🌻05.Sepupu Raksha🌻

33 31 5
                                    

✎ Jangan lupa Vote and Komen ✎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✎ Jangan lupa Vote and Komen ✎

❗ TYPO BERTEBARAN ❗

"Bisa-bisanya orang yang dulu dekat banget sama gue sekarang lupa sama diri gue yang ganteng ini?"
─ Joshua ─


Di meja belajar nampak seorang gadis yang sedang sibuk berkutat dengan buku-bukunya. Banyak lembaran kertas berserakan di mana-mana. Gadis itu terus mengetuk-ngetuk pelipis nya menggunakan bolpoin.

Sudah lebih dari satu jam dirinya mencoba menyelesaikan tugas-tugas ini. Rasa pening mulai menyerang kepala nya. Otaknya pun sudah meminta untuk berhenti sejenak, namun tak di hiraukan oleh nya.

"Argh! Kenapa sih jawabannya gak ketemu-ketemu juga!" Ucapnya frustasi. Dia merobek kasar kertas itu dan melemparkannya sembarang. Jika di lihat kamarnya sudah seperti kapal pecah.

Duk

Di benturkan kepala nya pada meja belajar miliknya dengan keras. Apakah dirinya harus menyerah saat ini juga? Semuanya sudah buntu. Otaknya tidak bisa bekerja dengan baik lagi.

Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu membuat gadis itu mengangkat kembali kepala nya. "Masuk aja A'," ujarnya saat mengetahui siapa seseorang yang mengetuk pintu kamar nya.

Ceklek

Pintu terbuka, menampakkan Bian dengan sebuah paper bag di genggamannya. Melihat sesuatu yang di bawa Bian membuat Ara mengerutkan keningnya.

"A'a, itu apa?" Tanyanya seraya memiringkan kepala nya ke samping.

"A'a boleh minta tolong gak?"

Ara mengangguk kecil, "boleh. Emang A'a mau minta tolong apa?" Tanyanya lagi.

Bian menyodorkan paper bag itu. "Tolong antar ke rumah Raksha ya. A'a ada urusan bentar jadi gak bisa nganter" jelas Bian. "Adek bisa?" Lanjut nya bertanya.

Ara kembali mengangguk. "Bisa! Bisa! Bisa! A'a tenang aja, Adek bakal anterin ini sampe tujuan dengan selamat!" Ucapnya dengan semangat. Inilah saatnya untuk berhenti sejenak dengan tugas-tugas itu? Dengan menghirup udara segar mungkin dapat membantu otak nya kembali berfungsi?

Sejenak Ara menatap serius wajah sang Kakak. Bian yang melihat perubahan wajah Adiknya menaikkan satu alisnya. "Kenapa Dek? Ada yang aneh sama muka A'a ya?" Tanyanya tidak mengerti.

Hening. Ara tetap diam tak berniat menjawab pertanyaan Kakaknya─ membuat suasana terasa canggung.

"A'a sakit?"

Line of Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang