**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**
𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍
𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘
Lengso tahu kode masuk apartemen Blue. Laki-laki manis itu sudah berkali-kali ke apartemen itu dan tentu ia sudah merasa tempat Blue ini seperti tempat tinggalnya sendiri. Sudah beberapa kali pula ia nginap di sini kalau lagi keasyikan ngobrol dan malas pulang. Biasanya kalau nginap, dia akan tidur dikamar Blue sedang lelaki itu sendiri tidur di sofa. Tapi waktu itu Lengso tidak ada perasaan apa-apa pada Blue, murni masih menganggapnya sahabat.
Beda dengan sekarang. Bahkan untuk menekan kode masuk apartemen pria itu saja, ia harus berpikir berulang kali. Apa tindakan ini benar? Apakah yang akan mereka lakukan di dalam nanti akan dia sesali setelahnya? Tapi laki-laki manis itu tidak menampik kalau sekarang ini dia sangat menginginkan pria itu. la tidak tahu apakah karena dia hanya sedang membutuhkan se k s saja dan kebetulan cuma pria itu yang didekatnya yang memberinya tawaran, atau dia memang sudah ada perasaan suka sebelum ini?
Perasaan yang sama seperti pengakuan Blue siang tadi. Jangan-jangan dia memang sudah menyukai pria itu sebelum ini? Kalau tidak kenapa dirinya merasa senang dan bersemangat begitu Blue menyatakan perasaannya dikantor tadi? Lengso terus berpikir keras.
Tanpa dia sadari pintu di depannya terbuka sendiri tanpa ia menekan kode, lalu tangan Blue menariknya dari dalam.
"Ahh, Blue!" pekik Lengso.
Blue kembali mendorongnya ke tembok, mengunci tubuhnya seperti tadi siang. Membuat jarak antara keduanya tersisa hanya beberapa senti saja. Lengso bisa merasakan napas pria itu. Laki-laki manis itu terus menunduk, malu menatap wajah Blue, apalagi sedekat ini. Lalu ia merasakan telunjuk pria itu menyentuh dagunya, mengangkatnya hingga wajahnya menengadah ke atas, menatap pria itu.
"Kenapa tidak langsung masuk, hm? Aku menunggumu sejak tadi. Apa yang kau pikirkan dengan serius diluar?" gumam pria itu bertanya dengan suara serak. Blue sebenarnya sudah tidak tahan lagi untuk menyerang Lengso langsung. Tapi ia masih berusaha keras menahan diri. Ini pertama kalinya bagi mereka berdua. Pertama kali dari sahabat berubah sedekat ini, dan nantinya akan menyatu bersama.
Mereka masing-masing memang sudah pernah bercinta dengan pasangan yang berbeda. Tapi rasanya kali ini berbeda. Perasaan keduanya ...
Ya ampun, Lengso bahkan tidak segugup ini ketika berhadapan dengan mantan pacarnya pertama kali. Tapi dengan Blue.....
Ada sesuatu yang berbeda. Seolah Blue adalah laki-laki pertama yang berhasil membuat jantungnya berdetak sangat cepat hanya dengan tatapan pria itu. Tatapan yang begitu dalam, yang menyatakan ketulusan tercampur dengan hasrat yang membara. Yang menarik Lengso untuk merasakan hal yang sama.
"Apa kau sedang memikirkan bagaimana aku menyentuhmu?" pria itu mulai menggoda. Dulu ia tidak berani menggoda laki-laki manis ini, karena ia tahu Lengso mungkin akan jijik padanya. Tapi sekarang, sepertinya godaan kecil saja akan membuat laki-laki manis itu malu. Buktinya wajah Lengso memerah.
Blue tidak menyia-nyiakan kesempatan. la memakai kesempatan itu me ***** bibir Lengso. Lidahnya masuk dan bermain di dalam rongga mulut laki laki manis itu. Lengso yang awalnya masih ragu-ragu, kini membalas ciuman panas Blue. Lama mereka berciuman hingga ciuman itu terhenti dengan dahi mereka yang saling menyentuh. Napas mereka terengah-engah.
Blue kembali beraksi. la mengangkat kedua tangan Lengso di atas kepala laki-laki manis itu dan mulutnya mulai menjelajahi leher jenjang laki-laki manis itu. la selalu berkhayal menyentuh Lengso dibagian-bagian sensitif laki laki manis itu. Dan sekarang, akhirnya datang juga waktunya.
"Eumph ..." Lengso melenguh saat Blue menggigit lehernya, memberikan tanda kepemilikan pria itu di sana. Mulut Blue terus turun hingga ke belahan kemeja Lengso.
Laki-laki manis itu menahan napas. Sebelah tangan Blue yang bebas membuka satu persatu kenop kemejanya. Lengso malu ketika pria itu berhasil membuka kemeja dan melepaskan kaus putih yang menutupi tubuh miliknya.
"Sangat indah." gumam Blue. Matanya berbinar-binar bahagia menatap bagian itu. Sementara Lengso menggigit bibirnya, ia sangat malu. Memang Blue bukanlah laki-laki pertama yang sudah lihat bagian itu, tapi pria itu adalah laki-laki pertama yang membuatnya malu bukan main hanya dengan melihat ia bug il. Padahal baru bagian atas saja. Bagaimana jadinya kalau pria itu melihat bagian bawahnya. Lengso tidak sanggup membayangkan. la pasti akan malu sekali.
"Eungh..." laki laki manis itu melenguh lagi ketika telunjuk Blue menyentuh put i ng kanannya.
"Ini sudah keras. Kau tegang Leng," Blue berbisik serak lalu mulai memilin bagian itu dengan gerakan memutar. Menyiksa Lengso dengan kenikmatan yang tertahan. Lengso malu mengeluarkan suara-suara laknat itu. la malu. la takut Blue merasa jijik. Blue sangat lihai membuat tubuhnya bergetar hebat.
"Jangan malu. Ini bukan kali pertamamu kan? Kenapa harus malu? Aku tahu kau seorang master sayang. Mendes ah lah untukku." Blue mengedipkan sebelah matanya. Padahal ia sendiri sempat ragu dan takut akan membuat Iren membatalkan keputusannya. Tapi ketika melihat raut wajah Lengso yang begitu mendamba sentuhannya, Blue jadi makin tertantang. la ingin Lengso tahu kalau dia berbeda dari lelaki sebelumnya.
Kalau lelaki sebelumnya hanya memberinya rasa sakit dan trauma, maka ia akan menyembuhkannya. Blue ingin Lengso melupakan semuanya dan memulai kembali dengannya. Blue akan memberikan kenikmatan yang tidak akan pernah Lengso lupakan. Karena ia akan bertaruh dengan perasaannya yang tulus terhadap laki-laki manis ini.
Mulut Blue bermain di pucuk merah muda milik Lengso, memberikan gigitan kecil di sana hingga Lengso membusungkan dada. Rasa geli dan enak bercampur. Oh... Blue betul-betul pandai menyentuh titik yang dia sukai.
Setelah puas bermain di dada Lengso, Blue mengangkat laki-laki manis itu. Ia membawa Lengso ke dapur, mendudukkannya di atas meja makan.Lengso bingung.
"Ke ... Kenapa di sini?" ia bertanya. la pikir Blue akan membawanya ke kamar.
"Diam dulu. Kau akan suka." lagi, pria itu kembali mengedipkan matanya. Tangannya membantu Lengso melepaskan celana kain yang ia pakai. Kemudian melucuti celana da lamnya.
Lengso menutup kakinya rapat-rapat. Malu? Jelaslah malu. Baru bagian atas saja yang pria itu lihat tadi ia sudah malu bukan main. Apalagi area yang paling sensitif dari seluruh bagian tubuhnya ini. la sangat malu.
Blue berlutut di bawah meja, menarik Lengso lebih ke ujung. Tangannya membuka paha Lengso lebar-lebar, namun Lengso terus berusaha merapatkan pahanya.
"Ja... jangan begini Blue. Aku malu."
"Jangan malu sayang, biarkan aku lihat milikmu yang indah." gumam Blue menatapnya dalam. Lengso tidak tega, akhirnya laki-laki manis itu mengangguk. la membiarkan Blue membuka pahanya lebar-lebar, mengang kang di depan pria itu.
Blue tampak puas saat melihat milik Lengso yang berwarna merah muda dan hole nya berwarna merah muda dalam paha Lengso . Pria itu menelan ludah. la menatap Lengso lagi.
"Kau sangat cantik." pujinya. Lengso menggigit bibir bawahnya, tubuhnya begitu tegang.
"Ahh..." Kemudian di rasanya lidah Blue sudah masuk ke dinding lu b ang kenikmatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]
FanfictionNanon, adik dari Lengso dan adik ipar dari Ohm Pawat. Ohm Pawat yang jatuh cinta pada adik iparnya dan ingin menikahinya, ohm Pawat mulai menggoda adik iparnya Nanon, namun Nanon menjauhi sang kakak ipar karna ia tahu kalau Ohm Pawat adalah suami ka...