Levi x Aralie ( mencintai seorang yang bersikap kriminal )

401 43 4
                                    

Fiksi ya

















































Tring tring

Dering bell menandakan waktu upacara akan segera dilaksanakan, petugas Minggu ini adalah kelas 10 mipa 1.

Aralie selaku waketos, ia berjaga di gerbang.

"yang telat, baris di depan pagar dan keluarin antributnya". ___ aralie, sembari mengecek satu persatu para siswa yang datang terlambat.

"kalian masih diberi kesempatan karna lambat 5 menit jadi hukumannya nanti pungut 50 sampah paham!?" tegas aralie.

"iya paham". Jawab siswa yang terlambat.

Kebanyakan yang terlambat minggu ini adalah murid cowo, tak heran sih.

Setelah itu aralie mununggu di barisan belakang.

Upacara berjalan sudah 20 menit, untungnya cuaca hari ini mendukung, tak panas tak juga mendung.

Aralie segera menoleh kala disampingnya berdiri murid cewe berperawakan tinggi.

Baju yang keluar, tidak memakai almamater dan juga sepatu putih, serta diwajahnya ada bekas oli.

"kamu melanggar 3 peraturan". ___ aralie, mendongak untuk menatap sang lawan bicara.

"ya terus?" balas levi.

Ya, yang baru saja datang itu adalah levi.

"sebagai hukuman, kamu bersihin toilet cewe". ___ aralie.

"ogah gue, mending tidur". Balas levi.

Aralie menukik alisnya kesal.

"hukuman tetaplah hukuman, gak mau tau, selesai upacara kamu ikut aku". ___ aralie.

"nyenyenye, bacot lo, brisik". Kesal levi, ia menatap aralie sinis.

Aralie tak lagi menjawab karna dirimya sudah kesal saat ini. Supaya tidak terlepas emosi jadi, aralie hanya bisa diam tak mengubris levi.

"kalo gak banyak orang, udah aku tendang dia" batin aralie.

Aralie sedikit menjauhkan jarak baris antara dirinya dan levi.

Levi melirik. Levi menarik almamater lengan aralie.

"sorry". ___ levi sekilas, perlahan tangan yang memegang almamater aralie itu beralih menggenggam tangan aralie.

Beberapa pasang mata adik kelas aralie dan levi yang sedang memperhatikan keduanya.

"lepas, banyak orang". Bisik aralie.

"udah, fokus depan aja". Balas levi, ia enggan melepaskan tangan aralie.

Yang ada dengan iseng levi terus-terusan menoleh pada aralie.

Matanya menelisik dari mata, hidung, dan berhenti pada bibir sang waketos.

"lumayan". Batin levi.

Ia kembali menatap lurus ke depan.

"why? Ada yang di muka aku?" batin aralie.














Yeah, sekitar 30 menit mereka upacara akhirnya selesai juga. Sesuai dengan hukuman, kini levi mengerjakan dengan malas tentunya di awasi oleh aralie.

"ih, kamu kalo malas-malasan kapan selesainya, ini udah jam belajar ya. Buru di kelarin, aku gak mau ketinggalan pelajaran". Omel aralie, sembari berkacak pinggang menatap levi yang bersandar.

"sono lo balik kelas, gue gak perlu diawasin juga bakal gue kelarin, santai aja kali". ___ levi.

"gak, aku gak percaya, kamu itu cewe tukang kibul". ___ aralie.

"ya, ya, ya". Ejek levi.

"dari pada lo nungguin gue diluar toilet, mending lo bantu gue sini". ___ levi, dan menarik masuk aralie ke dalam toilet.

"eh!" kaget aralie.

Levi kepikiran dengan ide jahil. Lalu, ia mengunci pintu toilet.

Levi mendekat, sehingga keduanya hanya berjarak 1-5 cm.

"k-kamu mau n-ngapain?". ___ aralie, ia memalingkan wajahnya, kala wajah levi mendekat.

Levi meng-kabedon aralie.

"tahan sebisa lo". Bisik levi di telinga aralie.

















Eits, pikir aja sendiri kelanjutannya.


























"lev, udahh, kita masih ah stopph"





















Aralie menatap levi dengan keringat yang berada di dahinya. Sungguh, ia sangat gerah sekarang.

Levi mengelus-ngelus paha mulus aralie.

"mau lagi". Pinta levi.

"gak, udah. Aku gak sanggup, kaki aku lemes". ___ aralie, sembari merapikan kancing baju seragamnya.

"kan bisa pangku". ___ levi.

"gak, tadi aja aku gak kamu bolehin duduk". Balas aralie.

"oke fine, sana gih keluar, nanti pulang sekolah bareng gue. Tunggu gue di belakang sekolah". ___ levi.

Sebenarnya aralie tak tau apa hubungan antara dia dan levi. Tapi, jika dibilang tak punya hubungan, kenapa levi selalu melakukan hal yang tak wajar pada teman sendiri?

Tapi, bodohnya aralie tak pernah menolak semua ajakan levi. Apakah makna cinta itu buta, memang benar?

Aralie berjalan keluar toilet, meninggalkan levi yang masih akan melanjutkan hukumannya.

Sepanjang jalan menuju kelas, aralie memegang lehernya yang ada bekas hisapan levi.

"kurang ajar, udah tau masih di sekolah, masih di bikin tanda, mana ada 2 lagi" batin aralie kesal.

Tok tok

Aralie mengetuk pintu kelasnya.

"maaf miss telat, soalnya tadi lagi ngawasin siswa yang dapet hukuman". ___ aralie.

"oh, iya. Silahkan masuk". Suruh miss Dea.

"thank you miss". ___ aralie, hanya diangguki miss Dea.

"huh".

Teman sebangku aralie menoleh.

"kamu dari mana aja li? Dan itu leher kok ditutup, tumben?" ___ teman sebangku aralie, atau biasa di sapa ribka.

"tau, taulah kamu. Kalo aku gini ulah siapa". Pasrah aralie.

Mendengar itu, ribka hanya tersenyum.

"enak ya?" bisiknya, dengan cepat aralie memukul bahu ribka.

Ribka tertawa pelan.

"ngeselin banget sumpah". ___ aralie.


































End

ONESHOOT KAPAL GEN 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang