🌻01.Permen🌻

46 45 5
                                    

✎ Jangan lupa Vote and Komen ✎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✎ Jangan lupa Vote and Komen ✎

❗TYPO BERTEBARAN ❗

"Ingin membuatku senang? Berikan saja permen strawberry yang banyak!"
─ Ara ─


Kejadian 10 tahun lalu masih teringat jelas dalam ingatannya. Hari-hari yang berat itu ia jalani dengan tegar. Berkat dukungan dari sang Kakak yang selalu menjaga dan menyayanginya ia mampu bangkit kembali.

Setiap dirinya merasa seperti di tarik oleh jurang gelap tak berujung itu, sang Kakak akan selalu mengulurkan tangannya dan membantunya untuk keluar dari kegelapan itu.

Jika dirinya merasa sedih maka sang Kakak akan memeluk erat tubuhnya dan mengelus lembut punggung nya seolah berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Gadis itu terbangun dari tidurnya kala mendengar suara nyaring dari alarm. Ia mengucek matanya─ mencoba menghilangkan rasa kantuknya. Pukul 05.00 WIB, itulah yang ia lihat pada alarmnya.

Ayyara Nareswari, gadis kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya saat kecelakaan mobil 10 tahun lalu kini telah beranjak dewasa.

Gadis kecil itu kini telah berubah menjadi seorang gadis cantik yang memiliki pipi chubby seperti bakpao.

Jika kata sang Kakak, 'pipi Adek gue itu aslinya pao makanya chubby gini' begitulah katanya.

Ara tersenyum memandang keluar jendela kamarnya. Ia bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk kembali bangun dan menikmati suasana pagi ini.

"ADEK UDAH BANGUN BELUM?!"

Suara teriakan sang Kakak terdengar hingga kamarnya. Ara terkekeh pelan, kebiasaan Kakaknya untuk memastikan apakah dirinya masih berada di alam mimpi atau tidak.

"UDAH A'A" balas Ara sedikit berteriak.

Buru-buru Ara turun dari ranjangnya dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap karena dirinya harus melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pelajar, yaitu pergi sekolah.

15 menit sudah ia gunakan untuk bersiap. Ara menatap dirinya di pantulan cermin, "sip udah rapi!" Ara tersenyum puas dengan penampilannya.

Setelah merasa puas, ia mengambil tas sekolahnya dan bergegas turun untuk melakukan sarapan pagi dengan Kakak tercintanya.

"Pagi A'a Bian yang paling ganteng~" sapa Ara saat melihat Kakaknya tengah sibuk mengolesi roti bakar dengan selai coklat.

Line of Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang