Pagi tiba. Raka, Juno, dan kedua orang tuaku izin tidak melakukan aktivitas sekolah mau pun pekerjaan hanya untuk menemaniku bersiap pulang dari rumah sakit. Memang benar perkataan Raka semalam, bahwa aku tidak seorang diri dalam menghadapi apa pun kali ini. Aku sangat beruntung memiliki mereka semua di dalam hidupku.
Raka menyapa kedua orang tuaku saat mereka baru saja tiba di rumah sakit. "Halo, Tante!" Raka menyalami Mama Tiwi, "Halo, Om!" Raka juga menyalami Ayahku.
"Iya, halo, ini siapa? Sepertinya, Tante pernah lihat deh," ujar Mama Tiwi sambil mengelus pundak kanan Raka.
"Ini Raka, Mah, teman SMP Juno dulu, yang sekarang jadi pacar-nya Sabrina, hahaha," ejek Juno.
"Ih, Juno!" Aku menepuk pergelangan tangan kanan Juno. Dia hanya tertawa melihat salah tingkahku kali ini.
"Ohh, jadi Sabrina udah punya pacar, ya? Eee, Juno kapan kamu punya pacar?" Gurau Mama Tiwi.
"Sukurin, ngeledekin gue sih, lo! Hahaha," tertawaku lepas sekali mendengar perkataan Mama Tiwi kepada Juno.
"Kalian kalau sudah pacar-pacaran, jangan lupa sama sekolah ya, belajar yang benar untuk masa depan kalian. Jaga kepercayaan Om, ya!" Ayahku menepuk-nepuk pundak Raka.
"Iya, siap, Om!" Raka membalas dengan senyuman.
Kami semua menuju parkiran mobil. Raka menawarkan memakai mobil-nya untuk mengantar kami semua pulang ke rumah. Ayahku duduk di depan bersama Raka yang mengendarai mobil, sementara aku, Juno, dan Mama Tiwi duduk di bagian bangku belakang mobil.
Di dalam perjalanan, Raka, dan Ayahku terlihat akrab berbicang di dalam mobil. Raka benar-benar mudah sekali untuk akrab dengan orang baru. Ayahku terlihat nyaman berbicang dengan Raka, sepertinya Ayah mendapat teman baru untuk bertukar pikiran.
Sesampainya di rumah, Raka masih melanjutkan berbincang dengan Ayahku sambil meminum secangkir teh di teras rumah. Aku sangat senang melihat keakraban mereka, terlihat hangat sekali ketika pasangan kita bisa terbuka dengan orang tua pasangannya.
Juno menghampiriku yang sedang duduk terdiam sambil tersenyum melihat Raka dan Ayahku dari kejauhan di tangga rumahku
"Sepertinya dari tadi, lo nggak ada bosannya mandangin mereka berdua, Sab?" Juno duduk di sampingku.
"Dulu nyokap gue, nggak pernah bercengkrama sama bokap gue, seperti Raka sekarang, No. Selalu yang gue lihat mereka berdua bertengkar setiap harinya. Makanya, terlihat indah banget momen seperti ini," Aku menghela napas panjang.
"Menurut gue, jarang banget pasangan bisa seakrab itu sama orang tua pasangannya. Tapi, gue nggak bisa berharap tinggi sama siapa pun. Gue pernah dengar kalimat, 'Kalau lo menaruh harapan besar ke seseorang, Maka, lo bakal ngerasain kecewa yang besar juga kalau nggak sesuai dengan ekspektasi. Sekarang yang gue rasa, gue bahagia di sekitar kalian semua," lanjutku meneteskan air mata bahagia.
Juno menghapus air mataku, "Mungkin gue nggak tahu, rasanya jadi lo pada saat dulu menghadapi semuanya sendiri, tapi gue yakin, semua masalah yang lo hadapin akan mendewasakan lo ke depannya, Sab. Gue banyak belajar dari lo, atas kehadiran lo, gue bisa belajar nggak menilai seseorang, nggak hanya dari cover-nya aja. Lo hebat, Sab, bisa menjalani semuanya sampai saat ini," penjelasan Juno membuatku semakin bersemangat menjalani hidup. Aku hanya bisa tersenyum lepas mendengar penjelasannya.
Beberapa menit kemudian, Ayahku masuk dan memintaku untuk menemani Raka berbincang di teras rumah. Tidak terpancar rasa lelah di wajah Raka dan Ayah saat ini, mungkin Ayahku hanya ingin memberi waktu untuk aku bisa berdua dengan Raka. Aku menghampiri Raka yang sedang duduk di kursi teras rumah.
![](https://img.wattpad.com/cover/197388518-288-k403954.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA: LOVE IS A CURSE [TERBIT] | CIRCLE OF DARKNESS [AKAN TERBIT]
HororSipnosis: CERITA 1 Judul: Sabrina (Love is a curse) SUDAH TERBIT DI PENERBIT MENGUBAH SEMESTA @mengubahsemesta Genre: Horror, Romance, Fantasy, Mystery Semua orang pasti ingin mempunyai teman di masa hidupnya, termasuk Sabrina. Misel adalah teman pa...