Magang

552 28 0
                                    


 Profesor Seno : Selamat pagi Saudara Jendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Profesor Seno : Selamat pagi Saudara Jendra

Jendra                  : Pagi Prof, maaf, ada apa prof?

Profesor Seno : Kamu akan saya pindahkan magangnya di kantor anak saya

Jendra                 : Hah, gimana prof? Tapi waktu itu saya ajukan di tempatnya Harnan Sitohang & Partner

Profesor Seno : Iya, saya tahu. Tapi mereka langsung menolak kamu, dan kamu sudah tidak punya banyak waktu untuk mengajukannya di tempat lain. Maka dari itu leboh baik magang di tempat anak saya, kamu tahu kan masuk ke kantor anak saya itu tidak mudah.

Jendra                 : Justru karena nggak mudah prof, saya beralih ke tempat lain

Profesor Seno : Jadi, mau apa tidak? Ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan untuk kamu

Jendra                : Mau Prof, terima kasih banyak.

Profesor Seno : 6 bulan cukup ya sambil kamu ambil skripsi, kamu itu berpotensi sebagai mahasiswa teladan hanya saja kamu itu sering bercanda jadi orang anggap kamu tidak pernah serius

Jendra                  : Iya prof, saya akan berubah sebentar jadi baja hitam nanti balik lagi

Profesor Seno : Terserah kau lah. Nanti saya hubungi anak saya.

Jendra                 : Sekali lagi terima kasih, prof.

Gue memasukkan ponsel ke dalam tas lalu berjalan ke arah kantin fakultas hukum untuk menghampiri tiga sahabatnya, gue melihat Tito, Desta dan Hardin sedang menikmati makan sore mereka ketika kantin sudah tidak terlalu ramai.

"Wuihh bintang fakultas hukum dateng nih," Tito berdiri untuk menyambut gue yang sudah berantakan karena memikirkan magang yang akan dimulai minggu depan.

"Suntuk amat muka lo, Dra," ujar Hardin yang langsung memberikan air putihnya.

"Unch, makasih Hardin sayang," balas gue sambil tertawa.

"Najis banget, huek," Hardin langsung begidik ngeri mendengar balasan gue yang kaya orang kasmaran.

"Gue bakalan magang di tempat anaknya profesor Seno, namanya Janice kan ya?"

Mendengar gue bercerita, semuanya langsung membelalakan matanya seolah gue sedang bercerita tentang cerita horor yang menegangkan.

"Lo semua kenapa sih? Lihat gue sampai kaya gitu."

"Bajingan, lo mau magang di kantornya Janice tanpa effort apa - apa, sedangkan kita udah ditolak berkali - kali ya setan. Kok bisa?" tanya Desta dengan wajah bingungnya.

Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang