chap 57

1.1K 76 4
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘

Kira-kira lima belas menit kemudian mobil Ohm sampai di rumah orangtua Nanon. Mereka janjian ketemu di rumah saja karena lebih privat. Mama Nanon dan papanya sudah setia menunggu di ruang tamu.

Begitu Nanon dan lelaki itu muncul, mereka langsung direcoki dengan belasan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang terus-terusan membuat kepala Nanon penuh. Mereka diomeli, di nasehati dan masih banyak lagi. Tapi Nanon tentu hanya diam mendengar, kan mereka memang sudah salah dari awal. Kak Ohm apalagi. Siapa suruh mau main-main dengannya.

"Jadi sekarang kita tinggal bikin pesta pernikahan? Mama pengen pestanya meriah. Mama pengen orang-orang tahu Ohm dan Nanon adalah suami istri yang sah." mamanya Nanon bersuara setelah mengomel panjang lebar. Biar bagaimanapun Nanon adalah putra kesayangannya. Dia ingin para putranya memiliki pernikahan yang meriah. Waktu Lengso kan hanya nikah kontrak, jadi tidak sah dan hanya di hadiri keluarga. Sekarang orang-orang harus tahu.

"Tapi nggak usah undang banyak orang ma, aku malu." ucap Nanon.

"Kenapa harus malu? Kamu malah harus senang sayang,"

"Besok kita ke butik buat fitting baju pengantin. Minggu depan pesta pernikahannya diadakan." putus mama Nanon langsung.

"Ohm," laki-laki tua yang masih berperawakan manis itu melirik Ohm.

"Iya tante?"

"Kamu hubungin orangtua kamu nanti,"

"Baik tante."

"Ya sudah begitu saja. Papa dan mama harus balik ke kantor lagi." kata papa Nanon sambil melirik jam tangannya.

"Ohm, kamu jagain Nanon baik-baik ya. Kasih dia makanan yang bergisi. Dia masih hamil muda, jadi harus perhatikan kesehatannya baik-baik. Jangan sampai kecapean juga." Ohm mengangguk lagi ke mama sang istri.

Lalu pasangan suami istri tua itu beranjak pergi. Meninggalkan sih pasangan baru.

Ohm menarik Nanon hingga kepalanya bersandar di dada bidang pria itu. Lega rasanya karena laki-laki manis itu kini resmi menjadi istrinya. Memang pernikahan mereka terkesan aneh dan tidak biasa. Tapi tidak apa-apa, karena Ohm amat mencintai laki-laki yang dia nikahi ini.

"Kamu lega juga nggak?" gumam Ohm mengelus-elus punggung Nanon.

"Lega kenapa?"

"Karena kita sudah menikah. Karena orangtua kita sudah tahu. Walau harus diomeli panjang lebar dulu, tapi mereka setuju dengan pernikahan ini." Nanon tertawa kecil, kemudian mengangguk. Benar sih.

Kalau di ingat-ingat, ia memang sudah memulai hubungan aneh dengan laki-laki yang awalnya ia tahu berstatus sebagai kakak ipar, dan akhirnya kini menjadi suaminya. la juga tengah mengandung anak mereka sekarang.

Sampai sini hubungan mereka baik-baik saja, Nanon bahagia. Apalagi kak Ohm selalu memanjakannya. Ia berharap akan terus seperti ini. Walau nanti akan ada pertengkaran yang biasa terjadi dalam kehidupan berumah tangga, tapi ia berharap hubungan mereka akan bertahan sampai selamanya, sampai maut memisahkan. la berharap cinta dihati mereka makin kuat.

"Kak Ohm,"

"Mm?"

"Malam ini tidur di sini aja ya?"

"Terserah kamu."

"Kakak Ohm bisa masak nggak? Masakin aku dong kalo bisa." tanya Nanon sekaligus membuat permohonan. Ohm menatapnya sebentar tidak langsung menjawab. Pria itu malah merasa heran. Pasalnya mereka belum lama habis makan.

"Kan tadi kamu baru makan, kok minta di masakin sih? Aku belum pernah masak Nanon, nggak pernah sentuh alat-alat masak. Kalau kamu mau makan nanti aku beliin saja ya?" tawarnya. Nanon menggeleng.

"Aku pengen makan masakan kak Ohm, titik." Ohm melotot lebar, laki-laki manis ini kenapa sih. Kok tiba-tiba memintanya begini? Ngidam? Tapi sekarang masih terlalu cepat dia ngidam. Dia kan baru hamil bulan pertama.

"Tapi aku nggak bisa masak sweety," Ohm tidak bisa membayangkan bagaimana rasa makanannya nanti kalau dia benar-benar masak. Ketika ia menatap mata Nanon, laki-laki manis itu balas menatapnya dengan wajah puppy eyes, jelaslah dia gemas. Tidak tega jadinya menolak permintaan laki-laki yang kini telah sah menjadi istrinya tersebut. Tapi dia lelaki itu benar-benar tidak bisa masak. Bagaimana dong?

"Pleasee..." lagi-lagi Nanon menampilkan puppy eyes-nya ke Ohm. Oh ya ampun, kenapa istrinya bisa seimut ini sih.

"Kamu beneran mau makan makanan aku?"

Nanon mengangguk. Ohm memutar otak. Oh iya, Blue! la menyerukan nama lelaki itu dalam hati. Blue jago memasak. Minta bantuannya saja.

"Ya udah, kalo gitu kamu tunggu dikamar ya, aku coba masakin sesuatu buat kamu." gumam Ohm.

"Caranya? Aku tahu loh yang mana makanan restoran sama yang bikin sendiri." Nanon menatap pria itu dengan mata menyipit. Ohm terkekeh, lalu mencubit pipinya gemas.

"Iya-iya istriku. Suamimu ini akan berusaha belajar masak sendiri demi istri tercintanya ini." katanya penuh cinta.

"Tapi caranya gimana? Kak Ohm kan nggak bisa masak tadi kakak bilang."

"Udah tunggu aja sana. Banyak cara kok. Suami kamu ini sangat pintar. Cepat masuk kamar sana."

lelaki mendorong pelan Nanon hingga laki-laki manis itu mau tak mau berjalan menuju kamarnya.

"Aku nggak bisa liat ya? Bantuin kupasin bumbu gitu?" Nanon menoleh kebelakang sebentar, memberi Ohm tawaran.

"Nggak. Nanti makanannya nggak jadi-jadi kalo kamu dekat-dekat. Bisa aku yang makan kamu nanti." goda Ohm.

"Ya udah aku tunggu di kamar aja." sambung Nanon lalu dengan langkah cepat ia melanjutkan perjalanan ke kamarnya.

Ohm tertawa gemas. Sesaat kemudian ia menelpon Blue untuk meminta tutorial memasak.

***

Di apartemennya, Blue masih tak habis-habis heran dan menggeleng-geleng kepala sekaligus tertawa lucu. la baru habis memberikan tutorial masak pada Ohm lewat video call. Lucu sekali. Ini pertama kalinya Ohm menelponnya hanya untuk meminta dia ngajarin tutorial masak, demi istri tercinta yang ingin makan masakannya.

Blue masih tidak menyangka Ohm akan menurut sekali pada Nanon. Nanon sungguh merubah seorang laki-laki sedingin Ohm. Blue akan cerita ke Lengso nanti.

Ngomong-ngomong kemana laki-laki manis itu? Sekarang sudah hampir jam delapan malam. Blue sudah tidak tahan melihatnya. Ia tidak tahan menyentuh setiap inci dari tubuh indah Lengso.

Blue tersenyum, akhirnya. Setelah bertahun-tahun menyukai laki-laki manis itu diam-diam, hari ini datang juga. Mungkin ia akan seperti Ohm nanti. Bucin pada Lengso, kakak kandung dari istrinya Ohm. Memikirkan Ohm yang akhirnya bisa menikahi laki-laki yang dia cintai, Blue pun jadi ingin cepat-cepat menikahi Lengso. Tapi ia tahu, walau Lengso mulai membuka diri padanya, belum tentu laki-laki manis sudah menerimanya. Apalagi menikah.

Pria itu menarik napas panjang lalu menghembuskannya. Sesaat kemudian ia mendengar langkah seseorang berhenti di depan pintu apartemennya. Blue tersenyum dan melangkah perlahan ke pintu depan.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang