2 : Jaleṣeva Catalina Perkasa.
Sebuah kendaraan yang mampu terbang di udara baru saja mendarat dengan sempurna di daratan Indonesia. Setelah beberapa saat mengudara di udara akhirnya pesawat tersebut mendarat juga.
Seorang gadis cantik keluar dari sebuah pesawat bertujuan Indonesia itu. Kaki jenjangnya menapak kembali di tanah air Indonesia yang sudah hampir setahun ia tinggalkan.
Gadis cantik itu melangkahkan kakinya dengan anggun, membelah lautan manusia di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Ia berjalan menuju sebuah mobil mewah berwarna hitam yang sedari tadi sudah menunggu akan kedatangannya, sambil tersenyum merekah ke arah sepasang suami-istri yang terlihat sudah berumur. Dengan perasaan rindu yang sudah membara gadis itu langsung memeluk kedua orangtua tersebut.
Setelah selesai melepas rindu, ketiga orang itu segera memasuki mobil. Lalu, mobil itu melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
•••••
Kanan kiri gedung bertingkat, jalan jalan ramai dengan kendaraan, suara klakson bersahutan, menumpuk di lampu merah. Itulah Jakarta yang terkenal akan kemacetannya. Setiap hari warga Jakarta sudah biasa disuguhkan pemandangan padatnya kendaraan yang melintas di jalan raya Ibukota.
Tak henti-henti manik mata mata coklat itu memandangi setiap inci sudut kota Jakarta. Ia benar-benar merindukan kota ini. Walaupun Ia tidak dilahirkan dan dibesarkan di kota Jakarta.
Hari ini, ia disini, Jakarta.
"Bagaimana perjalananmu cantik?" tanya Nirina—seorang wanita paruh baya—kepada cucu satu-satunya yang duduk tepat di sampingnya itu.
"Not bad, Oma. I really enjoyed the tiring journey." jawabnya, dengan mata indahnya yang tak mengalihkan pandangan sedikitpun dari jendela mobil, ia benar-benar menikmati suasana kota Jakarta saat ini.
Pandangan gadis itu beralih menatap Oma bergantian ke Opa-Nya. "Terimakasih ya, Oma, Opa sama Pak Asep udah mau jemput Cata di Airport." ucapnya berterimakasih sambil memeluk Oma. Cata! panggil saja dia Cata!
"Terimakasih kembali, Non." jawab Pak Asep.
"Semua yang Cata inginkan, akan Opa dan Oma lakukan. Apa saja untuk cucu tersayang Opa ini, walaupun nyawa taruhannya." ucap Opa Cata, Demian. Laki-laki yang sudah berumur itu menghadap ke arah kursi belakang tempat dimana istri dan cucu kesayangannya duduk. Lalu, mengusap pelan rambut Cata.
"Opa sama Oma nggak lupa 'kan beli kue sesuai request Cata?" tanya Cata.
"Tentu saja, tidak lupa! Sebelum menjemputmu tadi Oma dan Opa sudah membelikan kuenya." jawab Oma, "Tuh, kuenya ada di kursi belakang. Mau Oma ambilkan?"
"Nggak usah, Oma. Nanti aja kalau udah sampai."
Tak lama kemudian, mobil pribadi yang ditumpangi oleh Cata serta Oma dan Opa-nya memasuki pintu gerbang yang diatasnya bertuliskan "Komando Lintas Laut Militer".
Manik mata Cata menangkapi banyak pria yang berpostur tubuh tinggi menggunakan baju berwarna biru laut dan loreng saat memasuki area KOLINLAMIL.
Ganteng. Tetapi tidak ada yang lebih ganteng daripada Papa, Opa, dan Om-Nya. Catat itu!
•••••
"Selamat sore, Komandan! Lapor Komandan, ada yang ingin bertemu dengan Komandan saat ini." ucap seorang wanita tegas berseragam biru laut dan loreng itu.
"Siapa?" tanya pria yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Siap, seorang perempuan Komandan. Diketahui tamu tersebut dari UK Komandan." jawab wanita berseragam itu.
"Suruh dia masuk."
"Siap, Komandan! Laksanakan!" dengan segera wanita itu menyuruh tamu yang katanya dari UK tersebut masuk ke dalam ruangan pria bernama Demario Perkasa yang mengemban amanat sebagai Panglima Komando Lintas Laut Militer.
"Selamat sore, Komandan!" ucap seorang perempuan cantik tepat di depan pintu ruangan bernuansa putih, dengan kanan tangannya yang mengangkat ke atas membentuk hormat.
Mendengar suara yang sangat tak asing ditelinga Mario, pria itu menoleh ke arah suara tersebut. Sangat tidak disangkakan, tamu dari UK itu adalah Putri cantik semata wayangnya, Cata.
"Sore." balas Mario, dengan tangan yang membentuk hormat juga.
Cata tersenyum berlari kecil menuju ke tempat Ayah-Nya, Mario. Dengan secepat kilat memeluk raga yang sangat amat ia rindukan.
"I miss you, Dad." ucap Cata disela pelukan.
"I miss you too, Komandan kecil Papa." balas Mario yang tak kalah sweet memeluk erat tubuh mungil Komandan kecil-Nya.
Setelah cukup rasanya untuk melepas rindu, Cata agak sedikit merenggangkan pelukannya seraya berkata, "Cata punya kejutan buat Papa."
"Kejutan? Kejutan apa itu?" tanya Mario dengan ekspresi kepo-Nya.
Cata melepaskan pelukan dengan Ayah-Nya, lalu berjalan menuju keluar ruangan Mario, "Sebentar, yaa." ucap gadis cantik berambut pendek sebahu itu.
Beberapa menit kemudian, Cata datang dengan sebuah kue berukuran cukup besar ditangannya, seraya menyanyikan lagu happy birthday untuk Ayah sekaligus Komandannya. Serta diikuti oleh Oma dan Opa-Nya di samping Cata. Mereka bertiga pergi menghampiri Mario di dekat kursi kebesarannya.
"Selamat ulang tahun, Komandannya, Cata! Tetap jadi Komandan yang selalu Cata kenal, ya!" ucap Cata kepada Komandannya yang sudah berumur Empat Puluh Lima tahun itu.
fyuhh!
Mario meniupkan lilin diatas kue tersebut. Perasaan bahagia menghampiri Mario saat ini. Putri cantik semata wayangnya ada di hari kelahirannya, ditambah lagi kedua orang tuanya juga ikut hadir. Kelima orang itu saling berpelukan, melepas rindu satu sama lain. Walaupun bagi mereka itu belumlah lengkap.
Dia, Jaleṣeva Catalina Perkasa.
Perempuan yang sangat amat merindukan momen ini. Perempuan yang akrab di sapa Cata. Perempuan yang merupakan cucu serta anak dari seorang perwira tinggi Tentara Nasioal Indonesia Angkatan Laut. Perempuan cantik berambut pendek sebahu yang memiliki cita-cita sama seperti kedua Orangtua dan Opa-Nya. Sekali lagi perempuan itu adalah Jaleṣeva Catalina Perkasa.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
JENDRAL
Genç KurguCiri-ciri Meraudje Tjandra Lesmana: Pakaian sekolah selalu di keluarkan, rambutnya berantakan, murid nakal yang sering melanggar aturan sekolah, sering terlibat konflik, dan percaya diri tinggi. Jendral nama panggilannya, dianugerahi daya tarik yang...