SABRINA 2 - BAB XXXXVIII

7 1 0
                                    

"Kenapa kamu nggak mencoba dekat dengannya saat bertemu? Lalu kenapa bisa dengan Tante Diana?" Tanyaku semakin penasaran dengan kebenaran yang terkubur sejak lama.

"Sudah rencanaku. Chika minta mengambil alih untuk mengasuh Rachel. Diana dan Chika adalah orang yang dibuang oleh Bapak. Kehidupan mereka aman dari pencarian Bapak. Anna selalu membantuku untuk memantau mereka. Aku hanya tidak ingin Rachel berjalan mengikuti jalan yang aku lewati. Kamu selalu menanyakan bagaimana sisi terangku, Sabrina? Sekarang sudah aku perlihatkan ya," jelas Aldo meneteskan air mata kembali setelah itu.

Aku mendekati Aldo dan menggenggam kedua tangannya, "Dimana ibu kandung, Rachel?" Tanyaku.

"Aku membunuhnya, dia berniat menyerahkan anaknya untuk hidangan Bapak. Dia ingin membunuh anaknya sendiri, Sabrina," jelasnya gemetar.

Aku tidak menyangka, ketua dari perkumpulan Sekte berhati sangat terang. Aku langsung memeluknya erat. Tubuhnya gemetar hebat, aku rasa dia sedang ketakutan saat ini.

"Hari ini eksekusiku, Sabrina. Bapak sudah mengetahui kebaikanku sama kamu. Anna akan mengurus perpindahan Rachel untuk diasuh denganmu. Kematian anakmu bukanlah hal sia-sia, perjanjianmu dengan Sekte juga batal karena hal itu. Anakmu menolongmu. Aku juga tidak pernah menyesal melakukan ini semua untuk kamu. Aku mencintaimu, Sabrina," jelasnya dalam dekapan, dia menangis tersedu-sedu dalam pelukan ini.

Aku melepaskan dekapan dan menghapus air matanya, "Bagaimana penglihatanmu ketika kita berjalan bersama di sebuah hutan, Aldo?" Tanyaku menangis di dalam senyuman.

Dia memegang kedua pipiku, "Sekarang aku sudah di sisi terang bersamamu. Hari ini juga, aku memutus hubungan denganmu, Sabrina. Anna akan persiapkan rumah untuk kamu dan keluargamu agar kalian aman dari pencarian Bapak. Pertanyaanmu waktu itu sudah terjawab ya, Sabrina. Aku sudah kembali ke sisi terang karenamu," dia mengambil tanganku dan membuka lebar jemariku. "Aku berikan kekuatanku untuk kamu," dia menempelkan jemarinya di telapak tanganku. "Bantu orang lain sepertiku di lain waktu, lindungi Rachel, seperti kamu menjaga anakmu sendiri," lanjutnya.

Aldo kembali memelukku. "Apakah nggak ada jalan lain, Do?" Tanyaku dalam tangisan di dekapannya.

"Tidak ada, Sabrina, aku harus bertanggung jawab atas segalanya," jelasnya.

"Pikiranku akan sepi kembali," lirihku.

Aldo tertawa kecil dan melepaskan dekapan, "Aku akan merindukanmu nanti."

Aldo menghampiri Juna dan memeluknya sebagai suatu ke akraban, "Lo teman terbaik gue, Jun!" Ujar Aldo dalam dekapan.

Juna melepaskan dekapan, "Lo teman paling brengsek gue, sih!" Gurau Juna.

Aldo tertawa mendengar perkataan Juna, "Sorry soal, Chika."

"Aman, terima kasih lo udah bongkar semua busuknya dia," jelas Juna menepuk-nepuk pundak Aldo.

Aldo lanjut berjalan ke arah Revan dan memeluknya sebagai suatu ke akraban, "Terima kasih udah izinin gue, buat meluk isteri, lo!

Revan melepaskan dekapan dan tersenyum kepada Aldo, "Maaf gue udah berprasangka buruk sama, lo!"

Aldo membalas senyuman Revan, "Chika akan dimasukkan penjara dan akan diurus nanti oleh Anna. Titip Rachel!" Aldo menepuk-nepuk pundak Revan.

"Gue pasti akan jaga, Rachel. Terima kasih, Do!" Ujar Revan.

Anna datang melalui portal yang dibuka oleh Aldo. Aku sudah bertemu dengannya saat perjamuan kala itu. Di saat itu, aku belum mengetahui bahwa dia adalah orang yang paling dipercaya oleh Aldo. Aku sering memerhatikannya dikala itu, dia memang paling cantik dan pendiam dari semua anggota Sekte lainnya.

SABRINA: LOVE IS A CURSE [TERBIT] | CIRCLE OF DARKNESS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang