. Para lelaki kebanyakan bertelanjang dada, mengangkut barang dari ... pandangannya terhenti dengan binar mata yang semringah. "Wah, inikah Sungai Nil?" Liesel mengamati air yang terus mengalir mengikuti arus itu. Liesel tahu, Mesir bergantung pada sungai panjang itu yang telah diberi irigasi sejak dulu. Peradangan menjadi penghasilan yang dominan, beberapa dari mereka juga membangun deben dari tembaga sebagai tenda kecil untuk menaungi barang di sekitar kapal-kapal yang sandar.

"Ini menarik ..., menyenangkan! Tapi aku harus memburu kuil-kuil untuk bisa menemukan hieroglif lebih cepat." Dia sudah ingin melangkah, tetapi atensinya kembali teralihkan saat melihat wanita cantik dengan celak yang merona di bawah matanya.

Wanita itu sedang berbicara dengan seseorang—Liesel menebaknya seseorang itu mungkin seorang budak, wajahnya gelap dan penuh debu. Namun, pembicaraan mereka sungguh menarik untuk Liesel ikuti. Gadis itu berakhir menyimak perkataan mereka.

"Kau tahu sebuah sejarah—aku tak tahu itu nyata atau mitos. Zaman pra-dinasti, Mesir terbagi dua, ada Pertama Mesir (Hulu) dan Kedua Mesir (Hilir), ada perbedaan budaya dari keduanya yang menjadi penentang, sayangnya ... ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka ditentang kepala suku, tetapi sang Dewi Hathor telah datang menyelamatkan cinta mereka. Aku yakin, kita pun demikian, percayalah. Dewi Hathor akan datang untuk kita."

Hati Liesel terenyuh mendengarnya. Kisah dramatis yang romantis.

Si laki-laki menjawabnya. "Haruskah kita berdoa ke kuil Dewi Hathor?"

"Ya, setelah petang nanti, mari berdoa padanya demi cinta kita."

Liesel semakin bersemangat, dia memacu langkahnya memburu kuil di sekitar bangunan makam para raja—piramida. Setelah sampai di sana, Liesel menyadari—seperti dalam sejarah—betapa sastra di Mesir sepanjang Sungai Nil-nya. Artefak-artefak yang tersaji di kuil begitu menawan dengan gayanya sendiri. Dinding-dinding kuil dipenuhi dengan relief dan hieroglif yang menawan. Inilah yang dicari-cari oleh Liesel. Namun, sepertinya hal ini tidak semudah di pikirkan gadis itu. Ada begitu banyak simbol yang terpatri, sementara yang dicari olehnya hanya hieroglif sang dewi. Ada burung, simbol yang menyerupai balok memanjang, patung raja yang sedang bertemu dewa.

Mata Liesel memicing, mengamati relief-relief itu dengan saksama. Ketika matanya mulai mendapati beberapa hieroglif dengan simbol tanduk sapi, piringan matahari, pohon sycamore, serta ular kobra, dia langsung mengenalinya.

"Inilah yang kucari!"

Seorang wanita dengan tanduk sapi dan piringan Matahari, memegang sebuah tongkat, burung-burung di sekitarnya.

"Dewi Hathor. Dewi keibuan, cinta, kegembiraan, kesuburan, tarian, dan kecantikan," gumamnya lirih. Usai mengatakan itu, Liesel merasa ada yang menyapu tengkuknya. Dia berbalik spontan, tetapi tak ada siapa-siapa. Di antara persembahan di depan sana, demi apa pun Liesel melihat sepasang mata yang tersenyum ke arahnya.

Hati Liesel mendadak begitu damai setelah melihatnya. "Engkau-kah itu ... Dewi Hathor yang Indah?"

Liesel ingin mengamatinya lebih dalam lagi, menyerap ketenangan yang menjalari tubuhnya. Namun, kegelapan dari portal biru itu telah kembali mengikat dirinya.

Ujiannya telah selesai.

Bagaimanapun, aku telah bertemu Engkau. Senyum yang membangkitkan cinta dalam hatiku.

🌻🌻🌻

Quest Day 7, End

7 Juni 2024

(Tokoh Liesel akan selalu hadir di setiap bab dengan cerita yang berbeda)

Magic Mix [Short Story] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang