🌻08.Bunga Terakhir🌻

30 25 4
                                    

✎ Jangan lupa Vote and Komen ✎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote and Komen ✎

❗ TYPO BERTEBARAN ❗

🌻di sarankan untuk mendengarkan musik di atas atau dengan aplikasi musik lainnya saat membaca chapter ini🌻

"Maafkan A'a karena tidak cukup kuat untuk melawan penyakit ini"
─ Bian ─


Bian hendak menghapus air mata yang sudah lancang membahasi pipi gembul Adiknya, namun tangannya di tepis kasar.

Plak

"Adek?"

Ara menatap tajam wajah Bian. "Jelasin" katanya seraya menunjukkan kertas hasil tes DNA.

Bian menatap terkejut. Bagaimana bisa?

"JELASIN A'!" Sentak Ara dengan air mata yang kembali turun.

Bian menghela nafas. Ia menundukkan kepalanya menatap lantai yang di pijak nya.

"Maaf.."

Hanya satu kata yang mampu Bian ucapkan. Ara semakin geram dengan sang Kakak. "Adek gak butuh permintaan maaf dari A'a. Yang Adek butuh penjelasan dari A'a. Kenapa? Kenapa A'a rahasia'in hal sepenting ini? Apa Adek udah gak penting lagi, maka nya A'a gak ngasih tau soal ini ke Adek, iya?!" Racau Ara.

Tangisannya terdengar amat memilukan. Hati Bian ikut sakit saat melihat air mata yang keluar karena dirinya. "Jawab A'! Jawab!" Ara menarik kerah baju Bian.

Tanpa sadar Bian ikut menitihkan air matanya. Perasaan sakit, takut, sedih bercampur dalam hati kecilnya─membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih.

Bian memeluk erat tubuh Ara. Meskipun Ara memberontak dalam pelukannya, namun Bian tetap memeluknya.

"A'a hiks jahat, hiks A'a jahat s-sama Adek..," racau Ara memukul-mukul dada Bian─menyalurkan rasa takut dan kecewa yang ia rasakan.

"A'a tau.." balas Bian lirih.

Sekelebat ingatan yang melintas membuat perasaan sakit kian menggerogoti ulung hatinya.

"Adek ngomong apa sih! A'a gak sakit kok"

"A'a janji gak akan telat makan lagi. Adek gak usah khawatir ya, A'a baik-baik aja kok"

"A'a janji gak akan sakit"

"A'a gak janji tapi A'a bakal usaha'in"

"Kalo takdir udah nentuin A'a sakit, A'a gak bisa apa-apa,"

Line of Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang