Ingkar!

99 25 0
                                    

Aku meratapi ponselku sejak dua jam lalu ketika melihat Janice sudah terlelap dengan nyenyak, mataku masih saja menatap langit - langit kamar menunggu Jendra mengirim pesan terlebih dahulu namun harapanku sepertinya sia - sia, begitu ingin menyimp...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meratapi ponselku sejak dua jam lalu ketika melihat Janice sudah terlelap dengan nyenyak, mataku masih saja menatap langit - langit kamar menunggu Jendra mengirim pesan terlebih dahulu namun harapanku sepertinya sia - sia, begitu ingin menyimpan ponsel di atas nakas, aku mendengar suara dentingan pesan masuk dan buru - buru melihatnya, lagi - lagi aku kecewa dengan harapanku sendiri ketika ternyata yang mengirim pesan adalah Doni.

Doni : Malam, udah tidur Dan?

Sebenarnya aku malas untuk membalas pesan dari Doni tetapi kalau tidak dibalas, Doni akan nekat menghubungiku dan dengan terpaksa aku membalasnya di jeda waktu yang agak lama.

Daniar : Baru mau Don, udah ngantuk soalnya.

Aku terpaksa berbohong.

Doni : Oh gitu, padahal mau ajak pergi keluar berdua aja

Daniar : Sorry ya, aku ngantuk. Night Don.

Tidak ada balasan lagi darinya dan aku tetap menatap layar LCD yang belum ada tanda - tanda lagi dari Jendra. Bolak balik aku memasuki halaman ruang pesan dengan namanya yang berakhir dengan aku menghapus ketikan yang sudah ku buat untuk menyapanya, samapi aku teringat kalimat Janice sebelum ia tertidur, "jangan gengsi lah jadi orang tuh, terkadang kita itu butuh mengejar duluan untuk mengetahui seberapa besar perasaan orang itu terhadap kita, lagian udah jelas si Jendra terang - terangan nunjukin rasa suka, lo nya lurus aja kaya jalan tol."

Dengan keberanian yang benar - benar aku kumpulkan, aku langsung mengirim pesan padanya walau waktu sudah menunjukan pukul dua belas malam dan tanpa sengaja aku melihat ia sedang membuat story instagram berlatar belakang dedaunan yang entah berada dimana.

Dengan keberanian yang benar - benar aku kumpulkan, aku langsung mengirim pesan padanya walau waktu sudah menunjukan pukul dua belas malam dan tanpa sengaja aku melihat ia sedang membuat story instagram berlatar belakang dedaunan yang entah berada...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang