"Nanti sepulang sekolah langsung ke rumah Bu Maya kan? " tanya Bela.
" Iya, pokoknya masalah ini harus cepat cepat diselesaikan, " jawab Langit.
" Huhh, lagi lagi Bintang ngga masuk sekolah, "
" Ehh, tapi Raf, tadi Bintang chat aku loh,"
" Ha? Chat apaan Ngi? "
" Dia tanya, lu sekarang dimana sama siapa? Guwa jawab kan, di rumah sendirian kok. Dia bilang lagi, kalau gitu vc yuk, guwa mau bicara sama lu, "
" Langsung aku angkat kan panggilan dari dia, dan anehnya dia malah bilang minta maaf udah itu dimatikan teleponnya. Kebingungan kan aku ,aku chat lah, maksudnya apa? Keadaan lu sekarang gimana? Kenapa waktu kami datang kamu ngga ada? Malah ceklis satu. Aku telpon berkali-kali pun tetep ngga diangkat angkat, "
" Tapi jujur, setelah dengar cerita dari Pelangi, guwa semakin ngira kalau Bintang lah pembunuhnya. Kalau bukan dia, ngapain coba minta maaf, emang dia salah apa? Ngga bisa jaga Bulan terus malu ketemu sama kita? Ngga mungkin kan, " jelas Bela dengan nada yang tinggi.
" Udahlah, jadi sedih aku dengernya. Masa sih Bintang ngelakuin hal itu? " gelisah Rafa.
" Emangnya, lu ngga pernah saling berhubungan sama Bintang, "
" Ngga pernah Ngit, semenjak kejadian itu, "
" Kenapa yang dihubungi harus Pelangi. Padahal kan temen dekat dia kan Rafa, "
" Ngga tau juga, ehh btw yang mengurus kejadian ini siapa aja, "
" Polisi dan detektif terkenal di kota ini, "
" Ha? Detektif ? Siapa sih Ngit? " bingung Bela.
" Ya Bu Maya lah, siapa lagi coba, "
" Lahh, Bu Maya seorang detektif toh? Baru tau guwa? " ucap Bela.
" Iya, soalnya yang tau hanya Bulan dan guwa sendiri. Suaminya aja ngga tau pekerjaan istrinya, "
" Waduhh, kalau aja tau, pasti ngga berani lakuin hal itu, "
" Pastinya sih, udahan yok, kembali ke kelas hampir masuk nihh, " ajak Pelangi.
Ketika Pelangi melangkah lebih dulu dari Langit, ia merasa bahwa Pelangi sekilas mirip Bulan. Bersikap seolah wanita yang kuat padahal sakitnya memuncak padat.
Rambut yang bersinar keemasan, seperti pertanda datangnya kemenangan.
***
" Udah siap kan, kalian semua? " tanya Langit.
" Udah nih, guwa yang mimpin di depan ya, "
" Iyalah Raf, lu kan yang tau tempatnya, " jawab Pelangi.
Di posisi ini tentu saja Bela dibonceng Rafa, sedangkan Pelangi dibonceng oleh Langit.
" Makasih ya Ngit, udah mau bonceng guwa, maaf kalo ngrepotin hehe, "
" Santai aja lah, lu kagak ngrepotin amat kok, cuma ngrepotin dikit, "
" Ihh, jahat amat lu, "
" Canda canda, "
Ya, itulah obrolan sepanjang jalan, canda dan tawa selalu menyertainya.
Sampai sampai ia lupa dan mengatakan hal yang mengejutkan.
" Eh eh, liat liat, lu tau nggak kucing itu mirip siapa? " tanya Langit.
" Engga, emangnya mirip siapa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘽𝙪𝙡𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝘽𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 [An Older Sister Younger Brother]
Teen Fiction" Guwa suka sama lo Bul. " " Guwa juga suka sama lo Tang. " Kisah dua orang yang jatuh cinta. Namun pada akhirnya bersatu sebagai keluarga. Hanya karangan penulis semata!! Jika ada kesamaan di cerita lainnya (guwa juga ngga tau kok tanya saya) Up...