𝘽𝙪𝙡𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝘽𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 [An Older Sister Younger Brother]

Bab 4 : Orang ketiga

-masa lalu pun tiba-

"Tang, guwa mau bicara dulu. " Panggil Bela.

"Kalo ngga penting, skip aja deh." Sambil melangkah menjauhi Bela.

"Heh, ini tuh tentang Bulan loh. "

Seketika langkah Bintang pun terhenti dan ia membalikkan badannya ke arah Bela.

"Apa? " Tanya Bintang.

"Loh, aneh banget sih lu. Ah udahlah jadi gini . Guwa minta tolong ama lu jawab pertanyaannya guwa dengan jujur. "

"Iye."

"Btw ini demi kebaikan lo ya. " Timpal Bela.

"Hah, kesambet apa lu Bel. "

"Tstt, diem. Oke jadi gini. Lo suka ya ama Bulan. " Tanya Bela dengan penasaran.

"Ihh, ka- kagak. Napa lu kok nanya gitu."

"Beneran nih, kalo gitu ngapain lu jawab gugup gitu. "

"Suka suka guwa lah. "

"Hadeuh, gini nih. Hari ini tuh ada murid pindahan. Dan dia tuh dah kenal deket ama Bulan. Mungkin sih ya, si cowoknya tuh ada perasaan kali ya. Jadi kalo lo nggak suka ama Bulan, ya udah deh. Jangan nyesel ya kalo sampe direbut. " Jelas Bela.

"Emang dia kelas berapa. " Tanya Bintang.

"Kalo nggak salah sih kelas MIPA 3 , yaudah sekian bye bye. "

"Ye, ehh btw namanya siapa? " Tanya Bintang.

Bela yang sudah pergi pun tidak mendengar ucapan Bintang.

"Yah, nggak kedengeran. " Guman Bintang.

Bintang pun berjalan menuju ke kelasnya.

Pelajaran pertama di kelasnya adalah matematika.

Pelajaran yang paling dibenci Bintang.

"Ah ,elah matematika lagi pusing guwa." Guman Bintang sambil memegangi kepalanya.

***

"Coba nomor 4 dikerjakan oleh Bintang." Panggil pak guru.

Bintang yang duduk di pojok belakang melamun entah memikirkan apa.

"Heh, ni anak. Bintang maju sini. " Teriak pak guru.

Bintang yang masih menghadap ke tembok sampingnya pun terkejut.

"Hah kenapa pak? " Tanya Bintang dengan kebingungan.

"Ahahaha, pake nanya lu. Lagian ngapain lu ngelamun coba. Sana ngerjain nomor 4." Jelas Rafa.

"Ohh . Baik Pak. "

Bintang pun berjalan ke depan untuk mengerjakan soalnya.

"Tcihh, inimah easy banget. " Guman Bintang.