Lagi-Lagi (GIEMMY)

674 51 0
                                    

Kimmy's POV

Sore hari ini aku sedang membuka lagu, tapi lagu dari Raissa ini sungguh sangat relate dengan status hubunganku sekarang dengan abas.

Aku rindu sama tempat yang pernah aku kunjungi sama abas. Tempatnya sejuk, dengan bisikan-bisikan gelombang yang menerjang batu.

Tapi, sekarang tempat itu sudah tak pernah di datangi abas. Aku selalu memintanya untuk ke tempat dimana kami memulai hubungan. Justru dia selalu menolak dan memberikan alasan yang sama, dan aku tak puas dengan alasannya itu.

Apa ada sesuatu yang di sembunyikan dari abas sama tempat itu?

Huft, sudah berapa hari aku tak melihat abas.

Aku rindu sama abas yang selalu perhatian. Aku rindu sama abas yang apa-apa selalu kirim foto. Aku rindu sama abas yang ajak aku main basket. Aku rindu di gendong sama abas, aku rindu pelukan abas, aku rindu semua tentang abas.

Aku menatap sedih bunga yang ku siram dengan selang air. Disini juga tempat aku sama abas main sama hamster aku. Disini tempat aku dipeluk, disini tempat aku menangis karena abas di pukul sama ayahnya, disini aku lihat abas tersenyum bahagia sambil main sama anjingnya. Di tempat ini juga terakhir kali aku merasakan pelukan dari abas.

Lagu yang masih berputar membuat aku jadi semakin rindu berat sama abas satu itu. Kenapa coach abas harus milih dia buat jadi ketua tim basket? Kenapa gak yang lain? Abas jadi sibuk bangetkan.

Saat asik melamun, teriakan dari pagar rumah buat aku tersentak dan matiin keran air.

"bentar!" teriakku karna pagar di gedor-gedor.

Aku jalan dan ngebuka pagar yang tertutup dan tinggi itu.

Aku menutup mulutku tak percaya dengan apa yang aku lihat.

"hai, Kim," aku tak menjawab sapaan abas di depanku.

Aku langsung meluk abas dan memukul pelan lengannya. "kok gak ngabarin aku sih?" aku melepaskan pelukanku dan menatap abas didepanku ini dengan muka sedih. "kamu,..." aku menjeda bicaraku karena perlahan airmata yang ku tahan ini jatuh gitu aja.

Abasku, Regie Wilian. Menarik badanku dan di peluknya, aku kembali tenggelam di dalam tubuh tingginya ini.

"ayo masuk," aku berkata dalam pelukannya, dapatku dengar dia tertawa.

Kita pun masuk ke dalam dan duduk dikursi bawah pohon rindang.

Aku menatap Regie.

"gimana hari ini?" tanya Regie sembari membenarkan poniku.

Aku menarik nafas dan tersenyum.

"biasa aja, tapi akhirnya aku seneng kamu udah pulang," aku menatap Regie.

"haha, kangen ya?" ledek Regie padaku dengan tersenyum jahil dan nengangkat alisnya.

"gak, ngapain kangen sama kamu," elakku dan bersedekap dada.

"beneran gak kangen aku kamu? Hum, hum," ledeknya lagi menaik turunkan alisnya.

"ya lah, 100% gak kangen," kataku bangga dan menatap balik Regie jahil.

"yang bener? Tadi aku denger dari Moreen, kamu selalu nanya-nanyain kapan aku pulang, hayo..," Regie menunjukku dengan tersenyum meledek.

"ih, iya aku kangen, mang ngapa masalah?!" aku bombastis Regie.

"haha, nggak, aku seneng malah. Ternyata ada juga yang kangen sama aku. Emang sih aku tu orangnya ngangenin bangett," kata Regie dengan pd nya.

"ck, males deh, penyakit jametnya keluar, kebanyakan main sama Kak Nina,"

"hm, Kim," Regie menatapku dengan lekat.

"ya?" balasku.

"jalan yuk, kita ke tempat yang kamu mau itu," Regie tersenyum dan beranjak dari duduknya.

"yang bener kamu?!" tanyaku masih terduduk. Kepalaku mendongak menatap Regie.

"iyalah, ayo buruan, sekalian kita liat sunset disana," Regie mengulurkan tangannya. Aku pun meraihnya.

Kita bergenggam tangan. Berjalan untuk keluar halaman rumah.

Di depan motornya Regie, dia membuka joknya dan mengeluarkan dua hoodie warna pink yang masih terbungkus plastik. Regie memberikannya ke aku.

"buat kamu satu, kita couplean," Regie langsung membuka plastiknya dan memakai hoodienya.

"ihh, lucu...," aku pun segera membuka plastiknya kala melihat Regie sudah memakai hoodienya.

Aku pun memakai hoodie itu, ya walaupun sedikit tenggelam karena kebesaran.

"gemesss, kebesaran," Regie mencubit pipiku, lalu memasangkan helm yang dibelakangnya bergambar stiker anjingnya dan hamsterku.

Regie naik ke motornya, dan barulah aku naik. "udah?" tanya Regie. "iyaa, udah,"

Regie pun menggas motornya dengan kecepatan sedang.

Terimakasih Egie udah nempatin janji kamu buat ajak aku ke sini lagi. Jadi makin sayang.














.









ONESHOOT KAPAL GEN 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang