14. Hari Normal Versi Meisya

118 21 14
                                    

Setelah berita tentang dirinya yang menjadi "copycat" dari aktris kecintaan sejuta umat bernama Sintya Mila tersebut, Meisya sudah menyadari bahwa hidupnya yang memang sudah berantakan, akan semakin semerawut. Tetapi sebelum itu semua terjadi, sebaiknya Meisya bersenang-senang terlebih dahulu.

Meisya tetap menjalani hari-hari dengan normal. Normal yang dimaksud kurang lebih seperti menjalani shooting sinetron hampir setiap hari, dijudesi dan diabaikan dengan teman-teman pesinetron lainnya, berharap-harap cemas dengan kabar film DBLJ yang tak kunjung kelihatan hilalnya, dan... menyisihkan waktu untuk bertemu dengan Aero.

Ya, kini ia akan memanfaatkan segala cara untuk bisa berdekatan dengan Aero. Tidak, jangan berharap adanya kesempatan untuk kembali bersama, karena seperti yang Meisya katakan bahwa berdekatan dengan Aero saja sudah sangat cukup untuknya. Justru kembali bersama hanya akan memperumit segalanya, jadi Meisya hanya berusaha menikmati sebisanya saja, yaitu sebagai tetangga pria itu untuk sementara waktu.

Untungnya, Aero bukan lah tipe orang yang memiliki waktu untuk mengecek berita artis terbaru. Atau sekalipun pria itu memiliki waktu, ia tidak akan peduli.

Untungnya lagi setelah kejadian malam canggung di Bali kala itu, mereka dapat bersikap seperti biasa. Terkadang olah raga bersama, hingga makan siang bersama. Bahkan kini Meisya sedang senang-senangnya memasak karena baru membeli berbagai peralatan memasak baru. Memasak bermodalkan resep youtube, perempuan itu kerap kali menjadikan Aero sebagai kelinci percobaannya untuk mencicipi hasil masakannya. Tak jarang perempuan itu berinisiatif membawakannya bekal makan siang. Yang membuatnya semakin antusias, Aero selalu menghabiskan hasil masakannya. Padahal Aero lumayan picky terhadap makanan, itu artinya masakannya berhasil kan?

"If you feel tired, you don't have to cook," Masih dengan pakaian gym-nya, Aero duduk santai dengan Dante dan Boy yang bergelendotan di kedua pahanya. Selama seminggu ini, Aero menitipkan kedua kucing tersebut di unit milik Meisya berhubung Aero harus stay di Singapore selama beberapa hari. Meskipun sudah sampai sejak malam tadi, tetapi Aero belum sempat menjemput kucing-kucing tersebut.

Setelah selesai gym dan menjemput Meisya yang juga baru mengakhiri sesi pilates reformernya, Aero berencana untuk langsung menjemput kucing-kucing tersebut, tetapi Meisya menawarkan untuk memasakkannya makanan yang tidak bisa Aero tolak. Sehingga di sinilah ia berada, di unit Meisya dengan perempuan tersebut yang sedang bergelung dengan peralatan dapurnya.

"Kamu mandi dulu aja sambil aku masakin ayamnya," ujar Meisya, masih dengan menggunakan bra tank dan legging berwarna senada yang ia tutupi dengan crop cardigan berwarna putih.

"Okay. Can I borrow your bathroom?" tanya Aero.

"Iya di kamar aja," jawab Meisya.

Meisya melanjutkan memasak setelah Aero menghilang, dengan kedua kucing yang berukuran kontras tersebut yang anteng menemaninya di kursi pantry. Tak lama ia mendengar ponselnya berdering tanda telepon masuk. Setelah melihat nama Tian yang tertera di layar ponselnya, Meisya segera mengangkatnya.

"Kenapa, Yan?

"Kata kakak gue, si Boy di situ ya? Sama Dante juga?"

"Ooh, iya nih. Kenapa?"

"Gue mau samperin ya."

"Sini ajaa, ada Aero juga nih."

"Lah udah balik tuh orang?"

"Udaah semalem."

"Ya udah gue kesana, udah di lobby nih."

"Okee."

Beberapa menit setelahnya, Tian datang bertepatan dengan Aero yang juga baru selesai mandi.

"Yaampun Boy! Kamu masih inget aku kan?!" ujar Tian sembari mengangkat kucing tersebut yang terlihat cuek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet and Sucks!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang