🌻13.Misi Detektif🌻

31 28 22
                                    

✎ Jangan lupa Vote and Komen ✎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✎ Jangan lupa Vote and Komen ✎

❗ TYPO BERTEBARAN ❗

"Anjir gue berasa jadi detektif beneran! Udah mirip detektif Conan belum?"
─ Trio Sengklek ─


Raksha mengalihkan atensinya pada benda pipih miliknya yang baru saja mengeluarkan suara dari notifikasi. Jari-jarinya mengetikkan sesuatu di atas papan keyboard.

Selesai dengan ponselnya, dia berjalan mendekat brankar dimana tubuh Ara terbaring. Sontak Ara menatap wajah Raksha. "Kenapa Sha?" Tanyanya lirih.

"Maaf ya Ra, aku pulang dulu. Aku ada urusan sama Joshua," jawab Raksha.

"Kalau gitu hati-hati ya Sha, makasih juga. Titip salam buat Om, Tante, dan Joshua" Ara menjeda ucapannya, "maaf juga karena aku, pesta Joshua jadi berantakan," Ara menatap sendu wajah remaja itu. Perasaan bersalah mulai menjalar ke hatinya.

"Gak perlu minta maaf. Gak ada yang tahu kalau bakal kayak gini" kata Raksha.

"Jangan salahkan diri kamu Ra," Raksha mengusap pucuk kepala Ara membuat gadis itu menatap lekat dirinya. "Cepet sembuh Ara" ucapnya seraya tersenyum.

Ara mengangguk kecil. "Makasih Aksha" katanya ikut tersenyum.

"Gue duluan ya" pamitnya seraya memandang satu persatu teman-temannya secara bergantian.

"Hati-hati Sha" ucap Haru mendapat anggukan dari Raksha.

Raksha berjalan meninggalkan ruangan.

"Oh iya gue lupa!" Pekik Ara tiba-tiba membuat mereka menatap Ara secara bersamaan. "Lupa apa Ra?" Tanya Ila penasaran.

"Gue belum kabarin Abang El soal ini," jawab Ara.

"Lah iya gue baru inget," ucap Galen. "Kalau gitu aku aja ya beb yang kabarin Bang Rafael" usul Galen mengajukan diri. Ara menganggukkan kepalanya menyetujui. "Makasih Len," katanya.

"Sama-sama. Apa sih yang gak buat bebeb Ara," goda Galen sejenak. Sontak Kris dan Sean memutar bola mata mereka malas. Lelah dengan tingkah teman satu geng nya itu.

Ara menatap Galen datar. "Sempat-sempatnya godain anak orang," gumamnya lirih namun Ila dan Retha yang kebetulan berada di sebelah kanan dan kiri Ara mendengarnya.

Retha dan Ila saling menatap beberapa saat dan setelahnya mereka terkekeh geli dengan ucapan Ara barusan. "Kayak gak biasa aja Ra," bisik Ila pelan.

Line of Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang